MataBerita – Kejadian kereta anjlok memang selalu jadi perhatian publik. Selain menyangkut keselamatan ratusan penumpang, insiden seperti ini juga bisa berdampak besar pada kelancaran perjalanan kereta di jalur utama. Begitu juga yang terjadi pada Sabtu siang ini, ketika dua gerbong belakang dari salah satu kereta antarkota tergelincir di jalur rel.
Insiden tersebut sontak membuat jalur kereta hulu dan hilir tak bisa dilalui sementara waktu. Ratusan penumpang yang berada di dalam rangkaian pun sempat mengalami keterlambatan perjalanan. Meski begitu, petugas lapangan langsung bergerak cepat untuk memastikan situasi bisa kembali normal secepatnya.
Peristiwa ini bukan hanya soal gangguan teknis. Di baliknya, ada prosedur keselamatan, koordinasi tim darurat, serta upaya pemulihan yang berlangsung cepat agar jalur kembali aman dilintasi. Lalu, bagaimana kronologinya?
Kronologi Kereta Anjlok di Kedunggedeh
Sabtu, 25 Oktober 2025, sekitar pukul 14.14 WIB, dua gerbong belakang dari Kereta Api Purwojaya relasi Stasiun Gambir – Stasiun Kroya mengalami anjlok di Emplasemen Stasiun Kedunggedeh, tepatnya di km 56+1/2.
Menurut keterangan Manajer Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, sang masinis langsung melaporkan kejadian begitu rangkaian melewati emplasemen dan dua gerbong terakhir tergelincir dari jalur. Akibatnya, jalur hulu dan hilir di lokasi kejadian tak dapat dilintasi.
Dalam laporan resmi, susunan rangkaian KA Purwojaya saat insiden terdiri dari 1 lokomotif, 8 gerbong kelas eksekutif (K1), 1 gerbong makan (KM), dan 1 gerbong pembangkit. Total ada 232 penumpang yang berada di dalam rangkaian ketika insiden terjadi.
Langkah Cepat Petugas di Lapangan
Begitu laporan masuk, petugas langsung berkoordinasi dengan berbagai unsur terkait untuk memastikan keselamatan penumpang dan keamanan jalur. Ixfan menjelaskan bahwa tim gabungan dari stasiun, Polsuska, Unit Jalan Rel, dan Tim Sarana Daop 1 Jakarta segera bergerak menuju lokasi.
Langkah awal yang dilakukan adalah memeriksa kondisi jalur dan posisi gerbong yang terdampak. Setelah itu, petugas mulai melakukan proses normalisasi agar jalur dapat kembali dilintasi kereta lain.
“Kami mohon maaf kepada seluruh pelanggan atas ketidaknyamanan yang mungkin timbul akibat gangguan operasional ini. Saat ini petugas di lapangan terus bekerja melakukan normalisasi agar perjalanan kereta api dapat segera kembali lancar,” ujar Ixfan.
Prosedur Saat Kereta Anjlok: Fokus pada Keselamatan
Insiden kereta anjlok seperti ini tidak bisa ditangani sembarangan. Ada prosedur ketat yang dijalankan, mulai dari penghentian perjalanan, pengamanan lokasi, hingga pemeriksaan penyebab kejadian.
1. Penghentian Sementara Jalur
Begitu terjadi anjlokan, jalur rel akan langsung ditutup sementara. Tujuannya jelas: menghindari potensi kecelakaan lanjutan.
2. Evakuasi dan Pengamanan Penumpang
Tim keamanan kereta dan petugas darurat memastikan semua penumpang berada dalam kondisi aman. Jika perlu, evakuasi dilakukan dengan cepat dan tertib.
3. Pemeriksaan Jalur dan Rangkaian
Unit teknis melakukan pengecekan menyeluruh terhadap rel dan rangkaian kereta. Pemeriksaan ini penting untuk memastikan jalur benar-benar aman sebelum digunakan lagi.
4. Proses Normalisasi Jalur
Petugas kemudian melakukan perbaikan atau penanganan teknis untuk mengembalikan gerbong ke posisi semula, serta memastikan struktur rel dalam kondisi stabil.
Dampak Insiden terhadap Jadwal Kereta
Kejadian ini tentu berdampak pada kelancaran perjalanan kereta lainnya yang melintas di jalur tersebut. Jalur hulu dan hilir ditutup sementara, menyebabkan keterlambatan pada beberapa perjalanan yang dijadwalkan melewati Kedunggedeh.
Dalam kondisi seperti ini, petugas KAI biasanya akan melakukan:
-
Pengalihan jalur jika memungkinkan.
-
Penjadwalan ulang keberangkatan kereta terdampak.
-
Informasi real time kepada penumpang melalui stasiun, aplikasi resmi, dan kanal komunikasi lainnya.
Langkah-langkah ini diambil agar penumpang tetap mendapatkan kepastian informasi dan pelayanan yang optimal.
Pelajaran Penting dari Kasus Kereta Anjlok
Setiap insiden anjlokan menjadi pengingat betapa pentingnya sistem keselamatan perkeretaapian. Meskipun jalur rel modern dirancang dengan standar tinggi, faktor teknis atau kondisi eksternal tetap bisa memicu gangguan.
Beberapa pelajaran penting dari kasus ini:
-
Kecepatan respons petugas sangat krusial. Koordinasi yang baik mempercepat pemulihan.
-
Pentingnya jalur ganda. Jika satu jalur terganggu, jalur lainnya bisa menjadi alternatif.
-
Pemeriksaan rutin jalur rel dan rangkaian. Mencegah gangguan lebih baik daripada menanganinya saat sudah terjadi.
Penutup: Respons Cepat Jadi Kunci
Meski insiden kereta anjlok di Kedunggedeh sempat membuat jalur lumpuh, respons cepat dari petugas membuat situasi dapat segera ditangani. Tidak ada korban jiwa, dan jalur dapat dipulihkan setelah pemeriksaan serta normalisasi.
Bagi penumpang, kejadian seperti ini memang tidak nyaman. Namun di balik layar, ada banyak pihak yang bekerja keras memastikan keamanan dan kelancaran perjalanan. Semoga kejadian serupa bisa dicegah dengan perawatan infrastruktur dan sistem keselamatan yang semakin baik.








