JAKARTA, mataberita.co.id__ Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diketahui membeli Pesawat Kepresidenan pada tahun 2014. Pesawat berjenis Boeing Business Jet 2 (BBJ2) tersebut dibeli dengan harga Rp 840 miliar yang dicat biru muda. Pembelian Pesawat Kepresidenan tersebut sempat mendapat kritik dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kala masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Kini Jokowi mengecat merah putih, mendapat pro kontra, kenapa?
Jokowi dulu mengatakan. Bahwa anggaran yang dikeluarkan untuk pesawat seharusnya bisa digunakan untuk anggaran kebutuhan mendasar negara. Seperti pendidikan dan kesehatan yang harus dipenuhi. Namun, baru – baru ini Jokowi mengubah konsep warna Pesawat Kepresidenan menjadi merah dan putih yang sebelumnya berwarna biru muda. Pergantian warna itu menghabiskan dana miliaran rupiah.
Biaya Cat Ulang Pesawat Capai Rp 2 Miliar
Pengamat penerbangan Alvin Lie mengkritisi biaya cat ulang Pesawat Kepresidenan tersebut. Biaya cat ulang pesawat setara jenis B737-800 bekisar antara USD 100 ribu hingga USD 150 ribu. Nilai itu setara dengan Rp 1,4 miliar sampai dengan Rp 2,1 miliar. Dia membeberkan bahwa biaya tersebut merujuk pada biaya pengecatan ulang pesawat B737-800 penerbangan sipil.
Alvin juga menjelaskan. Bahwa ada dua metoda pengecatan ulang. Yang pertama dicat dengan warna dan pola baru. Kemudian stripping yaitu cat lama dikupas total hingga ke kulit pesawat (bare metal) baru dicat ulang. “Biaya cat ulang saya merujuk pada biaya yang umumnya berlaku untuk pengecatan ulang pesawat B737-800 penerbangan sipil,” katanya pada Selasa (03/08/2021).
Lebih lanjut, Alvin juga menyayangkan pengecatan pesawat tersebut saat negara sedang menghadapi pandemi serta krisis ekonomi. Pemerintah, kata dia, seharusnya menunjukkan sense of crisis yang apabila bukan kebutuhan mendesak perlu ditangguhkan.
KLIK JUGA : PDIP Balas Protes Demokrat soal Pesawat Kepresidenan
“Cat ulang & ubah warna pesawat bukan kebutuhan mendesak. Pesawat Kepresidenan usianya baru 7 tahun. Jarang dipakai. Perawatan bagus, penampilan juga masih layak. Tidak ada urgensi dicat ulang atau ubah warna,” ungkap Alvin.
Tak sampai disitu, Politikus PKB Luqman Hakim juga mengkritik soal pergantian warna Pesawat Kepresidenan. Dia meminta agar Kemensetneg minta maaf terkait pengecatan Pesawat Kepresidenan yang mengeluarkan biaya hingga Rp 2 miliar. Karena, menurutnya, ini sangat tidak tepat dilakukan di tengah kesulitan rakyat akibat pandemi.
“Sebaiknya jajaran Kemensetneg minta maaf saja secara terbuka kepada masyarakat. Akui khilaf dan tidak punya sensitifitas terhadap penderitaan rakyat akibat pandemi covid-19,” kata Luqman pada Selasa (03/08/2021).
Luqman juga mengatakan alangkah lebih baik apabila uang sebesar Rp 2 miliar itu dipakai untuk bantuan sosial kepada masyarakat. “Harusnya anggaran pengecatan ulang pesawat kepresidenan kalau dibelikan beras dan dibagi ke masyarakat di tengah situasi sulit sekarang ini, tentu lebih bermanfaat,” tukas Luqman.
Discussion about this post