JAKARTA, mataberita.co.id__ Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. Dr. Drs. Petrus Reinhard Golose, MM. pernah menyatakan. Bahwa data terbaru yang diperoleh BNN di lapangan menunjukkan ada 983 desa yang masuk kategori Bahaya. Alhasil, spekulasi masyarakat pun bergulir. Salah satunya seperti di Kepulauan Nias (Kepni). Muncul dugaan penyalahgunaan narkoba lewat dana desa dan Kepulauan Nias yang dikatakan Darurat Narkoba. Ada pula yang mengatakan oknum dalam TNI – Polri dan BNN terlibat dalam peredarannya, lantas apa kata Kepala BNN?
“Saya rasa secara keseluruhan, kalau berbicara tentang Sumber Daya Manusia, berbicara tentang alat dan peralatan. Walaupun negara – negara maju, mereka juga selalu mengatakan kekurangan. Jadi saya bilang, apabila kita bicara tentang kekurangan itu pasti semua. Tetapi memang boleh saya katakan bahwa peredaran gelap narkotika banyak terjadi di Sumatera Utara. Kenapa? Karena saya terangkan tadi. Bahwa masuknya sekarang sabu ini banyak lewat pantai timur Sumatera. Banyak lewat pelabuhan – pelabuhan,” ungkapnya.
Kepala BNN juga menjelaskan bahwa ada beberapa tempat strategis untuk mengedarkan narkoba. “Bahkan juga tempat – tempat yang amat sangat dekat dengan Sumatera Utara. Kemudian ke bawah juga ke Riau, ke atas ke Aceh. Kita melakukan operasi disana. Bekerja sama dengan semua stake holder. Dan memang salah satu untuk mengetes itu adalah menggunakan tes urine. Dan kita juga akan upayakan. Termasuk memang untuk melihat apakah para pengguna ini masih dalam batas yang sebagai pengguna atau dengan pengedar,” lanjutnya.
“Nah, sehingga berkaitan dengan ini, saya mengirimkan juga tim untuk meningkatkan kemampuan rehabilitasi. Dan bagaimana yang paling penting adalah berkaitan dengan rehabilitasi ini kalau kekurangan fasilitas adalah program yang kita sebut dengan intervensi berbasis masyarakat. Kita juga harus bersama – sama dengan Kementerian/Lembaga. Jadi, disinilah kita lihat bahwa penanganan narkotika ini harus secara holistik. Harus secara keseluruhan. Itu melibatkan juga berbagai instansi,” jelas Petrus Golose.
Petrus Golose juga menerangkan bahwa memang harga narkoba di Sumatera Utara khususnya sabu dikategorikan paling murah. “Untuk wilayah Sumatera Utara sendiri, dari hasil penelitian, memang harga sabu itu paling murah dibandingkan dengan wilayah lain. Sehingga kita banyak melakukan operasi. Dan hasilnya luar biasa. Tetapi kita perlu tingkatkan. Sehingga hal – hal yang seperti ditanyakan tadi itu bisa kita eliminer, kita tekan,” imbuhnya.
“Berkaitan dengan tes urine, yang kita tes itu hanya berkaitan dengan pengguna. Tetapi juga berkaitan dengan pemberantasan, itu kita melakukan penyelidikan, penyidikan kemudian mapping. Kemudian bagaimana kita melakukan upaya – upaya taktik dan teknik berkaitan dengan pengungkapan kasus narkoba bermacam – macam. Salah satunya adalah dengan tes urine. Tapi apabila bagi Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia kalau hanya pengguna maka saya perintahkan kepada jajaran. Apabila setelah dites urine tersebut untuk dilakukan rehabilitasi. Sehingga itu bukan sasaran. Yang perlu bagi kita adalah memutus, memotong jaringan peredaran narkotika,” pungkas Kepala BNN. (Martin Buulolo/Ayu Yulia Yang)
KLIK JUGA : Ikut Tolak Berita Acara TWK, Dedikasi Wakil Ketua KPK Dipertanyakan
Discussion about this post