JAKARTA, mataberita.co.id__ Ketua DPR RI Puan Maharani turun ke sawah. Dia menanam padi ketika kunjungan kerja ke DI Yogyakarta. Bahkan rela menanam padi di tengah guyuran hujan. Aksinya dikomentari eks Menteri KKP Susi Pudjiastuti. Dalam keterangan resminya pada Jumat (12/11/2021), dia mendatangi area Persawahan Sendangmulyo, Sleman, DIY, pada Kamis (11/10/2021). Meski hujan deras mengguyur, dia ikut turun ke sawah untuk menanam padi bersama sejumlah petani perempuan. Tepatnya yang ada di tengah lahan pertanian seluas 6 hektar. Posisi Calon Presiden (Capres) 2024 ada di tangan.
Selama menanam bibit padi, Puan juga berdialog dengan petani. Mengenakan caping dan sepatu khas petani, dia sesekali berbicara menggunakan bahasa jawa. “Piro nek panen (berapa banyak kalau panen?), dijual neng endi (dijual ke mana?)” katanya bertanya ke para petani. Para petani pun menjawab pertanyaannya. Mereka juga membicarakan sejumlah kendala yang dihadapi para petani selama ini, termasuk soal pupuk dan jalur distribusi saat panen. Kemudian dia juga berbincang dengan kelompok tani dan petani milenial di pematang sawah.
Didampingi Wabup (Wakil Bupati) Sleman Danang Maharsa, Puan mendengarkan berbagai aspirasi petani sambil menikmati kacang dan ubi rebus. “Kali ini saya hadir dengan fokus menanam padi. Biarkan rakyat nanti yang memanen. Selama ini orang banyak fokus pada panennya. Padahal proses sebelum bisa panen itu panjang dan dimulai dengan kita menanam. Saya ingin mengetahui apa saja kebutuhan dan permasalahan yang ada disini terkait petani. Bagaimana menanam padi? Panennya dan sesudah panen itu dijual atau dibeli ke mana? Itu yang jadi perhatian saya,” imbuhnya.
Seorang petani bernama Tusiran menyampaikan. Tak lain mengenai berbagai keluhan yang dihadapi para petani di Sendangmulyo. Mulai dari harga gabah yang rendah hingga sering telatnya distribusi pupuk subsidi. Termasuk harganya yang cukup tinggi. “Mudah – mudahan dengan Bu Puan datang kesini, dapat memberi semangat petani – petani di Sendangmulyo. Karena kebanyakan petani sekarang yang tua – tua. Semoga dengan ibu datang, ada petani dari generasi muda yang akan menjadi penerus kami,” terangnya.
KLIK JUGA : Tegas, Presiden Salva Kiir Pecat Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri!
“Kami harap. Pemerintah supaya memperhatikan petani – petani. Patokan harga gabah itu berapa? Karena petani juga banyak tidak tahu. Kami juga mengharapkan. Agar jalan tani diperbaiki. Karena kalau musim hujan jalannya rusak, bawa gabah pakai motor atau mobil sering terpleset,” imbuh Tasiran. Petani pun mengharapkan. Ada saluran induk air. Sebab ketika musim kemarau, air untuk mengaliri sawah tidak lancar. Lantas ke Wabup, Puan menanyakan. Bisa atau tidaknya harapan petani bisa segera direalisasikan. Kepada Lurah Sendangmulyo Budi Susanto, dia juga menanyakan. Bisa atau tidaknya dana desa digunakan untuk membangun infrastruktur pertanian.
Kemudian Lurah Budi mengatakan. Saat ini dana desa belum bisa digunakan untuk membantu pembangunan pertanian. Karena anggaran difokuskan untuk bantuan langsung Covid-19 kepada masyarakat.”Sebelum Covid, dana desa untuk apa?” tanya Puan. “Untuk bansos ke masyarakat, pembangunan jalan-jalan kampung. Kami juga buat shelter,” kata Lurah. Lalu Puan meminta aspirasi dari petani milenial yang hadir, salah satunya Linggarsari Ayu. Perempuan yang akrab disapa Ayu itu mengungkapkan. Dia memilih menjadi petani. Karena ingin membantu orang tuanya yang sudah lanjut usia.
Puan pun mendukung munculnya banyak petani milenial. Dia menegaskan. Indonesia tidak bisa berdaulat pangan tanpa adanya petani. Oleh karenanya, DPR RI terus memberi perhatian besar langkah upaya meningkatkan kesejahteraan petani. Dia itu juga berbicara mengenai ekonomi pertanian digital yang sudah saatnya dilirik dan dikembangkan karena dapat membantu para petani. Untuk itu, dia memuji adanya aplikasi berbasis website sebagai marketplacet kecil produk pertanian yang diinisiasi oleh Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman.
Aplikasi tersebut merupakan wadah bagi petani dan calon pembeli bisa bertemu secara online. Aksi Mantan Menko PMK menanam padi di tengah hujan kemudian dikomentari Mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti. Dengan emotikon tangan menelungkup, dia menyebut. Bahwa biasanya petani tidak menanam padi hujan – hujanan. “Biasanya petani menanam padi tidak hujan – hujanan,” katanya di Twitter. Kalimat tersebut bak sindiran halusnya akan sesuatu yang terbilang janggal. Hal itu memunculkan beragam komentar dari warganet.
Discussion about this post