JAKARTA, mataberita.co.id__ Massa yang mengklaim sebagai kelompok Jakarta Bergerak, mengadakan aksi demonstrasi penolakan Formula E di depan gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, pada Senin (13/09/2021). Anehnya demo bisa terselenggara pada masa Jakarta menerapkan Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 3.
Yang mana Salah satu aturan PPKM adalah dilarang berkerumun. Di lokasi, para pendemo bahkan sebagian berfoto dengan polisi yang berjaga? aneh bin ajaib.
Aksi demonstrasi yang kedua kalinya atau berselang sepekan dari demo pertama pada Senin (06/09/2021). Tuntutan demo pertama dan kedua sama, yaitu ingin agar dewan membatalkan perhelatan Formula E yang diadakan Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan.
Dalam pantauan, massa sempat berdatangan dari arah MH Thamrin ke luar gerbang DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih. Meski aksi terpantau hanya melibatkan beberapa massa, polisi dengan peralatan lengkap berusaha menghalau para demonstran memasuki pelataran DPRD DKI.
Humas Jakarta Bergerak Sisca Rumondor mengatakan. “Kami warga Jakarta yang tergabung dalam Jakarta Bergerak menyatakan menolak dan (meminta untuk) pembatalan Formula E!” sebutnya.
KLIK JUGA : Menanti Gerakan Politik Milenial Ono Niha, Saatnya Yang Muda Yang Memimpin
Dalam orasinya, Sisca meminta dewan mengusut dana yang digunakan Pemprov DKI untuk menghelat ajang balap mobil listrik tersebut. Menurut dia, dana yang mencapai triliunan rupiah itu, sangat tidak elok jika digunakan untuk satu hari acara saja. “Pemborosan dana yang tidak berdampak positif bagi masyarakat,” tuturnya.
Dikrthui, rencana Gubernur Anies mengadakan Formula E di Jakarta pada 2022, dia memandang Pemprov DKI mengabaikan prioritas kerja dan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Menurut Sisca, Anies, terlalu memaksakan kehendak dan mengada-ngada.
“Padahal karena pandemi, rakyat miskin Jakarta mencapai 500 ribuan, atau mencapai 4,72 persen dari total penduduk Ibu Kota,” lanjut Sisca.
Menepis kabar miring demo digerakkan politikus tertentu, Sisca menegaskan, aksi tersebut tidak diinisiasi oleh siapa pun. Dia juga datang tidak diutus seseorang. Menurutnya, suara warga yang digaungkan di depan DPRD itu, merupakan suara rakyat bersatu. “Kami adalah rakyat yang perlu makan, bukan balapan,” tegasnya.
KLIK JUGA : PDIP Sebut Penyelenggaraan Formula E Ada Potensi Pemborosan Anggaran Rp 4,48 Triliun
Aksi yang dimulai sejak pukul 10.00 WIB itu, baru dibubarkan polisi menjelang azan Zuhur. Kendati demikian, beberapa perwakilan massa diketahui diizinkan masuk dan melakukan audiensi pengusung interpelasi di gedung DPRD DKI.
Discussion about this post