JAKARTA, mataberita.co.id__ Bisik – bisik mengenai keterlibatan dua menteri terkait bisnis PCR atau Polymerase Chain Reaction (PCR) atau reaksi berantai Polimerase kini tengah didengarkan KPK. Yang mana diduga sejumlah Menteri ikut dalam mafia PCR. Bahkan Menteri pun memiliki saham perusahaan yang menangani soal tes Covid-19 termasuk PCR. Bermula pada awal November 2021, ketika ada sekelompok masyarakat yang menamakan diri ‘Partai Rakyat Adil Makmur’ atau ‘Prima’ mendatangi KPK.
Prima berniat menyampaikan laporan tentang dugaan keterlibatan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir. “Pertama, kami ingin melaporkan desas desus di luar. Ada dugaan beberapa Menteri yang terkait dengan bisnis PCR. Terutama kalau yang sudah disebut banyak media itu adalah Menko Marves sama Menteri BUMN, Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir,” ungkap Wakil Ketua Umum Prima Alif Kamal.
“Dan di tengah situasi keresahan masyarakat ada pandemi, situasi ekonomi belum pulih, kita ada dengar bisnis pejabat dalam PCR ini,” kata Alif. Dia lalu menerangkan. Pelaporan ini berangkat dari aturan tes PCR yang berubah – ubah dan tarif yang menjulang tinggi. Dia bahkan heran. Pemerintah tidak menentukan standar biaya PCR. “Aturan PCR ini berubah – ubah. Harga PCR ini berubah – ubah. Kita tidak ngerti sebenarnya harga standar dari PCR ini berapa?” lanjutnya.
KLIK JUGA : Nasib Pemecatan Napoleon Bonaparte Ditangan Div Propam
“Agar kemudian masyarakat paham sebenarnya PCR ini oleh negara oleh pengimpornya oleh pelaku bisnisnya itu berapa? Agar kemudian kita tenang gitu,” ungkap Alif melanjutkan. Dia juga meyakini. Bahwa ada keuntungan yang didapat dari tes PCR ini. Dia juga menyebut. Bahwa tidak ada transparansi dari Pemerintah perihal uang yang masuk ke kas negara terkait biaya tes PCR. Kabar sejumlah Menteri bermain di PCR ini diungkap oleh mantan Direktur YLBHI Agustinus Edy Kristianto.
Para menteri ini diduga memiliki keterkaitan dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia (PT. GSI). “Menteri itu ternyata terafiliasi (ada kaitannya) dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia. Unit usaha PT itu adalah GSI Lab yang jualan segala jenis tes Covid-19 : PCR Swab Sameday (275 ribu), Swab Antigen (95 ribu), PCR Kumur (495 ribu), S-RBD Quantitative Antibody (249 ribu),” tulisnya di Facebook pada Rabu (03/11/2021).

Keterkaitan para Menteri diduga melalui pemegang saham GSI. PT Toba Bumi Energi dan PT Toba Sejahtra sebagai salah satu pemegang saham GSI disebut memiliki keterkaitan dengan Luhut. Sementara itu, Erick diduga memiliki keterkaitan dengan GSI melalui Yayasan Adaro Bangun Negeri. Yayasan ini di bawah PT Adaro Energy Tbk. Yang mana kakak Erick, Garibaldi Thohir merupakan Presiden Direkturnya.
Discussion about this post