PEKALONGAN, mataberuta.co.id__ Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kota Pekalongan memfasilitasi pencari kerja dan perusahaan melalui Job Fair Mini Online 2021. Yang mana ini merupakan kerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan. Keduanya memang bersinergi untuk terus mengupayakan menekan angka pengangguran di Kota Pekalongan yang tahun lalu mencapai 7,02 persen. Sehingga berusaha ditekan dari angka tersebut hingga targetnya 0 persen.
Job Fair Mini Online 2021 pun dibuka secara resmi oleh Wali Kota Pekalongan H. Achmad Afzan Arslan Djunaid, SE. (Aaf) di Ruang Kresna Setda Kota Pekalongan pada (30/06/2021) baik secara langsung dan virtual. Hadir dalam Job Fair adalah Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Slamet Haryadi, SH.MHum., Kepala Seksi Penempatan Kerja Heryu Purwanto, Ketua UPKK dan BKK Kota Pekalongan dan Pimpinan atau Perwakilan dari Perusahaan. Job Fair diikuti pula oleh peserta yaitu masyarakat Kota Pekalongan.
Kepala Disperinaker mengatakan. Bahwa meskipun dilakukan secara online, cukup banyak perusahaan juga yang berpartisipasi. “Ya ini kan masa pandemi kan ya. Jadi ini kita menggunakan cara lain, dengan cara online ini. Kita coba via online. Perusahaan juga lumayan, hampir 31 perusahaan yang bergabung. Nanti dengan sistem rekrut online juga untuk lebih dari 700 lowongan kerja. Nah nanti berharap itu lowongan bisa terisi semua khususnya warga Kota Pekalongan yang saat ini memang membutuhkan pekerjaan,” jelasnya.
“Ada dari Batang, dari Semarang, dari Jakarta juga ada, disamping yang dari Pekalongan sendiri. Ya kita kan ada pusat pemantaunya dari Dinas itu. Nanti siang sudah kita tahu yang mendaftar hari ini dan besok terakhir. Itu kita bisa pantau perkembangannya. Macam – macam ada marketing, tenaga di bidang operator ada. Karena kan perusahaannya macam – macam. Ada industri pengolahan, ada perdagangan, ada keuangan, ada garmen, bervariasi. Tidak hanya satu dua macam jenis jabatan, tapi beragam,” terang Slamet Haryadi.
Slamet Haryadi menerangkan bahwa memang ada penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. “Kalau tahun lalu, insya Allah 38 itu. Jadi ada penurunan mungkin karena pandemi ya. Tapi kurang lebihnya sama lah, tidak beda jauh juga. Ya kita kan tidak mungkin ya menolak. Cuma kita mengadakan. Ya silakan kami dorong yang tetap warga Kota Pekalonga. Tapi misalnya ada luar kota ingin mendaftar ya bisa saja. Toh pada akhirnya kan ada sistem seleksi, rekrutmen ya. Nanti kan perusahaan yang berwenang semua,” katanya.
“Untuk menentukan, siapa yang diterima dan sebagainya, nanti pihak perusahaan. Kita memfasilitasi saja, mempertemukan ya. Supaya perusahaan mendapatkan calon – calon tenaga sesuai dengan yang dibutuhkan. Pekerja juga sama. Pencari kerja ini kita dekatkan supaya bisa mencari pekerjaan yang dia inginkan. Intinya mempertemukan mereka. Ya kami berharap bisa terserap semua 100 persen. Ya minimal tidak kurang dari 90 persen lah, harapan kami. Kalau realease BPS itu kan tahun 2020 lalu kan 7,02 persen,” tambah Kepala Disperinaker.
Kepala Disperinaker juga mengatakan bahwa ini merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan harapan. Tak ada lagi pengangguran di Kota Pekalongan. “Artinya kan kalau diantaranya 100 orang itu angkatan kerja itu 7 diantaranya kan memang betul – betul nganggur. Kami tekan supaya lebih rendah lagi. Bisa turun harapannya, mudah – mudahan, pandemi turun dan ekonomi semakin pulih,” tandasnya. Sementara Kepala Seksi Penempatan Kerja menjelaskan bahwa perusahaan akan lebih mudah mencari kandidat yang diinginkan melalui Job Fair semacam ini.
“Lah nanti setelah perusahaan membuka lowongan. Terus pencari kerja mengklik lowongannya itu, nanti perusahaan bisa lihat profil pencari kerjanya. Misal yang melamar 10, dia bisa lihat profilnya, termasuk foto, ijazah semuanya. Nah nanti tinggal diverifikasi, diterima atau ditolak. Nanti kalau diterima, perusahaan akan menghubungi langsung lewat WA atau email yang sudah dicantumkan tadi oleh pencari kerja. Selanjutnya akan diwawancara oleh perusahaan. Semua kewenangan perusahaan setelah itu,” lanjut Heryu Puwanto.
Lebih lanjut, Heryu menjelaskan bahwa permasalahan diterima atau tidaknya, semua bergantung antara perusahaan dan kemampuan pencari kerja yang dibutuhkan perusahaan. “Mau diterima, ditolak atau dipertimbangkan menjadi kandidat itu diserahkan ke sistem dan perusahaan. Kita hanya mewadahi saja. Yang sistem online tadi sudah 300 orang. Tapi yang google form belum. Kalau target kami itu dari awal itu target perusahaan, bukan target pencari kerja. Yaitu 20 perusahaan sampai minggu terakhir itu 20, selang 3 hari nambah 10, kurang 3 hari itu jadi 31 perusahaan,” ungkapnya.
Menurut Heryu, memang sebelumnya lebih banyak perusahaan yang berpartisipasi, sekitar tahun 2018 hingga 2019. “Kalau tahun – tahun lalu itu, 2018, 2019 itu dengan offline. Jadi bertemu langsung perusahaan dengan pencari kerja di suatu tempat dalam suatu waktu. Nah karena ini online, di masa pandemi. Nanti ya sistemnya ya online seperti ini. Kalau pengumumannya tergantung perusahaan. Misalnya mereka butuh untuk bulan Agustus, mereka kan memakai di bulan Agustus,” jelasnya.
“Tetapi perusahaan ini mempunyai kewajiban untuk memanggil kandidat yang sudah terseleksi. Diperinaker hanya memfasilitasi tempat apabila perusahaan tidak mempunyai tempat untuk rekrutmen. Misalnya untuk wawancara atau psikotest, kita sediakan ruangan khusus untuk melaksanakan kegiatan tersebut apabila perusahaan membutuhkan. Pemanggilan psikotes dan wawancara tergantung dari perusahaan,” pungkas Kepala Seksi Penempatan Kerja. (Herdy Ramahwan/Ayu Yulia Yang)
KLIK JUGA : Polri Raih Predikat WTP Delapan Tahun Berturut – Turut dari BPK
Discussion about this post