MataBerita – Saat peluit panjang berbunyi di Lotto Stadium, suasana berubah menjadi pesta untuk Inter Milan. Pertandingan fase grup union saint-gilloise vs inter ini sejak awal memang menjanjikan tensi tinggi, tapi siapa sangka Nerazzurri tampil sedemikian dominan dan menggulung tuan rumah dengan skor mencolok 4-0.
Di bawah sorotan lampu stadion, pasukan Christian Chivu menunjukkan kualitas dan mental juara mereka. Dengan penguasaan bola yang nyaris mutlak, peluang demi peluang mengalir deras dari lini serang Inter. Dan seperti yang sudah sering terjadi, nama Lautaro Martinez kembali jadi headline.
Bagi para penggemar sepak bola, laga ini bukan sekadar kemenangan. Ini adalah pernyataan bahwa Inter serius mengincar posisi puncak klasemen Liga Champions musim ini.
Awal Laga: Dominasi Inter Sejak Menit Pertama
Begitu kick-off dimulai, Inter langsung tancap gas. Dengan formasi ofensif, Lautaro Martinez dan Pio Esposito menjadi duet tajam di lini depan. Di belakang mereka, Piotr Zielinski dan Davide Frattesi mengatur tempo permainan dengan sangat rapi.
Inter mencatat 70% penguasaan bola dan melepaskan 21 tembakan ke gawang, tujuh di antaranya tepat sasaran. Union Saint-Gilloise dipaksa bertahan nyaris sepanjang babak pertama dan hanya bisa sesekali mencoba serangan balik.
Peluang emas pertama Inter datang pada menit ke-40. Lautaro, yang lolos dari kawalan, tinggal berhadapan satu lawan satu dengan kiper Kjell Scherpen. Namun, sepakannya berhasil ditepis dengan refleks luar biasa, membuat para pendukung Inter sempat terdiam sesaat.
Gol Pembuka: Skema Sepak Pojok yang Sempurna
Ketegangan tak berlangsung lama. Dari sepak pojok yang dieksekusi Hakan Calhanoglu, bola disundul Yann Bisseck dan mengarah tepat ke Denzel Dumfries. Tanpa pikir panjang, Dumfries menyontek bola ke dalam gawang. Skor 1-0 untuk Inter!
Gol ini jadi bukti betapa efektifnya skema bola mati Inter. Mereka bukan hanya mengandalkan permainan terbuka, tapi juga sangat mematikan dari situasi set piece.
Gol Kedua: Lautaro Tunjukkan Kelasnya
Di masa injury time babak pertama, Inter kembali mengoyak gawang Union. Dumfries menusuk dari sisi kanan dan mengirimkan umpan silang matang ke arah Esposito. Dengan cerdas, Esposito tidak langsung menembak, melainkan mengontrol bola dan menyodorkannya ke Lautaro Martinez.
Lautaro melepaskan sepakan melengkung cantik ke tiang jauh, tak mampu dijangkau kiper. Skor menjadi 2-0.
Momen ini seolah menjadi penegasan siapa kapten sejati di lapangan. Lautaro bukan hanya pencetak gol, tapi juga pemimpin ritme permainan tim.
Babak Kedua: Penalti dan Tekanan Tanpa Henti
Hanya tujuh menit setelah babak kedua dimulai, Inter mendapat hadiah penalti. Sundulan Lautaro mengenai tangan Kevin Mac Allister dan VAR memperkuat keputusan wasit. Calhanoglu yang maju sebagai eksekutor dengan tenang menempatkan bola ke pojok kiri bawah.
Skor berubah menjadi 3-0 dan Inter semakin nyaman menguasai pertandingan. Union Saint-Gilloise nyaris tak mampu keluar dari tekanan, sementara Inter terus menggempur lini belakang lawan.
Beberapa peluang emas kembali tercipta. Tendangan Esposito pada menit ke-69 masih melebar tipis, sedangkan sepakan Frattesi menit ke-75 ditepis Scherpen. Namun, keunggulan mutlak ini membuat Inter tak terburu-buru, melainkan semakin percaya diri mengontrol tempo permainan.
Gol Keempat: Pio Esposito Lengkapi Pesta Gol
Tak mau ketinggalan dari rekan-rekannya, Pio Esposito akhirnya ikut mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-76. Umpan tarik matang dari Ange-Yoan Bonny disambar Esposito dengan mudah di depan gawang.
Gol ini menutup pesta Inter malam itu. Skor akhir 4-0 menjadi gambaran jelas betapa superiornya Nerazzurri di laga tandang ini.
Posisi Klasemen: Inter Tempel Ketat PSG
Dengan kemenangan ini, Inter kini duduk di posisi kedua klasemen Liga Champions dengan 9 poin, hanya kalah selisih gol dari Paris Saint-Germain yang berada di puncak. Sementara itu, Union Saint-Gilloise harus puas di posisi ke-23 dengan tiga poin.
Situasi ini membuat perebutan posisi puncak semakin panas. Jika performa ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin Inter akan mengambil alih posisi teratas pada pertandingan selanjutnya.
Susunan Pemain
Union Saint-Gilloise
Kjell Scherpen, Fedde Leysen, Christian Burgess, Kevin Mac Allister, Ousseynou Niang (Louis Patris 75′), Kamiel Van de Perre, Mathias Rasmussen (Marc Philipp Giger 61′), Adem Zorgane (Rob Schoofs 84′), Anan Khalaili, Promise David (Kevin Rodríguez 61′), Anouar Ait El Hadj (Raul Florucz 60′).
Inter Milan
Yann Sommer, Alessandro Bastoni (Federico Dimarco 59′), Stefan de Vrij (Manuel Akanji 46′), Yann Bisseck, Carlos Augusto, Piotr Zielinski, Hakan Calhanoglu (Petar Sučić 59′), Davide Frattesi, Denzel Dumfries (Luis Henrique 77′), Lautaro Martinez (Ange Bonny 59′), Francesco Pio Esposito.
Penutup: Modal Besar untuk Laga Berikutnya
Kemenangan telak union saint-gilloise vs inter ini menjadi sinyal kuat bahwa Inter bukan sekadar tim peserta, mereka penantang serius gelar juara. Kombinasi pertahanan kokoh, lini tengah kreatif, dan serangan tajam menjadi senjata utama Nerazzurri.
Dengan momentum seperti ini, tim asuhan Chivu tentu akan datang ke laga berikutnya dengan rasa percaya diri tinggi. Pertanyaannya kini: siapa yang sanggup menghentikan laju Inter Milan?