JAKARTA, mataberita.co.id__ Anggota Legislatif Dapil Banten Marinus Gea rupanya kini tengah disibukkan mencari sosok pemimpin yang ideal untuk wilayah Provinsi Banten. Dilatarbelakangi Banten sudah melewati 22 tahun menjadi sebuah provinsi. Proses tersebut tentunya tidak mudah dilalui. Sehingga banyak pertimbangan matang untuk memilih sosok pemimpin yang menjabat posisi Kepala Daerah Provinsi alias Gubernur di Banten. Pasalnya, ada salah satu persyaratan yang tercantum dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur. Yakni mampu secara jasmani dan rohani. Mampu disini memiliki banyak kriteria yang menjadi dasar keyakinan rakyat atau masyarakat memilih.
Sudah bukan barang langka lagi sosok pemimpin termasuk Gubernur yang haus akan kekuasaan dan kekayaan. Bahkan terlarut buaian hingga gelap mata menikmati uang negara dan rakyat. Seperti melakukan tindak pidana suap, gratifikasi, korupsi, kolusi dan nepotisme dengan gamblang tanpa sesal. Ini terbukti beberapa Gubernur ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Nurdin Abdullah yang merupakan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) tahun 2021 dan kini menyusul Lukas Enembe yang merupakan Gubernur Papua menjadi salah satunya. Ini yang menjadi faktor pendorong pencarian sosok pemimpin ideal di Banten oleh Kader Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Marinus Gea.
Hal demikian dikaitkan oleh Pria yang juga menjabat bermacam organisasi ini. Lantaran Provinsi Banten berdekatan dengan Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia yaitu Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, Banten menjadi salah satu penopang untuk sumbangsih pendapatan negara yang sangat besar. Itu terbukti berdasarkan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Banten yang meraih keberhasilan sebagai peringkat kedua. Tak lain dengan realisasi pendapatan APBD provinsi Se-Indonesia tahun anggaran 2022 dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). “Apa yang dimiliki ibukota, pasti akan dimiliki Banten,” jelasnya pada Sabtu (08/10/2022).
KLIK JUGA : Anggota APLI sekaligus Pemilik Perusahaan Robot Trading ATG ATC, Dinar Wahyu Kenzo Resmi Dilaporkan
“Kemajuan Ibu Kota Negara, Jakarta itu, ini Banten memberikan sumbangan atau sumbangsih yang sangat besar. Diantara lain Bandara Internasional Soekarno Hatta. Potensinya sangat luar biasa. Kemudian pembangunan – pembangunan untuk mendukung semua aktivitas di Jakarta sebagai ibukota, semua ada di Banten. Kita lihat proses pembangunan itu terus berjalan dari Provinsi Banten,” terang Pria kelahiran tahun 1973. Dia pun menambahkan. Tak hanya itu, potensi Banten yang begitu besar terlebih pariwisata maka akan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) wilayah tersebut.
“Potensinya, pariwisata yang ketika dibangkitkan ini akan langsung melejit,” ungkap Anggota Legislatif Komisi XI itu. Dilanjutkannya, kuat dan eratnya sinergitas antar elemen tak lepas dalam pencapaian tersebut. Tanpa adanya sinergitas yang erat dan kuat, menurut Pria Ono Niha itu, Banten yang notabene memiliki sumber daya alam berlimpah, potensi besar dan pembangunan yang banyak bisa sia – sia. Hal itu bisa saja terjadi karena ketidakmampuan pemimpin yang mampu mengelola dengan baik. Apalagi, dibungkus dengan pemimpin yang mempunyai rasa untuk memakmurkan diri sendiri. Tak dipungkiri, kehancuran kebangkitan provinsi bakal legitimasi.
“Maka diperlukan perasaan seorang pemimpin yang mampu mengelola komunitas, mengelola partai politik dan tentunya mengelola dirinya sendiri juga. Sehingga apa yang muncul. Bukan lagi pemimpin. Tapi calon penguasa. Karena ini kan untuk mencari kekuasaan. Definisi politik dalam teori itu kan sarana mencari kekuasaan untuk kemakmuran rakyat. Bukan justru kemakmuran diri sendiri. Proses ini sangat penting. Karena kita melihat 22 tahun Banten sudah berumur menjadi sebuah Provinsi. 22 tahun ini kita lihat ada perubahan – perubahan,” ungkap Pria bermarga Gea ini. Dia lantas menggambarkan. Perubahan akan terus meningkat apabila Banten punya pemimpin yang berkriteria ideal dan tidak berfokus kekuasaan semata.
KLIK JUGA : Sejumlah Investasi Ilegal Berbasis Judi Online Diproses, Yagoal Online Kapan Gilirannya?
“Ada perubahan yang terjadi tapi masih belum seideal seperti pemimpin yang akan mungkin bisa kita lahirkan. Karena potensinya sudah ada tapi bisa dikatakan belum dikelola dengan baik dan maksimal. Mungkin saja ini, lebih dominan memikirkan bagaimana mempertahankan posisinya, lebih dominan mempertahankan sebagai raja, lebih dominan mempertahankan kekuasaannya untuk kemakmuran, bukan kemakmuran siapa – siapa. Tapi kemakmuran diri sendiri. Faktanya di dunia perpolitikan biasanya begitu. Karena ini kan siklus. Ketika dia sudah berkuasa, dia harus merencanakan kembali. Bagaimana berkuasa berikutnya?” ujar Marinus Gea.
Pria yang sebelumnya duduk di Kursi Senayan Komisi III DPR RI pun mengungkapkan. Solusi mengajak bersama mencari sosok pemimpin ideal. Yang mana sekurang – kurangnya memiliki beberapa kriteria. Diantaranya cerdas, berinisiatif, bertanggung jawab, dapat dipercaya, jujur, rela berkorban, dicintai dan mencintai seluruh masyarakat. Sehingga sosok tersebut akan lebih mengutamakan kepentingan bersama ketimbang dirinya sendiri. “Kecerdasan adalah titik tentu yang idealnya harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Kecerdasan merupakan point utama yang menentukan seberapa baik langkah yang diambil oleh seorang pemimpin jika dihadapkan oleh suatu masalah,” tuturnya.
“Kemudian tidak hanya cerdas, pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang berani berinisiatif jika dihadapkan dengan suatu masalah. Selanjutnya bertanggung jawab. Berarti berani untuk menanggung efek dari segala keputusan yang timbul akibat tindakan yang telah dilaksanakan. Sehingga tidak tergesa – gesa dalam mengambil keputusan. Berikutnya, pemimpin yang dapat dipercaya adalah pemimpin yang mampu mendamaikan hati semua anggota. Dengan pemimpin yang dapat dipercaya, setiap anggota akan merasa lebih terpacu untuk menyatukan hati dan menciptakan keseragaman masyarakat demi terciptanya keutuhan,” sambung Marinus Gea.
Pria yang sering disapa Mr. G ini pun menerangkan beberapa kriteria lainnya yang bisa menjadi acuan untuk mencari pemimpin yang ideal di Banten. “Masih ada kriteria lainnya yang bisa menjadi acuan. Kejujuran dalam diri seseorang tentunya menjadi point khas yang harus dimiliki oleh seorang manusia, terutama oleh seorang pemimpin. Pemimpin yang jujur menjanjikan keterbukaan dan keluwesan dalam memberikan segala informasi yang mencakup kepentingan masyarakat. Lalu rela berkorban. Yang berarti rela menerjunkan diri dalam kepentingan masyarakatnya dibandingkan dengan kepentingan pribadi,” katanya.
“Pemimpin ideal yang rela berkorban akan mampu mengambil keputusan secara tepat tanpa merugikan banyak pihak. Sehingga cinta hadir dalam diri seorang pemimpin yang ideal dan juga masyarakat yang dipimpinnya. Sebab segala bentuk tingkah laku yang hadir dari seorang pemimpin yang ideal akan selalu diiringi dengan unsur cinta. Yang mana itu akan meminimalisir bentuk kecurangan dan hal-hal buruk lainnya. Masyarakat tersebut pun akan mampu mencintai pemimpinnya tanpa adanya unsur paksaan yang berlebih. Maka pemimpin itu pula akan mampu menciptakan tindakan dengan cinta yang terkoordinir rapi untuk kemajuan,” tandas Marinus Gea.
Discussion about this post