Peluang Dua Emiten Besar Masuk Indeks MSCI, Investor Mulai Pasang Strategi

MataBerita – Setiap menjelang pengumuman tinjauan MSCI, pasar modal Indonesia selalu bergerak lebih dinamis. Investor lokal maupun asing mulai memasang kuda-kuda, mencari peluang dari saham-saham yang

admin

MSCI
MSCI

MataBerita – Setiap menjelang pengumuman tinjauan MSCI, pasar modal Indonesia selalu bergerak lebih dinamis. Investor lokal maupun asing mulai memasang kuda-kuda, mencari peluang dari saham-saham yang berpotensi masuk ke dalam indeks bergengsi tersebut. Tahun ini, sorotan tajam tertuju pada dua emiten besar dari konglomerasi ternama yang disebut punya kans kuat untuk masuk ke daftar MSCI.

Bukan rahasia lagi, masuknya sebuah saham ke dalam indeks MSCI kerap menjadi pemicu arus dana asing dan peningkatan likuiditas pasar. Tak heran, kabar seputar kandidat emiten selalu menarik perhatian pelaku pasar. Banyak investor mulai menghitung-hitung valuasi, free float, dan peluang teknis lainnya untuk mendeteksi siapa yang paling berpotensi.

Dua emiten dari konglomerat besar disebut-sebut menjadi kandidat kuat pada periode peninjauan kali ini. Jika benar-benar masuk, dampaknya bisa sangat besar, bukan hanya untuk harga saham itu sendiri, tetapi juga untuk sentimen pasar modal Indonesia secara keseluruhan.

Dua Emiten Besar Jadi Sorotan

Menurut pengamat pasar modal Michael Yeoh, ada dua nama yang paling mencuri perhatian menjelang pengumuman MSCI bulan depan. Keduanya adalah emiten tambang emas milik Grup Bakrie, yaitu PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan emiten energi terbarukan milik taipan Prajogo Pangestu, yaitu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).

BRMS: Emiten Tambang Emas dengan Kapitalisasi Besar

Michael menjelaskan, kapitalisasi pasar free float BRMS diperkirakan mencapai Rp52,99 triliun. Angka ini dihitung berdasarkan porsi free float sekitar 36,45 persen dari total kapitalisasi pasar sebesar Rp145,33 triliun. Secara teknis, angka tersebut sudah berada dalam kisaran persyaratan minimal MSCI.

Selain itu, BRMS memiliki karakteristik saham yang cukup aktif diperdagangkan di bursa, sehingga likuiditasnya relatif kuat. Faktor ini menjadi nilai tambah penting, mengingat MSCI sangat memperhatikan likuiditas dalam perhitungannya.

“MSCI memiliki aturan ketat terkait perhitungan free float dan likuiditas secara berkala minimal selama enam bulan,” jelas Michael.

BREN: Energi Terbarukan Jadi Magnet Baru

Di sisi lain, BREN juga tak kalah menarik perhatian. Kapitalisasi pasar BREN diperkirakan mencapai Rp1.244 triliun dengan porsi free float 11,62 persen. Jika dikalkulasi, nilai float-nya sekitar Rp144,6 triliun. Secara angka, jumlah ini juga sudah memenuhi ketentuan minimal MSCI untuk masuk ke indeks global.

Namun, Michael mengingatkan bahwa perhitungan resmi MSCI bisa saja berbeda dengan asumsi publik. MSCI menggunakan metode kalkulasi free float sendiri yang cukup spesifik dan tidak selalu sama dengan data yang beredar di pasar.

“Catatan saja, perhitungan tersebut jika menggunakan asumsi free float 11,62 persen sesuai data yang beredar. Namun, perlu diketahui bahwa MSCI memiliki kalkulasi perhitungan free float tersendiri,” ujar Michael.

Proses Peninjauan MSCI

MSCI melakukan peninjauan komposisi indeksnya secara berkala untuk memastikan bahwa saham-saham yang masuk memiliki likuiditas dan struktur kepemilikan yang sehat. Jadwal pengumuman peninjauan periode ini akan dilakukan pada 5 November 2025, dan hasilnya akan mulai berlaku pada 25 November 2025.

Peninjauan ini bukan sekadar formalitas. Setiap perubahan komposisi indeks MSCI sering kali memicu aksi beli atau jual besar-besaran dari investor institusi global. Jika sebuah saham berhasil masuk ke indeks, secara otomatis akan dilirik oleh berbagai fund manager besar di dunia.

Dampak Masuk ke Indeks MSCI

Masuknya emiten ke dalam indeks MSCI memberikan banyak dampak positif. Pertama, meningkatkan likuiditas saham karena lebih banyak investor asing yang masuk. Kedua, bisa mendongkrak harga saham akibat peningkatan permintaan. Ketiga, menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan tersebut memiliki fundamental yang solid dan struktur kepemilikan yang sehat.

Likuiditas dan Kepemilikan Publik Jadi Penentu

Michael juga mengingatkan bahwa tidak semua saham besar otomatis masuk ke MSCI. Banyak faktor teknis yang dipertimbangkan, seperti likuiditas perdagangan dan porsi kepemilikan publik. Bahkan, dalam beberapa kasus, saham dari grup non-konglomerasi justru memiliki peluang lebih besar jika memenuhi semua kriteria teknis tersebut.

“Justru saham-saham di luar grup konglomerasi besar berpotensi lebih tinggi untuk dilirik, berkaitan dengan likuiditas dan proporsi kepemilikan publiknya,” jelas Michael.

Apa Itu MSCI?

Bagi sebagian investor pemula, istilah MSCI mungkin terdengar asing. MSCI adalah singkatan dari Morgan Stanley Capital International, penyedia indeks global yang menjadi acuan utama investor institusi dunia.

Indeks MSCI sering digunakan sebagai dasar pengelolaan dana investasi, termasuk dana pensiun dan reksa dana global. Dengan kata lain, jika sebuah saham masuk ke indeks ini, peluang untuk mendapatkan aliran dana dari luar negeri akan semakin besar.

Prediksi Pasar: BRMS dan BREN Jadi Kandidat Kuat

Melihat data kapitalisasi pasar dan porsi free float saat ini, baik BRMS maupun BREN punya peluang besar untuk masuk ke indeks MSCI. Meski begitu, semuanya tetap bergantung pada perhitungan final MSCI yang akan diumumkan dalam waktu dekat.

Para pelaku pasar kini tengah mengantisipasi berbagai kemungkinan. Jika salah satu dari dua emiten ini benar-benar masuk, sentimen positif diyakini akan ikut mengangkat kinerja indeks secara keseluruhan. Namun, jika tidak, pasar akan cepat melakukan penyesuaian.

Penutup

Keputusan MSCI selalu menjadi momen penting bagi investor global dan lokal. Bagi emiten yang berhasil masuk, ini bisa menjadi titik awal kenaikan harga saham yang signifikan. Sementara bagi investor, ini adalah saat yang tepat untuk memasang strategi cerdas — baik untuk memanfaatkan peluang kenaikan harga maupun untuk mengelola risiko.

Jadi, siapa yang akan benar-benar masuk ke indeks MSCI tahun ini? Apakah BRMS atau BREN—or justru keduanya? Jawabannya akan segera terungkap dalam waktu dekat.

Ikuti Kami di Google News

Related Post

Leave a Comment