KALIMANTAN, mataberita.co.id__ Video viral Muhammad Amin atau disapa Haji Amin, pria asal Kalimantan Selatan yang memamerkan saldo tabungan Rp 500 triliun beberapa waktu lalu bikin dia merasa dirugikan. Dia tak menyangka video yang dibuat itu justru diviralkan oleh kelompok yang dia sebut mafia barang antik.
“Imbasnya saya yang dirugikan,” ujar Haji Amin di sebuah rumah sederhana tipe 36 di Komplek Alam Sutra, Jalan Mantuil, Kota Banjarmasin, pada Jumat (20/01/2023). Dia lalu menceritakan dampak yang diterima akibat video yang berkembang viral itu. Itu malah jadi mempermalukannya. “Para mafia barang antik yang mau saya berantas itu malah joget-joget sekarang,” katanya.
“Para penipu masyarakat ini maju lagi, karena tujuan saya mau memberantas,” tutur Pria kelahiran Amuntai 6 Juni 1972. Akibatnya, dia tidak lagi berbisnis barang antik untuk sementara waktu. Dia beralih menekuni bisnis jual beli emas yang sempat dirintis sejak tahun 2013 lalu. Dia mengaku sudah berbisnis barang antik sejak tahun 2000.
Adapun barang antik yang diburu seperti samurai, kantong macan, merah delima, bambu pethuk, dan piring melawin anti racun. Haji Amin lalu menceritakan awal mula video yag menghebohkan warganet beberapa waktu lalu itu. Video yang isinya dia seperti memamerkan saldo tabungan Rp 500 triliun itu sebetulnya dibuat untuk meyakinkan pemilik barang antik pedang samurai.
Hal demikian dilakukan agar menemui Muhammad Amin di sebuah hotel di Bekasi, Jawa Barat. Si pemilik pedang samurai itu sebelumnya meminta Amin membuktikan. Bahwa dia punya cukup dana untuk membeli pedang samurai tiga tombol senilai Rp 450 triliun. Dia lalu meminta bantuan beberapa orang yang dia temui di hotel.
KLIK JUGA : Sejumlah Investasi Ilegal Berbasis Judi Online Diproses, Yagoal Online Kapan Gilirannya?
Mereka yang dikumpulkan agar membantu bikin video beserta kertas bertuliskan nominal Rp 500 triliun. Setelah itu, Amin mengirim video berisi testimoni dan selembar kertas yang diketik mirip buku tabungan dengan saldo Rp 500 triliun ke pemilik barang antik itu. Tapi upaya ini tak membuahkan hasil.
Padahal, Amin sudah bertolak dari Banjarmasin pada 10 September 2022 ke Bekasi untuk melihat pedang samurai tiga tombol tersebut. Belakangan dia tahu pola yang dipakai mafia barang antik untuk mengelabui calon pembeli. Seperti yang orang mengaku punya pedang samurai tersebut. “Misalkan ini saya punya pedang samurai,” terangnya.
“Ayo siapa mediator yang mau ngongkosin saya. Geser ke sini, geser ke situ membawa ke yang bayar. Jadi masyarakat yang kurang tahu itu ketipu, kadang 20 (juta), 50 (juta), ada yang sampai jual mobil,” tutur pria 50 tahun itu. Bukan untung, dia malah tekor Rp 30 juta. Dalam hal ini, dia tekor Rp 30 juta akibat ditipu mafia barang antik tersebut.
Awalnya Amin menyetor duit Rp 8 juta ke orang suruhan dari si pemilik pedang samurai untuk selamatan. Tapi barang yang dia minati tak kunjung datang. Padahal sudah tak sedikit uang yang dikeluarkan untuk transportasi pesawat, sewa hotel, makan dan lain-lain. “Kami yang rugi, tapi saya diam saja. Kerugian kurang lebih Rp 30 jutaan, sama transportasi, kasih yang nungguin,” katanya.
“Barangnya tidak ada, dijanjikan saja. Saya kira betul. Ternyata tidak ada. Kalau misalnya ada, saya bisa menego lagi. Tiga tombol (samurai) itu Rp 450 triliun. Satu tombol Rp 150 triliun,” kata Amin yang ketika diwawancarai juga didampingi istrinya, Linda Lestari. Akibat kehebohan ini, dia sudah dimintai klarifikasi oleh petugas Ditreskrimsus Polda Kalimantan Selatan.
Kepolisian pun menutup kasus tersebut. Perihal pemeriksaan dari PPATK, Amin tidak tahu-menahu. “Tidak pernah transaksi kami. Dan saya belum bisa apa-apa lagi. Saya kurang tahu,” ujarnya. Selain berbisnis barang antik dan dagang emas, dia pernah menggeluti bisnis tambang batu bara di Kabupaten Tanah Bumbu. Kini, dia dan istri mengelola toko baju sederhana di daerah Jalan Mantuil.
Discussion about this post