JAKARTA, mataberita.co.id__ Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) mengunggah video ke akun Youtubenya. TNI AD mengunggah video kunjungan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno ke Markas Besar Angkatan Darat (Mabes AD), Jalan Veteran, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat pada pekan lalu. Yang mana bertemu Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa Memang yang ditampilkan di video, Pratikno hanya sekadar melihat – lihat pembangunan terkini di lingkungan Mabes AD. Dia juga menjajal sarana fitnes yang ada di Mabes AD. Namun berbeda dengan isu yang beredar. Justru spekulasi semakin terang akan jabatan Panglima TNI bagi Andika.
Kemudian, didalam video memperlihatkan Pratikno unjuk kebolehan melakukan pull up hingga membuat KSAD kagum. Dia tidak menyangka. Pratikno yang bakal berusia 60 tahun pada 13 Februari 2022 nanti, masih kuat melakukan gerakan pull up. Dia pun seketika berseloroh. Agar prajurit TNI AD mencontoh kebugaran orang kepercayaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut. Sebenarnya, bukan itu inti dari pertemuan antara keduanya. Tentu jelas, kedatangan Pratikno sebagai pembawa pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tidak mungkin, orang sesibuk dia menyempatkan diri hanya berjalan – jalan ke Mabes AD. Pasti ada agenda tertutup yang tidak ditampilkan di video tersebut.
Hal itu bisa jadi terkait dengan status Andika. Yang mana disebut – sebut sebagai calon Panglima TNI. Andika bersama Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono selama ini menjadi kandidat kuat pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto yang berusia 58 tahun pada 8 November 2021. Di militer, masa dinasnya memang baru berakhir pada 31 November 2021. Meski begitu, jabatan Hadi sebagai Panglima TNI harus sudah diserahkan ke penggantinya, sebelum dia berusia 58 tahun, sebagai masa dinas maksimal di militer. Berarti, Surat Presiden (surpres) Jokowi ke DPR harus sudah dikirim sebelum awal November mendatang.
KLIK JUGA : Menko PMK Muhadjir Effendy Sigap dan Minta Jajaran Beri Tempat Tinggal Sementara untuk Korban Longsor
Masalahnya, DPR sedang reses hingga akhir Oktober 2021. Sehingga waktu pergantian Panglima TNI sangat mepet dan bisa dikatakan bakal berlangsung mendadak. Baik Andika maupun Yudo, siapapun yang terpilih akan menjadi Panglima TNI ke-21. Yang menjadi masalah bagi Andika tentu saja masa pengabdiannya di TNI terhitung tinggal 14 bulan. Dia akan berusia 58 tahun pada 21 Desember 2022. Jika dia terpilih menjadi Panglima TNI, dia hanya memiliki waktu sekitar setahun untuk menjabat. Relatif singkat. Hal itu tentu saja membuat program kerja yang dicanangkannya bakal tidak efektif.
Karena ketika berbagai program dibuat dan dijalankan, waktu tidak terasa bisa cepat berlalu. Tahu – tahu, Andika akan pensiun. Handicap seperti itu memang menjadi faktor yang membuat penunjukannya menjadi Panglima TNI tidak terlalu tepat. Hanya saja, yang perlu digarisbawahi, dia berstatus sebagai menantu eks Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal AM Hendropriyono. Yang mana memiliki kedekatan dengan Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi. Hendro pula merupakan pendukung utama Jokowi.
Hal itu bisa saja dipergunakan sebagai modal yang akan digunakan untuk memuluskan Andika sebagai Panglima TNI. Ketika Jokowi dilantik menjadi Presiden ke-7 RI pada 20 Oktober 2014, Andika tiba – tiba mendapat promosi menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres). Padahal, saat itu, dia masih menjabat sebagai Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad). Sangat sukar dimengerti, jika tidak ada jalur khusus, dari Kadispenad langsung promosi menjadi orang yang mengawal RI 1, sangat sulit terwujud. Tentu saja, akhirnya publik saat itu mengaitkan karier Andika dengan Hendro. Termasuk saat dia dilantik Jokowi menjadi KSAD pada 22 November 2018. Lagi – lagi pencapaian Andika dikaitkan dengan Hendro.
KLIK JUGA : Polri dan JPU Diduga Kerjasama Terlibat Kongkalikong Goyang Tuntutan Hukum, RAN Bertindak
Meski begitu, tetap saja ada hak prerogatif Presiden dalam memilih KSAD. Termasuk dengan Panglima TNI kali ini. Semua keputusan berpulang ke Jokowi. Sementara belakangan ini, santer juga isu yang berkembang jika Andika diplot menjadi Kepala BIN menggantikan Jenderal (Purn) Budi Gunawan. Adapun Budi akan menempati posisi Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam). Jika skenario seperti itu, maka Andika tetap mendapat promosi. Yang menjadi sorotan yaitu nama Letjen Dudung Abdurachman.
Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) tersebut namanya meroket sejak turun langsung menurunkan baliho Habib Rizieq Shihab (HRS) di Jakarta pada November 2020. Saat itu, dia masih menjabat Panglima Kodam Jaya. Entah mendapat kredit dari penguasa, dia akhirnya dipromosikan menduduki jabatan bintang tiga, yaitu Pangkostrad pada Mei 2021. Sebelumnya, ketika dia masih menjabat Gubernur Akademi Militer (Akmil), dia kedatangan tamu istimewa. Yaitu Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri pada Februari 2021.
Megawati yang datang bersama anaknya Ketua DPR Puan Maharani. Yang mana didampingi Budi dan Hendro meresmikan patung Bung Karno di Akmil. Hadir pula Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Andika dalam peresmian patung Bung Karno pertama di Akmil tersebut. Tiga bulan berselang atau tepatnya Mei 2021, Dudung mendapat promosi menjadi Pangdam Jaya. Dengan perjalanan karier dan kedekatan dengan penguasa, jika skenario Andika menjadi Kepala BIN maka Dudung berpotensi menjadi KSAD, bahkan Panglima TNI. Syarat menjadi Panglima TNI adalah perwira tinggi (pati) yang pernah menjadi kepala staf.
Dengan aturan itu, Dudung cukup sehari menjadi KSAD, besoknya sudah bisa memenuhi ketentuan dipilih menjadi Panglima TNI. Hanya saja, mekanisme seperti itu baru bisa terjadi jika Andika harus ‘keluar’ dari organisasi TNI. Caranya tentu saja dipromosikan menjadi Kepala BIN atau ditawari masuk kabinet. Apalagi, santer kabar Jokowi akan melakukan reshuffle kabinet setelah Partai Amanat Nasional (PAN) bergabung. Soetrisno Bachir sepertinya mewakili PAN akan menduduki posisi Menteri. Sedangkan, jika kedatangan Pratikno memang membawa pesan, dia diminta siap – siap mendapat amanah baru.
Tentu paling kuat dan masuk akal adalah menjadi pengganti Hadi. Panglima TNI sepertinya akan berada dalam genggaman Andika. Jika seperti itu, maka Andika menjadi Panglima TNI dan Dudung paling berpotensi menjabat KSAD. Adapun Yudo tetap menjadi KSAL. Yudo tidak perlu berkecil hati. Karena baru pensiun pada 26 November 2023. Jika Andika sudah pensiun, Yudo berpeluang menggantikannya. Meski begitu, jika benar nanti komposisi Andika sebagai Panglima, KSAD diisi Dudung dan KSAL Yudo, maka posisi menjadi lebih pelik. Pasalnya, pada akhir 2022, akan ada pergantian Panglima TNI kembali. Kandidat terkuatnya tentu saja antara Dudung dan Yudo.
Discussion about this post