JAKARTA, mataberita.co.id__ Menanti gerakan politik milenial Ono Niha. Ono Niha dimaksud adalah masyarakat Kepulauan Nias (Kepni). Merupakan tema webinar online yang dilaksanakan pada Minggu (12/09/2021). Yang mana dilatarbelakangi oleh kepopuleran kata milenial dan anak muda. Di Pemilu 2019 dan Pilkada 2020 silam, persentase anak muda mendominasi jumlah pemilih pada pemilu dan pilkada yang lalu. Wajar saja, bila kelompok ini menjadi komoditas politik yang paling menjadi target klaim para politisi pada pemilu 2019 silam. Bahkan tak jarang para politisi dan kandidat di dalam kontestasi yang mempermak diri dengan style kekinian, identik dengan anak muda.
Sayangnya, setelah kompetisi politik usai, anak muda tak lagi banyak dilibatkan dalam agenda perpolitikan. Ruang – ruang aktualisasi diri yang digaungkan dan dijanjikan saat kampanye pun seakan hanya merupakan lip service. Anak muda hanya dijadikan ‘volunter’ dan pendulang suara saja. Sebab anak muda hanya dipandang sebagai entitas yang mendominasi pemilih dan punya kekuatan basis massa yang besar.
Selain entitas pemilih terbesar, yakni 52% dari jumlah total pemilih di Indonesia. Tak lain dengan kekuatan seperti itu, anak muda seharusnya mampu mengorganisir diri baik sebagai penyeimbang (balancing) kekuasaan, aktor perumus kebijakan, hingga pelaksana sekaligus pengawal kebijakan. Namun sayang, kekuatan dan kemampuan intelektual yang dimiliki anak muda tidak berbanding lurus dengan antusiasme anak muda untuk terlibat apalagi bertarung dalam gelanggang politik.
Sebaliknya dengan idealisme yang dimilikinya membuatnya jadi skeptis melihat realitas politik. Pasalnya kontestasi politik tidak boleh hanya bermodalkan gagasan, popularitas dan kemampuan intelektual saja. Akan tetapi faktor kapital juga menjadi prasyarat penting. Hal ini mengingat politik butuh cost yang tinggi. Akibatnya anak muda skeptis, menjauhi gelanggang politik karena faktor modal. Belum lagi faktor oligarki yang menggurita. Akibatnya para anak muda alergi dan apatis.
Oleh karenanya, diselenggarakan webinar yang diisi oleh beberapa narasumber. Yaitu Drs. Penyebar Nakhe yang merupakan Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara sekaligus Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Sowa’a Laoli, SE.,Msi. yang merupakan Wakil Wali Kota Gunungsitoli, Yamitema Laoly, SH.,MH. yang merupakan Sekretaris Jenderal DPP KNPI dan Be’esokhi Ndruru yang merupakan Sekretaris Jenderal FORNISEL, CEO Durian Nias K’Bee dan Yessindo. Kemudian dimoderatori oleh Wenes Gulo, SH. yang merupakan Eks Ketua IMN Unika sekaligus Eks Ketua PPN DPW Sumut dan diisi opening speech oleh Founder PECI Ono Niha sekaligus Eks Ketua Umum GEMA NIAS Iman JB Harefa, S.Sos.
Webinar diikuti oleh pemuda dan mahasiswa mahasiswi Ono Niha se-Indonesia. Adapun menurut para narasumber pentingnya peranan pemuda pemudi dalam perpolitikan. Drs. Penyabar Nakhe mengungkapkan bahwa pemuda pemudi memiliki peranan yang sangat strategis dan vital dalam menentukan nasib bangsa. “Dibuktikan oleh beberapa tokoh pejuang Kemerdekaan Indonesia yang masa mudanya mengabdikan diri untuk menunjukkan cita – cita luhur bangsa,” tuturnya.
“Orang – orang tersebut menunjukan representasi bahwa tenaga pemuda adalah power terbesar bangsa ini. Terdapat beberapa fakta anak muda saat tidak tertarik politik. Diantaranya citra politik yang sudah rusak di dalam masyarakat (politik itu kotor), muak melihat pencitraan, anak muda merasa dirinya hanya dimanfaatkan sebagai penyokong suara saat pemilu dan fakta menarik lainnya yaitu mereka tersingkirkan karena tidak diberi ruang untuk berekspresi. Dari fakta – fakta tersebut, kaum milenial saat ini terutama untuk anak muda Ono Niha membutuhkan pengakuan. Bahwa mereka mampu dan tentunya harus diberi kesempatan untuk membuat perubahan,” tutup Penyabar.
Selanjutnya, Sowa’a Laoli juga mengungkapkan. Bahwa perubahan konkrit di Kepni bisa terwujud apabila kuatnya persatuan dan kesatuan khususnya pemuda pemudi Ono Niha. “Untuk mewujudkan suatu perubahan yang konkret di Kepulauan Nias, persatuan dan kesatuan didalam internal pemuda Ono Niha harus ditanam, dipupuk dan dirawat. Sehingga influence yang besar bisa menjadi salah satu indikator dalam menentukan kebijakan publik di lingkungan pemerintahan di Kepulauan Nias,” ungkapnya.
“Anak muda Ono Niha tidak boleh alergi terhadap politik. Justru sebaliknya, harus melek dan memiliki wawasan luas tentang politik itu sendiri. Dan diharapkan mampu memberikan advokasi serta edukasi kepada masyarakat untuk berpolitik bersih. Urgensinya pemuda jangan jadi penonton, akan tetapi menjadi subjek, pelopor dan inisiator,” ucap Sowa’a Laoli mengakhiri.
Lalu Be’esokhi Ndruru juga mengungkapkan bahwa pemuda pemudi memiliki ide – ide yang cemerlang. Terlebih juga semangat dan keberaniannya juga cukup tinggi. “Pemuda terkenal oleh semangat dan keberaniannya juga dengan ide – ide cemerlang yang dimilikinya. Teruntuk untuk anak muda Ono Niha, harus mampu mengidentifikasi diri jika ingin terjun ke dunia politik. Sehingga tidak salah arah dan bisa mempertajam kualitas diri jika passionnya menuju dunia politik,” jelasnya.
Bee sapaan akrabnya juga memberikan tips dan trik ATM untuk pemuda pemudi Ono Niha yang punya keinginan terjun dalam kehidupan perpolitikan. Sehingga tidak lagi pesimis. “Tips dan trik yang bisa diterapkan dalam menjalani kehidupan berpolitik, bisa menerapkan prinsip ATM. Yaitu Amati, Tiru dan Modifikasi segala teknik dan strategi dengan belajar terhadap orang – orang yang sudah berpengalaman dan ahli di bagian tersebut,” tutupnya.
Lalu terakhir Yamitema Laoly mengungkapkan. Bahwa pemuda pemudi Ono Niha bisa mencurahkan pendapat, gagasan dan aspirasi dalam kehidupan perpolitikan. Namun, tentu tidak harus menjadi politisi. Bisa saja menjadi pemilih dibalik bilik suara tanpa golput itu juga menjadi bagian perpolitikan. “Sederhananya menyampaikan pendapat, memberi gagasan dan menyalurkan aspirasi, itu sudah menjadi bagian dari politik. Pemuda Ono Niha harus sadar akan hal itu. Bahwa tidak melulu harus menjadi seorang politisi yang duduk di parlemen baru bisa berpolitik,” katanya.
“Hal yang dilakukan pertama pemuda Ono Niha jika ingin terjun ke dalam dunia politik adalah hadir didalam bilik suara. Memberikan kontribusi berupa suara untuk menentukan siapa yang berhak untuk menjadi penyambung lidah rakyat baik itu di parlemen maupun di tingkat kepala daerah. Pemuda dilihat dari visi dan cita – cita masa depannya, untuk itu harus mepersiapkan diri secara intelektual dan mental. Jika ingin terjun di dunia politik, kita diharapkan bukan menjadi sesuatu tetapi berbuat sesuatu,” tukas Yamitema Laoly.
KLIK JUGA : 10 Situs Kementerian dan Badan Intelijen Negara Dibobol Peretas China
Lantas Martin Buulolo, S.Kom. selaku Direktur Utama mataberita.co.id yang mengikuti webinar online tersebut mengungkapkan. Bahwa webinar tentu bermanfaat bagi peserta khususnya pemuda pemudi Ono Niha. Pasalnya dia juga merupakan salah satu pemuda berdarah Ono Niha asal Nias Selatan. Dia merasa semakin termotivasi akan dunia perpolitikan. Yang mana sebelumnya sempat merasa acuh tak acuh akan dunia perpolitikan. Sebab baginya, banyak janji, sedikit realisasi.
“Saatnya untuk memberi peluang kepada anak – anak muda untuk khususnya membangun Kepulauan Nias. Dan saya berharap untuk pemimpin – pemimpin muda ini yang nantinya bisa membuat gebrakan yang dahsyat menuju Provinsi Kepualauan Nias. Sehingga tidak ada lagi yang menganggap sebelah mata Kepulauan Nias dari Sabang sampai Merauke. Pemuda pemudi Ono Niha juga ayo semangat untuk bisa menjadi pemimpin masa depan. Jangan pesimis, modal bisa dicari. Kualitas bisa dibenahi dan intelektual bisa didalami. Saatnya yang muda yang memimpin,” terang Martin Buulolo. (Ayu Yulia Yang)
Discussion about this post