Purbaya Yudhi Sadewa Murka: Pegawai Bea Cukai Nongkrong Seharian di Starbucks, Ancaman Pemecatan Diabaikan

MataBerita – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa kembali jadi sorotan publik setelah meluapkan kekesalannya secara terbuka. Penyebabnya bukan hal sepele — laporan masuk menyebut ada pegawai

admin

Purbaya Yudhi Sadewa
Purbaya Yudhi Sadewa

MataBerita – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa kembali jadi sorotan publik setelah meluapkan kekesalannya secara terbuka. Penyebabnya bukan hal sepele — laporan masuk menyebut ada pegawai dari Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) yang diduga nongkrong seharian di sebuah gerai kopi ternama, Starbucks.

Yang membuatnya makin geram, peringatan dan ancaman pemecatan yang pernah ia lontarkan sebelumnya seolah tak digubris. Padahal, ia sudah dengan tegas mengatakan akan menindak siapa pun pegawai yang kedapatan melakukan penyimpangan.

Kemarahan ini pun disampaikannya di hadapan media usai menerima laporan dari layanan pengaduan baru, “Lapor Pak Purbaya.” Dari sinilah terungkap, bukan hanya satu, tapi sejumlah pegawai DJBC diduga sering nongkrong di kafe sambil berseragam dinas.

Laporan “Lapor Pak Purbaya” Ungkap Aksi Nongkrong Pegawai Bea Cukai

Menurut keterangan resmi, laporan tersebut masuk dua hari setelah layanan “Lapor Pak Purbaya” diluncurkan. Pelapor mengaku kerap melihat beberapa pegawai DJBC duduk santai di Starbucks dengan seragam lengkap, laptop terbuka, dan berbincang bersama beberapa orang lainnya — termasuk yang diduga aparat berpakaian preman.

Kegiatan itu disebut bukan hanya sekali dua kali, melainkan hampir setiap hari.

“Selamat pagi, saya mau melaporkan setiap hari melihat petugas Bea Cukai yang nongkrong di Starbucks lengkap dengan laptop dan meeting dengan banyak orang lain, sesama petugas Bea Cukai dan sepertinya aparat lain berbaju preman seharian,” ujar Purbaya saat membacakan laporan tersebut di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (17/10/2025).

Pelapor juga menyampaikan rasa tidak nyaman karena para pegawai tersebut disebut sering berbicara keras sehingga mengganggu kenyamanan pengunjung lainnya.

Tugas Bea Cukai Bukan Nongkrong, Tapi Awasi Barang dan Pungut Cukai

Sebagai informasi, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai merupakan lembaga di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang memiliki tugas penting. Mereka bertanggung jawab mengawasi lalu lintas barang ekspor-impor, memungut bea masuk, bea keluar, dan cukai sesuai undang-undang yang berlaku.

Dengan tanggung jawab sebesar itu, keberadaan pegawai berseragam dinas yang malah terlihat nongkrong di tempat umum tentu saja memunculkan tanda tanya besar. Apalagi jika kegiatan tersebut dilakukan saat jam kerja.

Purbaya pun menilai, tindakan seperti ini bukan hanya melanggar kedisiplinan, tapi juga merusak kepercayaan publik terhadap institusi keuangan negara.

Purbaya Yudhi Sadewa: “Saya Anggap Mereka Tidak Peduli”

Purbaya Yudhi Sadewa tak menutupi rasa kecewanya. Ia mengaku sempat berpikir bahwa ancamannya untuk memecat pegawai DJBC dan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) bakal memberikan efek jera. Namun kenyataannya, laporan ini menunjukkan bahwa peringatan itu dianggap angin lalu.

“Jadi saya baru tahu, walaupun kita sudah menggebrak-gebrak, masih ini di bawah seperti ini. Artinya mereka tidak peduli, dianggapnya saya main-main,” kata Purbaya dengan nada kesal.

Ia juga menegaskan akan menindaklanjuti laporan tersebut dan mengejar para pegawai yang disebut dalam aduan. Menurutnya, tidak ada toleransi bagi siapa pun yang mencoreng nama baik lembaga keuangan negara.

Nongkrong di Starbucks Jadi Simbol “Ketidakpedulian”?

Fenomena nongkrongnya pegawai Bea Cukai di Starbucks ini ramai jadi perbincangan publik. Bukan sekadar soal tempat, tapi soal mentalitas pegawai negeri yang seharusnya menjaga citra dan menjalankan tugas negara dengan penuh tanggung jawab.

Pakar kebijakan publik menilai, jika benar kegiatan itu terjadi pada jam kerja dan menggunakan seragam resmi, maka bukan hanya masalah etik, tapi juga pelanggaran kedisiplinan pegawai negeri.

Contoh serupa juga pernah terjadi di berbagai instansi lain, di mana pegawai terlihat nongkrong atau bersantai saat seharusnya bekerja. Dalam banyak kasus, tindakan seperti ini memicu reaksi keras dari masyarakat karena dianggap menyalahgunakan kepercayaan publik.

Pemerintah Diminta Bertindak Tegas

Kemarahan Purbaya Yudhi Sadewa ini bukan tanpa alasan. Sebagai Menteri Keuangan, ia bertanggung jawab memastikan seluruh jajaran pegawainya bekerja profesional dan bersih dari penyimpangan.

Langkah tegas diperlukan agar kejadian serupa tidak terulang. Masyarakat juga diharapkan aktif melapor jika menemukan perilaku tidak pantas dari aparatur negara.

Sistem pengaduan seperti “Lapor Pak Purbaya” sebenarnya menjadi salah satu cara untuk mempercepat respons pemerintah terhadap dugaan pelanggaran pegawai.

Penutup: Kepercayaan Publik Tak Boleh Diremehkan

Kasus nongkrongnya pegawai Bea Cukai di Starbucks ini mungkin terdengar sederhana bagi sebagian orang. Namun bagi publik, hal ini mencerminkan sikap abai terhadap tugas negara.

Kemarahan Purbaya Yudhi Sadewa menjadi pengingat bahwa ancaman bukan sekadar omongan. Ketegasan perlu diwujudkan dalam tindakan nyata agar kepercayaan publik terhadap institusi negara tidak luntur.

Masyarakat kini menunggu langkah konkret dari pemerintah. Apakah pegawai tersebut akan benar-benar ditindak atau hanya berakhir sebagai berita panas sesaat?

Ikuti Kami di Google News

Related Post

Leave a Comment