GRESIK, mataberita.co.id__ Seorang warga Perumahan Wiharta, Desa Sekarkurung, Kecamatan Kebomas, Gresik yang bernama Bahar Rozikin (45) berhasil membuktikan. Bahwa kemampuan warga pribumi tidak kalah saing dengan asing. Terbaru, dia menciptakan alat penghemat Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk mobil. Cerita utak atiknya berawal pada medio 2011. Yang mana saat itu di Indonesia termasuk Kabupaten Gresik sedang dibanjiri produk impor berupa mesin las MIG. Peralatan pengelasan yang biasa digunakan tak lain untuk membantu pekerjaan. Yang mana dengan menggunakan gas nyala yang dihasilkan berasal dari busur nyala listrik.
“Waktu itu, memang sedang tren dan banjir produk las MIG dari luar negeri di Gresik. Saya kemudian coba buat. Utak atik dan akhirnya berhasil buat mesin las MIG sendiri,” ujar Bahar pada Senin (11/10/2021). Keberhasilan itu kemudian diaplikasikannya. Tak lain dengan memproduksi banyak mesin las MIG. Untuk selanjutnya dijual kepada pabrik, bengkel dan siapa saja yang berminat. Saat itu, dia sudah mulai merasakan manisnya pundi – pundi rupiah mengalir ke kantong pribadinya. Dia mengklaim. Mesin las MIG yang dibuat memiliki kualitas tidak jauh berbeda dengan barang impor. Tapi harga yang ditawarkan relatif lebih murah.
Pria lulusan ITS Surabaya itu mengaku. Untuk setiap unit mesin las MIG yang dibuat pada saat itu hanya menghabiskan dana tidak lebih dari Rp 3 juta. “Dari segi harga, kalau saat itu mesin las MIG dari luar negeri seharga Rp 20 juta. Sementara mesin las MIG yang saya buat, hanya saya hargai Rp 8 juta. Makanya banyak yang minat,” ucap dia. Para pembeli, katanya, rata – rata mengaku puas dengan kinerja mesin las MIG yang diproduksi olehnya. Sehingga pada saat itu, dia sampai bisa membuat dan menjual sekitar 90 unit mesin las MIG sesuai permintaan dari konsumen.
KLIK JUGA : Segudang PR Pemerintah Kabupaten Nias Selatan Belum Kunjung Terselesaikan
Setelah keberhasilan membuat mesin las MIG, Bahar kemudian mencoba beberapa eksperimen lain. Diantaranya menemui keberhasilan. Terbaru, dia berhasil menciptakan alat penghemat BBM untuk kendaraan roda empat. Yang mana diberi nama Generator HHO type Amphibi. Alat tersebut diklaim olehnya memiliki cara kerja efisien. Tak lain dengan mampu menghemat BBM hingga 30 persen dari ukuran normal. Selain itu juga dilengkapi dengan panel surya. Sehingga bisa menyimpan daya penghematan lebih pada saat kendaraan menempuh perjalanan. Dia pun mengatakan. Sudah menguji alat yang diciptakan tersebut pada mobil Daihatsu Taft miliknya.
Kendaraan yang dilakukan uji sepanjang 323 kilometer, hanya menghabiskan sebanyak 14,56 liter solar dengan estimasi pengeluaran senilai Rp 75.000. “Kalau tidak pakai alat penghemat BBM ini, untuk beli solar ya bisa sampai Rp 172.000 pada jarak tempuh yang sama. Itu sudah saya coba dari Gresik menuju ke Bojonegoro, Ngasem, balik lagi ke Gresik dan kemudian kembali ke Bojonegoro kota,” kata Bahar. Pada dasarnya, lanjutnya, Generator HHO type Amphibi yang diciptakan olehnya sudah mampu menghemat BBM hingga 30 persen.
Namun, jika ditambah dengan panel surya, maka penghematan BBM diklaim bisa sampai mencapai 60 persen. Hanya saja, alat ini dirancang khusus untuk mobil konvensional dengan bahan bakar solar maupun bensin. “Sementara untuk kendaraan masa depan seperti model hybrid atau listrik, sayangnya tidak bisa,” tutur Bahar. Kendati diklaim mampu menghemat pemakaian BBM cukup signifikan, namun Generator HHO type Amphibi ciptaannya memiliki jangka waktu pemakaian. Waktu pemakaian maksimal hanya terbatas pada satu setengah tahun saja. Bagi para peminat Generator HHO type Amphibi yang diciptakan, dia mematok harga tidak kurang dari Rp 1,5 juta per unit.
KLIK JUGA : PON XX Papua Diwarnai Keributan
Harga ini belum termasuk panel surya yang bisa menjadi tenaga tambahan dalam lebih menghematkan lagi BBM kendaraan. “Kemarin sebelum pandemi itu sudah sempat laku 8 unit. Tapi selama pandemi ini belum. Ada yang dibeli orang Surabaya, Sidoarjo, macam – macam,” tutur Bahar. Dia menambahkan. Dirinya juga sempat mendapat tawaran dari calon pembeli yang ingin memiliki Generator HHO type Amphibi yang diciptakan olehnya selama pandemi Covid-19. Hanya saja, memang dirinya yang sengaja untuk sementara tidak dulu melayani permintaan pembeli.
“Ada kemarin yang dari Sumatera, Sulawesi bahkan Kuala Lumpur Malaysia yang ingin beli. Tapi saya yang tidak kasih dulu. Ini sambil penyempurnaan,” kata Bahar. Generator HHO type Amphibi yang diklaim mampu menjadikan kendaraan hemat BBM ciptaannya sempat meraih penghargaan dalam kejuaraan inovasi dan teknologi (Inotek) tingkat Provinsi Jawa Timur. Yakni Anugerah Inotek Award dari Balitbang Provinsi Jawa Timur. Tak lain sebagai pelopor inovasi bidang non ekonomi menciptakan alat generator hidrogen plus sel surya, penghemat BBM teknologi terbaru dan pertama di Indonesia.
“Kelebihannya, pertama sistem nikel anti air, kedua sistem hidrogen mengikuti aturan mesin, ketiga RPM-nya dengan mobil tidak ada yang diubah (dimodifikasi). Bisa dikombinasikan dengan sel surya,” kata Bahar. Dia juga mempersilahkan kepada siapa saja yang penasaran dengan Generator HHO type Amphibi yang dia ciptakan untuk mencoba dan membuktikan sendiri kinerja alat tersebut. Terlebih dalam menghemat BBM bagi mobil konvensional. “Masih ada beberapa unit (Generator HHO type Amphibi) yang bisa dicoba,” tutupnya.
Discussion about this post