PEKALONGAN, mataberita.co.id__ Pencegahan penyakit kaki gajah terus diupayakan dan diantisipasi secara intensif oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat. Setelah selesai melaksanakan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melakukan evaluasi POPM Filariasis di Kota Pekalongan pada Selasa (11/07/2023).
Seperti diketahui, program pencegahan kaki gajah tersebut di Kota Pekalongan sudah dimulai sejak tahun 2011. Mengingat, disini merupakan salah satu daerah endemis filariasis di Provinsi Jawa Tengah (Jateng), bahkan Indonesia. Untuk saat ini, Pulau Jawa tersisa satu daerah endemis filariasis yaitu Kota Pekalongan. Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto menjelaskan. Bahwa Kemenkes RI telah melakukan evaluasi POPM Filariasis pada pertengahan Juli 2023.
KLIK JUGA : Sejumlah Investasi Ilegal Berbasis Judi Online Diproses, Yagoal Online Kapan Gilirannya?
Tentunya ini dijadikan sebagai lokus ada 2 lokasi yakni di Kelurahan Jenggot dan Kelurahan Degayu. Selama 3 hari, di dua lokasi tersebut, ratusan warga menjadi sasaran evaluasi POPM Filariasis dengan pengambilan sampel Survey Darah Jari (SDJ) pada waktu malam hari pukul 22.00-01.00 WIB. “Alhamdulillah pengambilan sampel berupa survey darah jari sudah selesai dilakukan. Dengan jumlah sampel sesuai dengan target, total 649 sampel yang diambil,” kata Budi.
“Sedangkan target minimal 600 sampel,” sambung Budi, kemarin. Menurutnya, untuk hasil SDJ saat ini belum keluar dan masih memunggu beberapa minggu ke depan, karena masih diperiksa di laboratorium. “Harapannya, hasil SDJnya nanti, angkanya kalau bisa 0 dan tidak lagi ada darah yang terinfeksi mikrofilaria. Sehingga Kota Pekalongan bisa segera bebas penyakit filariasis atau kaki gajah,” pungkasnya. (Herdy Ramahwan)
Discussion about this post