JAKARTA, mataberita.co.id__ Transformasi Nias menuju Nias Pulau Impian bakal dibahas di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) VI Himpunan Masyarakat Nias Indonesia (HIMNI). Bersamaan juga akan dilakukan Launching Kartu Tanda Anggota (KTA) HIMNI, Penganugerahan HIMNI Award. Adapun berbagai tokoh masyarakat berdarah Nias atau Ono Niha baik itu yang tinggal menetap di Kepulauan Nias (Kepni) maupun diaspora atau orang yang merantau. Yang mana beberapa diantaranya memiliki masukan terkait hal yang perlu dibenahi dalam Transformasi Nias menuju Nias Pulau Impian.
Rakernas akan dilaksanakan pada Sabtu (16/10/2021). Yang mana akan tetap memperhatikan protokol kesehatan (prokes) yang ketat bagi peserta dan tamu undangan yang hadir di lokasi. Selain itu juga akan mengikuti himbauan Pemerintah dalam hal Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Sebagian bisa mengikutinya secara virtual. Ketua Umum (Ketum) HIMNI sekaligus Anggota Legislatif Marinus Gea menyampaikan pada Selasa (12/10/2021). Bahwa Rakernas VI HIMNI merupakan bagian dari langkah dalam merumuskan program kerja organisasi HIMNI.
Hal itu juga tentunya yang bisa bermanfaat untuk masyarakat khususnya se-Kepni. Terlebih dalam mendukung pembangunan di berbagai sektor. “Melalui Rakernas VI ini, HIMNI akan merumuskan program kerja organisasi selanjutnya. Agar tetap berguna bagi masyarakat. Khususnya dalam mendukung pembangunan di Kepulauan Nias. Selain itu, pada Rakernas VI HIMNI ini juga akan menyelenggarakan penganugerahan HIMNI Award,” ungkapnya.
“Yakni persembahan apresiasi dari HIMNI untuk masyarakat/tokoh/lembaga yang telah menginspirasi banyak orang untuk melakukan perubahan dan atau terobosan – terobosan yang berdampak bagi masyarakat,” imbuh Marinus Gea. Dia juga mengimbau ke seluruh peserta Rakernas VI HIMNI. Yang mana bisa mengikuti secara khidmat hingga selesai. Sebab, ini rencananya akan dihadiri dan dibuka oleh Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) HIMNI sekaligus Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly.
“Agar seluruh unsur kepengurusan organisasi HIMNI dari pusat sampai daerah dapat mengikuti seluruh rangkaian acara dari awal hingga selesai dengan khidmat. Dan khususnya dalam pengambilan – pengambilan keputusan. Agar tetap mengedepankan prinsip musyawarah mufakat. Sebagaimana juga nilai kearifan lokal masyarakat Nias. Yakni ‘aoha noro nilului wahea, aoha noro nilului waoso, alisi tafadaya – daya hulu tafawolo – wolo (pekerjaan atau masalah yang diselesaikan secara bersama – sama maka akan terasa ringan dan cepat tuntasnya),” tandas Anggota Legislatif itu.
Lalu Beesokhi Ndruru yang merupakan Pemuda Ono Niha sekaligus Ketua Umum Ono Ndruru, Pembina Yayasan NIAS (Niat Ikhlas Awali Senyum), Sekretaris Jenderal (Sekjend) Fornisel (Forum Nias Selatan) dan Founder E-Commerce Yessindo serta bagian dari HIMNI ikut memberikan masukan pada Rabu (13/10/2021). Dia merasa bersyukur bahwa HIMNI bisa kembali menggugah semangat para pengurus dan Pemuda Ono Niha dalam rangka menuju Transformasi Nias Pulau Impian. Tentunya bukanlah hal mudah dalam memutuskan untuk menyelenggarakan event tersebut.
“Saya sangat bersyukur. HIMNI merupakan anugerah yang baik bagi seluruh Kepulauan Nias. Dengan adanya HIMNI, maka perjuangan – perjuangan kita untuk seluruh kepentingan masyarakat Kepulauan Nias khususnya di level nasional, di level provinsi dan daerah dapat terkoneksi, dapat terintegrasi. Dan memiliki daya dorong yang kuat. Karena HIMNI sudah berdiri cukup lama. Sudah sekitar 22 tahun berdiri. Dan banyak kader – kader terbaik Ono Niha ini yang sudah besar dari HIMNI. Sudah lahir di HIMNI. Dalam arti, belajar banyak dari organisasi dan memiliki konektivitas dengan bergabung di HIMNI,” ucapnya.
Bee sapaan akrabnya pula mengatakan bahwa HIMNI selalu konsisten dalam program kerja. “HIMNI dalam program kerja selalu konsisten. Ketika pada bulan Juni 2016 lalu kita mendengar dan melihat. Dan saya sendiri sebagai pelaku dari Launching Nias Pulau Impian dan sampai hari ini gaung Nias Pulau Impian itu masih menjadi prioritas HIMNI. Kalau kita lihat pada tema kerja kali ini jelas disitu dikatakan. Bahwasanya HIMNI selalu ingin untuk segera mewujudkan Nias Pulau Impian,” tuturnya.
KLIK JUGA : Segudang PR Pemerintah Kabupaten Nias Selatan Belum Kunjung Terselesaikan
“Jadi itu istilah yang sangat baik. Dimana Kepulauan Nias akan menjadi idaman setiap individu. Tidak hanya orang Nias, tapi dari luar juga untuk setiap aspek kehidupan khususnya pariwisata baik domestik maupun lokal. Sehingga dengan adanya pariwisata dan bidang lain yang menjadi unggulan dari Kepulauan Nias maka dapat meningkatkan penghasilan daerah dengan adanya kunjungan – kunjungan pariwisata. Dan juga menjadi fokus Pemerintah Pusat untuk membangun infrastruktur dan lain – lain,” tandas Pria Kelahiran tahun 1979.
Sementara, ada pula masukan dari seorang tokoh berdarah Ono Niha sekaligus Dewan Penasehat HIMNI, Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Fornisel dan Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) Jakarta, Disiplin F. Manao pada Rabu (13/10/2021). Dia menyampaikan bahwa langkah HIMNI ini bagus karena bisa menjadi langkah untuk kembali menggelorakan semangat gotong royong dan kerja sama membenahi Kepni terutama Pemerintah Daerah (Pemda). “Saya juga sudah mendapatkan undangan Rakernas VI HIMNI untuk tanggal 16 Oktober nanti. Tapi mungkin saya akan mengikuti secara virtual,” tuturnya.
“Nah, saya kira. Rakernas ini juga sangat bagus ya kalau melihat temanya itu kan Transformasi Nias menuju Nias Pulau Impian. Hal ini terkait dengan perlunya pembenahan berbagai sektor utamanya pertanian perkebunan, perikanan dan pariwisata. Sebab Nias menjadi impian ketika pembangunan SDMnya itu betul – betul ditangani secara baik. Sehingga dengan SDM, dengan kemampuan, dengan kapasitas keterampilan yang baik didukung oleh sarana prasarana yang secara teknologi itu menengah dan tinggi maka sektor utama itu akan menjadi impian,” kata Disiplin F. Manao.
Hakim Tinggi PTTUN itu juga menjelaskan bahwa sektor pertanian perkebunan, perikanan dan pariwisata bisa menjadi impian juga dibarengi dengan sektor lainnya dan dapat mendatangkan pendapatan untuk kesejahteraan masyarakat khususnya Kepni. “Pertanian Perkebunan di Nias itu menjadi impian, perikanan di Nias itu menjadi impian dan pariwisata di Nias itu menjadi impian. Lalu pendidikan di Nias itu menjadi impian ketika ini dikelola dengan sungguh – sungguh, dengan rasa syukur,” jelasnya.
KLIK JUGA : Kepala Daerah Kepulauan Nias Masih Tertidur akan Potensi Terbesar Disana?
“Supaya Nias betul – betul menjadi Pulau Impian, pulau yang didambakan orang. Sekarang mohon maaf, apapun yang dimakan oleh orang Nias itu didatangkan dari Sibolga. Apa itu impian? Yok kita bertransformasi, bergerak, berubah. Maka potensi yang dirasa tertidur bisa dikelola dengan sungguh – sungguh, dengan teknologi, dengan cerdas. Hemat saya, Pemda dan Pemerintah Pusat harus terlibat. Bagaimana misalnya membangun sarana jalan ring road Nias itu. Saya pernah ke Pulau Lombok. Itu Pulau Lombok 4 jalur ring roadnya itu luar biasa,” ucapnya.
Ketua MPO Fornisel pun juga mengatakan bahwa adanya pembangunan yang baik bisa dikerjakan jika disediakan dana dari Pemerintah Pusat. “Tapi itu bisa dikerjakan karena ada dana dari pusat. Lalu pembangunan infrastruktur yang lain seperti pelabuhan, bandara Binaka itu tidak tahu sampai kapan tidak dikembangkan. Terlebih – lebih pembangunan lapangan di Silambo, Nias Selatan, mangkrak. Bagaimana menjadi impian? Jujur memang kalau dari segi transportasi, kalau pusat kebudayaan itu ada di Nias Selatan, orang kalau mendarat di Binaka itu agak sulit,” katanya.
“Tapi kalau tersedia bandara di Silambo itu akan memudahkan bagi orang datang ke Nias. Jangan lupa air bersih di Nias juga barang mahal. Karena tidak dikelola secara right. Nias akan menjadi impian kalau itu semua sudah tertangani dengan baik. Listriknya sudah ok sekarang dengan tenaga diesel. Walaupun itu masih juga kadang – kadang mati hidup. Nah yang menyedihkan, mohon maaf, ini internetnya bukan lagi lemot tapi lemot mot mot mot. Dan itu sangat merugikan kepentingan rakyat. Banyak mahasiswa Nias sekarang ini belajar, ada yang di Padjajaran, ITB, IPB dan berbagai Perguruan Tinggi terkemuka di Indonesia,” imbuh Disiplin F. Manao.
Disiplin F. Manao pun menekankan pentingnya perbaikan akses jaringan internet di Kepni. Sebab tak sedikit mahasiswa disana mengalami kendala internet saat proses belajar. “Tapi karena masih ada Covid-19, mereka belajar secara online. Ada juga keponakan saya belajar di Nias secara online. Tapi kasihan. Mereka itu tidak bisa maksimal menjalankan kuliah. Boro – boro kuliah secara online. Kadang – kadang saja kita telpon kalau di Nias itu, ya ampun, pilih – pilih daerahnya. 2 meter maju oh kuat. Ke kiri sedikit hilang. Nah, menurut saya ini Pemda khususnya Dinas Komunikasi dan Informatika harus memperhatikan,” ungkapnya.
“Jangan sampai malu kita. Kita gadang – gadang Nias Pulau Impian. Datang kesana ya internetnya lemot. Kan tentu perlu kerjasama dengan provider. Ya artinya pandai – pandailah Pemda agar provider – provider itu membangun menara – menara untuk menguatkan signal di Nias itu. Apa pemecahnya tadi? Ada beberapa keponakan saya, saya suruh saja ke Jakarta. Termasuk ini nanti satu lagi. Karena sudah mau mid semester, tapi perkuliahan onlinenya tidak nyambung. Kenapa? Itu tadi muter terus, buffering terus. Itu masalah besar di Nias secara keseluruhan,” lanjut suami dari Kepala Divisi Administrasi (Kadivmin) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) DKI Jakarta Sorta Delima Lumban Tobing.
Pria berdarah Nias menegaskan bahwa jangan sampai terkesan adanya monopoli menyusahkan masyarakat dalam hal jaringan baik telpon dan internet. “Apalagi di Nias Selatan. Kalau bukan Telkomsel, selesai. XL, selesai. Indosat, apa lagi. Maka, menurut saya, supaya ada persaingan yang sehat, buka saja krannya. Siapa saja providernya buka saja. Kasih kesempatan. Supaya bertarung untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Sekarang ini terkesan Telkomsel jadi monopoli di Nias Selatan. Kalau di Nias induk ada Telkomsel, ada Indosat. Sehingga mereka bertarung pelayanan kepada masyarakat,” katanya.
“Sekarang Asia Pasifik sudah bicara teknologi 5G, Indonesia 4G, Nias tidak tahu G berapa? Karena saya hampir 2 kali dalam setahun pulang ke Nias. Masalah ini tolong Pemda yang kusayangi, respon dong. Kalau bukan sekarang, siapa lagi? Mari kita kerjasama dan gotong royong, bersama kita pasti bisa maju, bersaing dan bertarung dengan daerah lain. Sehingga Nias yang katanya daerah terluar, tertinggal, termiskin ayo kita transformasi menjadi kaya, pintar maju gitu. Tentu butuh juga komitmen pimpinan untuk maju bersama,” tukas Disiplin F. Manao.
Discussion about this post