JAKARTA, mataberita.co.id__ Sepertinya Dinasti Cikeas tak konsisten. Sebab kata – kata yang dilontarkan terkadang berubah – ubah. Presiden ke – 6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut Pemerintah telah gigih menangani pandemi Corona. Sikap SBY itu dinilai semakin memperjelas Partai Demokrat tidak konsisten sebagai oposisi dan memainkan politik dua kaki. Sebab sebelumnya SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengkritik Pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19.
Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebut. Pernyataan SBY itu secara tidak langsung memuji upaya Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) dalam melawan Corona. Berbeda dengan kader Partai Demokrat (PD) yang senantiasa mengkritik. “Itu secara tidak langsung bentuk pujian SBY terhadap pemerintah dalam penanganan pandemi. Sementara kadernya bilang pemerintah gagal total,” katanya pada Selasa (17/08/2021).
Adi menyebut. Pernyataan SBY itu menggugurkan kritikan yang disampaikan oleh elite Partai Demokrat selama ini. Dia mengatakan. Partai Demokrat senantiasa mengkritik penanganan pandemi yang dilakukan oleh pemerintah.m”Pernyataan SBY itu kan seakan – akan menggugurkan semua kritikan kader Demokrat selama ini. Yang hampir tiap hari mengkritik, mem-bully dan menghujat kebijakan politik Pemerintah terkait penanganan pandemi,” katanya.
“Coba bayangkan, berbulan – bulan mengkritik soal pandemic. Tapi pernyataan SBY yang menyatakan pandemi ini sudah maksimal dilakukan Pemerintah. Seakan – akan sudah mengubur semua kritik itu,” lanjut Adi. Menurutnya, walaupun SBY menyampaikan pendapatnya di acara resmi kenegaraan, tidak salahnya mengkritik Pemerintah. Seperti yang dilakukan selama ini oleh Partai Demokrat. Dia menyebut. Di Hari Kemerdekaan RI informasi pahit juga perlu disampaikan agar memiliki cara untuk mengatasinya.
KLIK JUGA : Amandemen UUD 1945 Dikhawatirkan PKS, Melebar ke Jokowi 3 Periode
“Kalau pun toh ingin menampilkan sikap kenegaraan, memang SBY harus menunjukkan kepada publik sesuai dengan yang sering terjadi di Partai Demokrat, mengkritik segala macam. Di Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ini bukan saja optimisme, ya info – info manis yang kita dapat. Info pahit juga harus kita siapkan bagaimana cara menghadapinya ya kan,” jelas Adi.
Lebih lanjut, cara berpolitik Partai Demokrat, kata Adi, serba tanggung. Sebab, Partai Demokrat kadang galak sebagai oposisi. Namun pada saat yang sama juga suka memuji pemerintah Jokowi. “Sejak lama cara berpolitik Demokrat ini serba tanggung ya. Galak sebagai oposisi tapi pada saat bersamaan juga suka memuji yang dilakukan pemerintah. Ini yang kemudian membuat repot antara elite dan kader – kader dan aktivis di bawah – bawah kan,” katanya.
“Apa yang terjadi pada SBY dan elite Demokrat itu menjadi bukti yang cukup konkrit. Satu sisi SBY harus menampakkan dirinya sebagai negarawan. Bagaimana pun juga SBY ini adalah Mantan Presiden 2 periode. Pada saat bersamaan, para kader Demokrat tidak bisa menahan diri untuk terus menerus menyerang pemerintah,” lanjut Adi.
KLIK JUGA : Megawati Soekarnoputri Mundur dari Ketua Umum PDIP, Fakta atau Hoak?
Adi menilai. Sejak awal Partai Demokrat sulit memposisikan diri terhadap Pemerintah. Sehingga Demokrat sering bermain politik dua kaki. “Ini yang sejak awal Demokrat kesulitan untuk memposisikan dirinya sebagai oposisi atau pro Pemerintah. Makanya tidak mengherankan. Demokrat ini selalu bermain memang di dua kaki. Nah itu yang kemudian tampak pada Demokrat,” tuturnya.
Partai Demokrat, menurut Adi, harus menunjukkan identitasnya. Sebab bermain politik 2 kaki dinilai tidak akan menguntungkan partai. “Kalau Demokrat ingin tampil konsisten ya tampakkan jenis kelaminnya. Jangan bermain politik 2 kaki atau lebih cenderung ke tengah itu tidak menguntungkan di tengah suasana batin masyarakat yang terbelah. Masyarakat kita kan hitam putih, mau pro pemerintah atau anti pemerintah. Kalau minyak – minyak, air – air,” tuturnya.
Beberapa saat yang lalu, Partai Demokrat senantiasa mengkritik penanganan pandemi di Republik Indonesia. Awalnya Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhono (Ibas) yang bersuara. Dia berbicara keras soal kemampuan Pemerintah menghadapi pandemi. Dia tidak ingin Indonesia menjadi bangsa gagal dalam penanganan pandemi Corona.
KLIK JUGA : Rahasia Kesuksesan Hary Tanoesudibjo Terungkap, Paket C Bukan Akhir Segala Karir
“Begini ya, Covid-19 makin mengganas. Keluarga kita, sahabat kita, dan orang – orang di lingkungan kita banyak yang terpapar, bahkan meninggal dunia. Sampai kapan bangsa kita akan terus begini? Jangan sampai negara kita disebut sebagai ‘failed nation’ atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya,” kata Ibas dalam keterangan tertulis yang dibagikan Kepala Bakomstra PD Herzaky Mahendra Putra, pada Rabu (07/07/2021).
Lalu Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga ikut mengkritik kondisi ekonomi RI. AHY menilai kondisi ekonomi Indonesia saat ini tidak ideal. Lalu dia mempertanyakan, mampukah RI menangani pandemic? “Idealnya, kita selalu naik kelas. Jangan tinggal kelas, apalagi turun kelas. Masalah gentingnya, bukan dimana status kelas kita saat ini. Tapi mampukah negara ini menyelamatkan rakyatnya dari Covid?” katanya dalam keterangan tertulis.
SBY kemudian juga berkomentar soal pandemi Corona. Dia berharap Tuhan membimbing Pemerintah dan masyarakat melewati ujian ini. “Tuhan, seraya gigih berikhtiar, kami tetap memohon kemurahan hati-Mu. Selamatkan negeri kami dan kami semua. Bimbinglah pemerintah kami dan juga kami masyarakat Indonesia agar dapat mengatasi pandemi besar ini. Amin,” tulisnya dalam akun Twitter-nya yang bercentang biru seperti dilihat pada Rabu (28/07/2021).
Discussion about this post