SURABAYA, mataberita.co.id__ Ada 3 kasus Covid-19 varian India B1617.2 atau varian Delta masuk ke wilayah Jawa Timur (Jatim). Ketiga pasien terpapar varian India ini ditemukan saat penyekatan Suramadu. Epidemiolog asal Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr dr Windhu Purnomo mengatakan. Varian Delta ini lebih berbahaya dibanding dua varian lain yang sudah masuk ke Jatim. Yakni varian Alpha atau B117 dari Inggris hingga varian Beta atau B.1351 yang ditemukan di Afrika Selatan.
“Apa pengetahuan kita tentang varian Delta? Didapat dari penjelasan para ahli virologi, secara fisik varian itu kan berkenaan dengan bagaimana kemampuan dia untuk menular dan menghindari antibodi. Yang disebutkan para ahli virus, varian Delta ini jauh lebih berbahaya dibandingkan varian lain yang ditemukan di Indonesia, dibandingkan varian Alpha dari Inggris dan varian Beta dari Afrika Selatan,” papar Windhu di Surabaya, pada Selasa (15/06/2021).
Sebelumnya, varian Delta ini ditemukan melalui genome sequencing yang dilakukan para ahli di ITD Unair. Windhu menyebut varian delta memiliki karakteristik 98% lebih menular. “Karakteristiknya varian Delta lebih menular dari varian Alpha yang ditemukan di Jatim. Padahal yang varian Alpha itu 70% lebih menular dari yang biasa. Ini yang Delta justru 40% lebih menular dari varian Alpha. Jadi varian Delta ini 98% lebih menular dari yang original. Jadi hampir dua kali lipat lebih menularnya,” jelasnya.
KLIK JUGA : Wapres Ma’ruf Amin : Vaksinasi di Kota Tangerang Tertinggal
Tak hanya itu, Windhu mengatakan. Rnol atau R0 yakni tingkat penularan dari satu orang positif Covid-19 ke yang lainnya pada varian lama bisa menularkan hingga ke empat orang. Namun, varian Delta ini bisa menulari 7-8 orang.
“Perkiraan tingkat menular yang biasa kita sebut Rnol atau R0 yakni satu orang bisa menulari berapa orang. Covid-19 bisa menulari sampai empat. Masing – masing orang yang terinfeksi bisa menulari empat. Jika varian Delta ini 98% lebih menulari, bisa menulari 7 sampai 8 orang. Bayangkan, kecepatan replikasinya lebih cepat dari pada yang varian asli dan ini lebih berbahaya,” tutup Windhu.
Discussion about this post