JAKARTA, mataberita.co.id__ Kasus rekrutmen CPNS bodong dengan modus jalur prestasi yang diduga dilakukan Olivia Nathania makin menjadi sorotan. Pasalnya diduga ada 225 korban yang diduga ditipu anak penyanyi Nia Daniaty. Yakni dalam kurun waktu 2109-2020 dengan nilai kerugian Rp 9,7 miliar. Tak sampai disitu, nama – nama pejabat seperti Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan hingga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB) Tjahjo Kumolo dicatut untuk memperdaya korban.
Tjahjo pun merespon pencatutan namanya dalam CPNS bodong yang melibatkan anak Nia Daniaty, Olivia Nathania. Dia juga menegaskan. Bahwa dia tak mengenali Olivia terlebih dalam kasus yang saat ini masih disidik di Polda Metro Jaya. “Saya tidak mengenali orang itu Apalagi mengaku – aku keluarga saya, tidak benar dan saya tidak kenal,” ujarnya pada Sabtu (02/10/2021). Dia pun memahami praktek percaloan. Tak lain dengan mengaku mengenali orang dalam marak terjadi saat rekrutmen CPNS. Untuk itu, dia menyerahkan proses hukum terkait pencatutan namanya itu ke aparat kepolisian.
“Saya serahkan kepada kepolisian untuk memprosesnya. Praktek seperti ini banyak terjadi saat rekrutmen CPNS yang resmi berlangsung,” imbuh Tjahjo. Dia pula mewanti – wanti. Agar tak mudah percaya dengan modus penerimaan CPNS termasuk dalih seleksi ‘jalur prestasi’ CPNS yang ditawarkan oleh Olivia Nathania. Dia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mempercayai praktek percaloan. Karena sudah banyak korban dari modus penipuan ini.
KLIK JUGA : Mendikbud Berencana Tambah Kuota Beasiswa di Masa Mendatang
“Pemerintah sudah mengingatkan berulang kali. Nyatanya praktek ini masih banyak terjadi dan parahnya masih ada korban. Kementerian PANRB dan BKN (Badan Kepegawaian Negara) selalu menyampaikan terbuka setiap tahun. Selalu ada saja calo – calo CPNS dan sudah terus diingatkan. Jangan percaya calo,” tegas Tjahjo. Dia juga mencontohkan pengungkapan kasus serupa di tahun lalu yang berhasil diringkus polisi terkait seleksi CPNS. Tahun ini, calo marak kembali dan semua modusnya hampir sama.
“Tahun 2020 jaringan calo juga sudah diringkus Polda Metro dan di beberapa daerah, tahun ini muncul calo – calo lagi. Modusnya sama, mengaku punya kenalan, punya koneksi ke BKN, Kementerian dan lain – lain,” tambah Tjahjo. Dia pun mengimbau kepada masyarakat. Agar tidak mempercayai percaloan dalam rekrutmen CPNS. Seleksi CPNS dilakukan transparan dan terbuka. Agar prosesnya bisa diikuti semua masyarakat tanpa harus mencari jalan pintas yang kerap dimanfaatkan untuk praktek penipuan.
“Seleksi ASN dan CPNS itu terbuka dan transparan. Jadi jangan mudah terpercaya praktek seperti ini. Untuk korban, agar orang tuanya yang secepatnya lapor ke Polres/Polda. Agar laporan tersebut diproses. Saya berharap sepenuhnya pihak kepolisian untuk membongkar jaringan calo CPNS ini,” tuturnya mengakhiri.
Discussion about this post