JAKARTA, mataberita.co.id__ Adanya beras rusak sebanyak 1.000 ton di salah satu gudang di DKI Jakarta, ramai di media sosial pada Senin (09/01/2023). Hal itu disebutkan oleh pengunggah twit, beras dalam gudang itu merupakan program bantuan sosial (bansos) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tahun anggaran 2020 yang diduga terkait korupsi.
“Temuan Dugaan Korupsi Program Bansos Pemprov DKI tahun 2020 senilai Rp. 2.85 Triliun. Hasil audit forensik Ernst & Young yang belum dibuka ke publik neh. Karena data2nya ngeri2 sedap likes dulu yang banyak yah biar semangat ahh,” tulis pengunggah dalam twitnya.
Hingga Sabtu (14/01/2023), twit itu sudah disukai sebanyak lebih dari 43.000 kali oleh pengguna Twitter lainnya.
Berikut informasi yang didapatkan terkait temuan beras yang berada di gudang Pulo Gadung tersebut.
- Pj Gubernur DKI Jakarta Tidak Tahu
Pada Rabu (11/01/2023), Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, pihaknya tidak tahu-menahu soal beras yang ada di gudang tersebut. Teramsuk soal adanya dugaan korupsi bansos tersebut.
“Iya, saya enggak tahu. Itu kan (program bansos tahun 2020) lama,” kata Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (11/1/2023).
Heru menegaskan, jajarannya kini telah merekonsiliasi data penerima bansos di Ibu Kota.
Proses rekonsiliasi itu, menurut dia, telah berlangsung selama 3-4 kali.
“Dari saya di sini sudah 3-4 kali membahas mengenai data, rekonsiliasi data (penerima bansos). Kalau yang lalu-lalu, kan saya enggak paham,” imbuh dia.
- BUMD: sisa stok retail perusahaan
KLIK JUGA : Trah Soekarno, Kalah Menang Puan Maju Pilpres
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BP BUMD DKI Jakarta Fitria Rahadiani mengaku telah berkoordinasi dengan Pasar Jaya terkait beras di tempat penyimpanan itu.
Dari koordinasi itu, diketahui beras di tempat penyimpanan tersebut merupakan sisa stok retail perusahaan.
“Untuk sisa stok beras di Pulogadung, berdasarkan hasil koordinasi dengan Perumda Pasar Jaya sisa, stok tersebut merupakan sisa stok dari usaha retail perusahaan,” ujar Fitria melalui pesan singkat, Kamis (12/1/2023).
Fitria juga mengatakan, sisa beras itu sebetulnya akan dilelang oleh Perumda Pasar Jaya pada akhir Januari 2023.
Proses lelang bakal dilakukan antara Perumda Pasar Jaya dengan sebuah kantor lelang.
“Terhadap sisa stok tersebut, Perumda Pasar Jaya akan melaksanakan lelang bekerja sama dengan kantor lelang di akhir Januari ini,” ungkap dia.
- Dinsos DKI Jakarta tidak tahu
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial DKI Premi Lasari mengatakan, ia tidak tahu tentang temuan tumpukan beras rusak dan menguning yang disimpan di salah satu gudang di Pulo Gadung.
Premi mengungkapkan, pihaknya pernah memiliki kontrak kerja sama dengan BUMD DKI, salah satunya Pasar Jaya, untuk penyaluran beras bansos.
Namun kontrak kerja sama itu sudah berakhir sejak dua tahun lalu atau per 31 Desember 2020.
Meski begitu, Dinsos DKI Jakarta juga berencana menelusuri temuan ribuan ton beras rusak tersebut.
- Akan dicek KPK
Dikutip, Jumat (13/01/2023), Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan akan mengecek apakah ada laporan yang masuk terkait dugaan korupsi dimaksud. “Terkait dengan itu, nanti kami akan cek ya mengenai kasus tersebut apakah ada di KPK atau tidak,” kata Ali, Kamis (12/01/2023).
Menurut Ali, KPK membuka pintu apabila ada masyarakat yang memiliki bukti awal dugaan korupsi Bansos DKI 2020. “Kami membuka pintu seluas-luasnya, selebar-lebarnya melalui berbagai kanal yang ada di KPK untuk melaporkan kepada KPK,” katanya.
Discussion about this post