JAKARTA, mataberita.co.id__ Aroma tak sedap muncul usai Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari dan suaminya DPR RI, Hasan Aminuddin terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT). Pasangan sejoli itu kini resmi ditetapkan jadi tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus jual beli jabatan Kepala Desa (Kades) di Kabupaten Probolinggo. Dinasti politik yang dibangun oleh Hasan Aminuddin selama 20 tahun berjaya dipercaya akan runtuh dalam sekejap.
Bahkan, disebut banyak warga Probolinggo mengaku bahagia mendengar kabar penangkapan tersebut. Memang banyak cerita dari warga selama Tantri menjabat sebagai Bupati Probolinggo. Jalan pemerintah disebut ada campur tangan Hasan Aminuddin. Ada juga kabar yang menyebutkan. Pejabat atau ASN yang tak pro dengan kebijakannya harus siap – siap dimutasi.
Dari data yang berhasil dihimpun, Bupati Tantri yang belum genap setahun menjabat sebagai Bupati, sudah 4 kali melakukan rotasi bawahannya. Terakhir pada satu bulan lalu, setidaknya ada 3 ASN eselon II dan 15 ASN eselon III yang dirotasi.
KLIK JUGA : KPK : Bupati Probolinggo bersama Suami DPR Ditetapkan Tersangka Jual Beli Jabatan
Tiga ASN eselon II yakni :
– R Umar sebagai Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman & Pertanahan
– Hengky Cahyo Saputra sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum & Penataan
– Taufik Alami sebagai Kepala Dinas Perhubungan
15 ASN eselon III yakni :
– Ferry Pribadi sebagai Camat Krucil
– Imron Rosadi sebagai Camat Pakuniran
– Teguh Prihantoro sebagai Camat Tiris
– Febria Hidayat sebagai Camat Kotaanyar
– Selviningtyas sebagai Camat Dringu
– Mariyono sebagai Sekretaris Dinas Perpustakaan & Kearsipan
– Maliki sebagai Dinas Sosial
– Suud Maheli sebagai Kepala Bagian Pengadaan Barang & Jasa Sekretaris Daerah
– Soeharto sebagai Sekretaris Dinas PUTR
– Raden Retno sebagai Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman
– Juhono sebagai Kepala Bagian Adminitrasi
– Muhammad Abdi Utoyo sebagai Kepala Tata Ruang Dinas PUTR
– Asrul Bustani sebagai Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUTR
– Nasir sebagai Sektoris Dinas Peizinan & Perdagangan
KLIK JUGA : Anggota DPD, Jimly : Ibu Kota Negara Baru Bisa Mangkrak Kayak di Zaman SBY
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistika dan Persandian Kabupaten Probolinggo, Yulius Christian mengatakan. Rotasi merupakan hal lumrah dalam suatu organisasi. Namun yang menggelikan, saking seringnya mutasi, dia mengaku sampai tidak ingat. “Saya tidak ingat ya. Tapi itu (mutasi) hal yang biasa. Pertimbangannya agar ASN bisa terus terpacu meningkatkan kinerjanya,” katanya.
Yulius juga membantah. Bahwa mutasi ada motif Bupati Tantri untuk memberikan hukuman bagi para ASN yang sering mengkritisi kebijakan pemerintahannya. Proses mutasi dipastikan telah melewati objektivitas kinerja ASN. “Itu tidak bisa dibuktikan. Kita bicara yang pasti-pasti saja,” ujarnya.
Sementara, salah seorang warga Probolinggo, Roni mengaku. Dia bahagia mendengar kabar Bupati Tantri dan Hasan Aminuddin ditangkap KPK. Menurutnya, selama 20 tahun dinasti politik Hasan Aminuddin berkuasa di Probolinggo, semua kebijakan Pemerintah berjalan anti kritik. “Sudah jadi sebuah legenda, PNS yang komen sembarangan tentang mereka (Tantri dan Hasan, red) sudah pasti kena mutasi,” pungkasnya.
Discussion about this post