JAKARTA, mataberita.co.id__ Kelompok Taliban kini berkuasa di Afghanistan, perempuan tak . Mereka mengatakan bahwa para perempuan perlu pendamping atau mahram bila berpergian selama beberapa hari. Mereka juga melarang musik di negara tersebut.
“Jika mereka pergi ke sekolah, kantor, universitas, atau rumah sakit, mereka tidak membutuhkan mahram,” kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid. Dia juga menjelaskan. Bahwa para perempuan membutuhkan pendamping atau mahram selama perjalanan tiga hari atau lebih.
Mujahid juga menjelaskan. Bahwa musik akan dilarang di negara Afghanistan.”Karena dilarang dalam Islam. Kami berharap. Kami dapat membujuk orang untuk tidak melakukan hal-hal seperti itu, daripada menekan mereka,” paparnya pada Jumat (27/08/2021).”
KLIK JUGA : Yahya Waloni Ditangkap, Dijerat Hukuman Berlapis?
“Kami ingin membangun masa depan. Dan melupakan apa yang terjadi di masa lalu,” imbuh Mujahid. Dia telah memperingatkan. Pada awal pekan ini, para perempuan yang dipekerjakan di Afghanistan untuk sementara tinggal di dalam rumah.
Hal itu dilakukan tak lain sampai Taliban melatih pasukan keamanan tentang cara menangani perempuan. “Pasukan keamanan kami tidak terlatih (dalam) bagaimana menangani perempuan. Bagaimana berbicara dengan perempuan (untuk) beberapa dari mereka,” kata Muhahid.
“Sampai kami memiliki keamanan penuh . Kami meminta perempuan untuk tinggal di rumah,” tukas Muhajid. Diketahui Taliban baru – baru ini mengatakan. Bahwa mereka akan menghormati hak – hak perempuan. Akan tetapi, berbagai laporan dari lapangan menunjukkan cerita yang berbeda.
KLIK JUGA : Ahok dan Puput Dikaruniai Putri Cantik yang Namanya Penuh Makna
Bahkan para perempuan mengungkapkan ketakutan. Bahwa Taliban akan kembali ke pemerintahannya dari tahun 1996-2001. Selama tahun – tahun itu, perempuan tidak diizinkan bersekolah atau bekerja. Hanya bisa meninggalkan rumah dengan kehadiran seorang pria dan diwajibkan mengenakan penutup kepala hingga ujung kaki.
Seorang mantan jurnalis Afghanistan yang melarikan diri dari negara itu pada tahun 2015, Rukhsar Azamee, berbicara dalam program ‘The Story’ Fox News. Dia mengatakan bahwa hatinya untuk semua perempuan di Afghanistan. “Mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk bersekolah, kuliah dan (tidak) memiliki hak untuk bekerja atau hanya meninggalkan rumah tanpa laki – laki,” ucapnya.
“Ini menghancurkan. Menyedihkan. Kami juga melihat tanda – tanda tindakan itu. Sudah banyak perempuan sekarang di stasiun – stasiun televisi milik negara di Kabul. Bahwa wartawan perempuan dan pembawa acara televisi tidak diizinkan untuk kembali bekerja. Meski memiliki ID, kredensial untuk bekerja. Itu memprihatinkan,” kata Mujahid mengakhiri.
Discussion about this post