PEKALONGAN, mataberita.co.id__ Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan terus melakukan upaya untuk mengatasi musibah banjir rob di Kota Pekalongan. Tanggul yang jebol dan sungai yang limpas diidentifikasi dan diberikan penanganan. Pemkot melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) pun menyiapkan skema penanganan banjir dan rob di Kota Pekalongan. Salah satunya dengan adanya pembangunan tanggul maupun bendung gerak.
Bendung gerak itu tak lain berfungsi untuk menahan intrusi air laut, menjaga debit air, menambah pasukan air baku dan penggelontoran sedimen sungai untuk pengendalian banjir. Kepala Bappeda Kota Pekalongan, Ir. Anita Heru Kusumorini, MSc. menjelaskan pada (03/09/2021). Bahwa Pemkot Pekalongan sudah mulai menata titik – titik yang perlu segera dikeringkan. Kemudian, di wilayah itu, Pemkot akan menyediakan pompa – pompa untuk memompa genangan yang ada.
Menurut Anita, terkait pekerjaan pembangunan tanggul maupun bendung gerak tentunya akan memperhatikan masalah tersebut. “Tidak mungkin bendung gerak itu akan dibangun sampai tertutup semua jika kolam retensi belum jadi. Sehingga, memang ada prioritas mana dulu yang akan dikerjakan,” tuturnya. Dia juga menyebutkan. Dari prioritas tersebut, yang akan dikerjakan terlebih dahulu yakni pengadaan kolam retensi termasuk tambat labuh kapal. Jika sudah selesai, maka kapal yang disisi hulu akan dipindahkan.
KLIK JUGA : Jokowi Diberhentikan dari Presiden?
Kemudian, setelah itu baru bendung gerak akan dibuat. Lebih lanjut, menanggapi adanya pro kontra di tengah masyarakat terkait bendung gerak tersebut, Anita menegaskan. Bahwa pembangunan bendung gerak ini bukan berarti menutup Sungai Lodji secara total. “Melainkan ada pintu – pintu disitu, ditutup total kalau air laut lebih tinggi daripada air sungai. Dengan demikian air laut tidak masuk ke darat. Namun, kalau air laut rendah, ya dibiarkan secara alami air sungai itu mengalir ke laut,” jelasnya.
“Jadi pintunya dibuka. Namun tidak selamanya ditutup. Tetapi yang bisa melewati itu hanya air tersebut. Sementara kapal – kapal sudah tidak bisa lewat lagi. Bukan berarti ditutup total terus nantinya sungainya akan meluap,” tegas Anita. Disampaikan pula, jikalau pun pintu ditutup, air tersebut akan mengalir ke kolam retensi terlebih dahulu. Kemudian baru dipompa. Artinya, dibuatkan penampungan yang luas dulu, baru dilakukan pemompaan dan diatur ketinggian airnya.
“Termasuk kaitannya, sungainya menjadi menyempit. Tetapi mungkin di beberapa titik ada yang sedikit maju ya. Namun kapasitas sungainya dinaikan. Karena kondisi tanggulnya tinggi. Sehingga daya tampungnya meningkat. Kemudian, permukaan air akan diturunkan sampai ke titik tertentu lebih rendah dari sekarang. Sehingga daya tampungnya ketika hujan akan lebih banyak,” tukas Anita. (Herdy Ramahwan/Ayu Yulia Yang)
Discussion about this post