JAKARTA, mataberita.co.id__ Perubahan iklim yang terjadi di seluruh dunia berdampak besar terhadap kehidupan manusia. Untuk menghadapi perubahan iklim, Indonesia dan sejumlah negara di dunia pun membuat kesepakatan global. Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Basilio Dias Araujo menjelaskan. Indonesia melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkomitmen mengendalikan perubahan iklim sesuai Perjanjian Paris pada 2016. Komitmen itu juga disampaikan dalam sejumlah forum internasional. Yang mana tentunya untuk mencapai Indonesia nol emisi atau zero emission.
“Presiden Jokowi di beberapa forum internasional, salah satunya saat pertemuan G20 di Roma dan Indonesia berkomitmen untuk mencapai nol emisi. Dengan sumber daya domestik, Indonesia melakukan pengurangan emisi karbon sebanyak 26%. Dan Indonesia yakin dapat mengurangi emisi karbon hingga 2030,” jelas Basilio di Glasgow, Inggris pada Rabu (03/11/2021). Selain itu, untuk mendukung akselerasi transisi energi bersih dan mobilitas berkelanjutan, salah satunya dengan melakukan upaya waste to energy.
Waste to energi dimaksud yaitu meningkatkan program pengolahan sampah menjadi energi listrik terbesar di Indonesia. Tak lain dengan program PSEL yang kini dibangun di 12 kota. Basilio menjelaskan. Melalui program PSEL setiap 1000 ton sampah akan diolah menjadi 9 megawatt energi listrik. Hal itu dapat mewujudkan nol emisi pada 2030. “Maka dari itu perlu upaya besar dari seluruh lapisan masyarakat yang dapat mendatangkan manfaat. Bukan hanya dari sisi kesehatan manusia saja, tapi juga dapat meningkatkan ekonomi rakyat,” pungkasnya..
KLIK JUGA : Menko Marves Luhut Katakan, Pemerintah Batalkan PPKM Level 3 di Seluruh Wilayah Indonesia
Discussion about this post