JAKARTA, mataberita.co.id__ Profesor Singapura Kishore Mahbubani mengungkapkan. Bahwa artikelnya yang memuji Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai sosok jenius menjadi trending topic selama berminggu – minggu di Project Syndicate. Peneliti di Asia Research Institute, National University of Singapore itu pun menyampaikan. Tidak ada orang yang menentang klaimnya mengenai Jokowi itu.
“Tidak pernah terpikirkan itu akan menjadi trending topic selama berminggu – minggu di Project Syndicate. Itu dibaca oleh semua orang di dunia, tidak hanya Indonesia. Dan tidak ada orang yang menentang klaim saya. Bahwa Presiden Jokowi adalah pemimpin yang paling efektif yang dipilih secara demokratis di dunia sekarang,” kata Kishore Mahbubani pada Rabu (27/10/2021). Dia menyadari hal yang disampaikannya mengenai Jokowi adalah klaim yang kuat.
Namun, hingga saat ini, belum ada orang yang membantahnya. Menurutnya, hal itu seharusnya membuat rakyat Indonesia bangga akan kepemimpinan Jokowi. “Saya tahu itu klaim yang sangat kuat. Tapi belum ada yang menentangnya. Dan itu menunjukkan. Bahwa Indonesia saat ini terberkati dengan kepemimpinan yang luar biasa. Dimana kalian seharusnya bangga. Dan di saat yang bersamaan, kalian harus menyadari itu dan tidak menyepelekannya,” tutur Kishore.
“Ketika Anda melihat banyak negara di dunia yang kesulitan, misalnya AS kesulitan, Brasil kesulitan. Tapi Indonesia sangat terberkati. Dan lebih tepatnya kenapa Indonesia sangat terberkati dengan kepemimpinan yang baik saat ini. Indonesia memiliki kesempatan luar biasa untuk mengambilalih tuan rumah G20 tahun depan,” sambung Kishore Mahbubani. Dia pun mengatakan. Berkat kepemimpinan luar biasa Jokowi, Indonesia memiliki kesempatan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi G20.
KLIK JUGA : Beesokhi Ndruru Punya Kejutan, Ayo Tonton dan Ikutan Kuis Berhadiah dalam K’Bee Menyapa!
Kishore Mahbubani pun meyakini. Indonesia yang memiliki budaya musyawarah dan mufakat bisa membawa event internasional itu ke tingkat yang lebih tinggi. “Saya percaya, jika ada satu negara yang bisa membawa G20 ke tingkat yang lebih tinggi, Indonesia adalah salah satunya. Ada 2 alasan, G20 selama ini telah salah kelola dan salah penanganan. Indonesia mempunyai budaya musyawarah dan mufakat, dan itu yang sangat dibutuhkan G20 sekarang. Jika Indonesia bisa menyebarkan budaya musyawarah dan mufakat, itu akan mengubah dunia, tidak hanya Indonesia,” paparnya.
Dewan Penasihat Golkar Institute itu juga memuji sikap bijaksana Jokowi dalam menghadapi perseteruan antara Amerika Serikat (AS) dan China. Menurutnya, pesan Jokowi agar seluruh dunia, termasuk AS dan China, bekerja sama mengatasi isu global adalah sikap yang bijaksana. “Kata – kata yang sangat bijaksana. Inilah yang dibutuhkan dunia. Dunia perlu melihat AS dan China bekerja sama untuk menyelesaikan isu besar global, termasuk climate change dan Covid-19,” katanya. Dia juga menilai keputusan Jokowi untuk tidak kerap berpergian ke luar negeri dan tidak menghadiri event internasional di tahun pertamanya sangat bijaksana.
Menurut Mantan Sekretaris Tetap di Kementerian Luar Negeri Singapura, fokus pada isu domestik adalah hal yang benar untuk dilakukan. “Saya rasa itu sangat bijaksana baginya untuk fokus pada pembangunan domestik atau membangun infrastruktur di Indonesia, mengurangi kemiskinan di Indonesia, mereformasi hukum ketenagakerjaan di Indonesia. Saya pikir itu hal yang benar dilakukan di tahun pertamanya. Tapi sekarang dia sudah di tahun keduanya. Dan memiliki domestic record yang kuat, dia di posisi yang bagus sekarang di konferensi tingkat tinggi seperti G20,” tambahnya.
Lebih lanjut, Kishore Mahbubani juga mengaku senang. Artikelnya mengenai Jokowi menjadi perdebatan di Indonesia. Hal itu, menurutnya, menunjukkan. Bahwa demokrasi di Indonesia sangat hidup. “Saya senang Anda me-mention kalau artikel saya viral di Indonesia. Karena orang setuju dan tidak setuju dengan artikel itu. Itu menunjukkan bahwa Indonesia memiliki demokrasi yang sangat hidup. Anda memiliki beragam pemikiran, beragam pandangan. Saya tidak melihat ketidaksepakatan sebagai hal yang buruk. Saya melihat itu sebagai hal yang baik,” tukasnya.
Discussion about this post