JAKARTA, mataberita.co.id__ Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto mengatakan. Pendidikan D3 sudah tidak direkomendasikan lagi. Menurutnya, pendidikan D3 bakal dikuatkan dengan D2 fast track.
“Kami mendorong untuk pendidikan di sarjana terapan, S2 terapan dan D2 fast track. D3 sudah tidak direkomendasikan lagi dan dikuatkan D2 fast track,” ujar Wikan dalam acara peresmian Multimedia Nusantara Polytechnic (MNP) secara online, pada Sabtu (18/09/2021). Hal tersebut merupakan salah satu program merdeka belajar yaitu link and match.
Wikan menjelaskan. Jika dalam pendidikan vokasi permasalahan yang dihadapi adalah komitmen dan karakter. Ini yang menjadi PR besar. “Link and match tidak boleh dimaknai hanya tandatangan MOU saja. Kurikulum harus dibikin bersama dengan industri. Menurut saya soft skill dan karakter lebih long lasting,” katanya.
“Riset terapan untuk vokasi didukung dengan project based learning. Riset vokasi bermula dari kebutuhan nyata di industri atau di pasar. Sehingga butuh analisa pasar. Filosofi kedua adalah riset vokasi menghasilkan produk yang dihilirkan di pasar. Pastikan adanya komitmen serapan lulusan,” ujar Wikan. Sementara itu dengan diresmikannya MNP, dia berharap. Agar pendidikan vokasi terus berkembang.
KLIK JUGA : Prajurit TNI Cantik Ternyata Gangguan Kesehatan Jiwa
Menurut Wikan, pendidikan vokasi secara proporsional vokasi memang lebih dibutuhkan. Tiga prodi yang didirikan MNP adalah prodi sarjana terapan D4. Ketiga prodi tersebut yaitu digital animation, e commerce logistics, dan pengelolaan konvensi dan acara. “Potensi pertahun untuk talenta – talenta animator bisa valuenya miliaran. Kedua sarjana ecommerce itu juga merupakan bisnis yang jelas,” ucapnya.
“Pasar berkembang dengan pesat. Kebutuhan sarjana terapan e commerce pasti akan terus berkembang. Ketiga pengelolaan konvensi dan acara, kebutuhan untuk mengorganisasikan event akan semakin bertambah. Dari cetak biru dan blueprintnya itu tidak sekadar membangun gedung saja tetapi juga dicampur dengan industri yang di dalamnya yang mirip silicon valley,” kata Wikan.
Adapun Wikan menjelaskan. Dengan berdirinya MNP, akan ada kebijakan link and match untuk satuan pendidikan vokasi. “Mohon pendidikan vokasi untuk dilakukan rebrandingnya,” tukas Wikan.
Discussion about this post