Harga Bitcoin Turun Lagi: Sinyal Penurunan Harga Kripto Hari Ini, Penambang Mulai Lepas Aset

MataBerita – Dunia kripto kembali bergejolak. Setelah sempat menunjukkan tanda-tanda penguatan, harga Bitcoin kembali tergelincir dan gagal menembus level resistance penting di kisaran $110.000. Kondisi ini

admin

Penurunan Harga Kripto Hari Ini
Penurunan Harga Kripto Hari Ini

MataBerita – Dunia kripto kembali bergejolak. Setelah sempat menunjukkan tanda-tanda penguatan, harga Bitcoin kembali tergelincir dan gagal menembus level resistance penting di kisaran $110.000. Kondisi ini membuat investor kembali waspada, mengingat volatilitas yang terus membayangi pasar dalam beberapa pekan terakhir.

Pergerakan harga Bitcoin yang fluktuatif ini turut menimbulkan dampak domino ke berbagai sektor ekosistem kripto, termasuk aktivitas para penambang dan investor jangka panjang. Keduanya kini tampak mulai mengambil langkah berbeda, mencerminkan perubahan sentimen di pasar.

Menariknya, walaupun sempat mengalami tekanan jual, sebagian analis melihat fase ini bukan hanya sebagai sinyal bearish, tetapi juga momen akumulasi yang bisa menentukan arah pergerakan Bitcoin di minggu-minggu mendatang.

Harga Bitcoin Anjlok 1,70% dalam 24 Jam Terakhir

Pada 4 November 2025, harga Bitcoin (BTC) tercatat berada di kisaran $106.970, atau setara dengan Rp1,78 miliar per BTC. Angka tersebut menunjukkan penurunan sekitar 1,70% dalam 24 jam terakhir. Dalam periode yang sama, BTC sempat menyentuh titik terendah di Rp1,76 miliar dan tertinggi di Rp1,82 miliar.

Kapitalisasi pasar Bitcoin kini berada di sekitar Rp35.604 triliun, sementara volume perdagangan melonjak hingga 86% menjadi Rp1.284 triliun dalam sehari. Lonjakan aktivitas ini menunjukkan bahwa pasar masih sangat aktif, meski sentimen jangka pendek terlihat melemah.

Situasi ini menegaskan bahwa penurunan harga kripto hari ini bukan sekadar reaksi spontan pasar, melainkan cerminan dari fase penyesuaian setelah reli panjang yang terjadi dalam beberapa minggu sebelumnya.

Investor Jangka Panjang Mulai Tahan Aksi Jual

Salah satu indikator penting dalam analisis on-chain menunjukkan bahwa pemegang jangka panjang (long-term holders/LTH) mulai memperlambat laju penjualannya. Berdasarkan data Glassnode, pasokan Bitcoin yang dipegang kelompok ini telah berkurang sekitar 46.000 BTC dalam beberapa hari terakhir.

Langkah ini bisa diartikan dua hal: pertama, sebagian investor besar tampaknya mulai jenuh melakukan aksi ambil untung setelah bulan-bulan penuh tekanan; kedua, mereka mulai menaruh kembali keyakinan pada potensi pemulihan harga Bitcoin di masa depan.

Perlambatan distribusi ini memberi sedikit ruang bagi pasar untuk bernapas. Dengan berkurangnya tekanan jual dari investor besar, potensi penurunan lebih dalam dapat sedikit tertahan, meski risiko volatilitas tetap tinggi.

Penambang Bitcoin Ambil Alih Aksi Jual

Di sisi lain, para penambang Bitcoin kini tampak mengambil peran baru sebagai pihak yang mendorong tekanan jual. Setelah Bitcoin gagal menembus area psikologis $115.000, tercatat penambang menjual BTC senilai sekitar $172 juta — arus keluar terbesar dalam hampir enam minggu terakhir.

Langkah ini menandakan bahwa sebagian penambang memilih mengamankan keuntungan di tengah ketidakpastian pasar. Meski jumlah ini relatif kecil dibanding total kapitalisasi Bitcoin, pergerakan para penambang kerap dianggap sebagai indikator sentimen jangka pendek.

Gelombang penjualan terbaru ini pun mengisyaratkan pendekatan yang lebih hati-hati. Banyak penambang yang kini lebih memilih menyimpan likuiditas untuk bertahan menghadapi kemungkinan koreksi lebih dalam jika harga kembali melemah.

Arah Harga Bitcoin Masih Belum Pasti

Secara teknikal, harga Bitcoin per 3 November berada sedikit di atas level support penting di $108.000. Zona ini sudah beberapa kali menjadi titik pertahanan BTC ketika tekanan jual meningkat. Jika area ini berhasil dipertahankan, ada peluang besar bagi Bitcoin untuk rebound dalam waktu dekat.

Namun, jika tekanan dari penambang berlanjut, harga Bitcoin bisa turun menuju $105.585, level terendah dalam dua minggu terakhir. Koreksi lebih dalam bahkan bisa membawa harga ke area $103.000, yang akan memicu efek domino di pasar altcoin dan memperkuat sentimen negatif jangka pendek.

Sebaliknya, apabila sentimen mulai membaik dan aktivitas jual para penambang melambat, BTC berpeluang memantul kembali ke $110.000. Jika berhasil menembus dan bertahan di atas area tersebut, Bitcoin bisa melanjutkan tren naik menuju $112.500, menghidupkan kembali optimisme para trader terhadap potensi rally menjelang akhir tahun.

Apa Artinya untuk Investor?

Bagi investor ritel maupun institusional, fase ini menjadi pengingat bahwa pasar kripto selalu bergerak dalam siklus. Setelah periode kenaikan signifikan, fase koreksi seperti sekarang sering kali menjadi kesempatan untuk mengatur ulang strategi.

Beberapa pelaku pasar justru melihat penurunan ini sebagai momen “buy the dip”, terutama bagi mereka yang memiliki pandangan jangka panjang terhadap Bitcoin dan aset kripto lainnya. Namun, penting untuk diingat bahwa volatilitas masih tinggi, sehingga manajemen risiko tetap harus menjadi prioritas utama.

Sementara itu, bagi trader harian, dinamika pasar yang cepat ini bisa menjadi peluang untuk memanfaatkan fluktuasi harga — dengan catatan, selalu mengikuti perkembangan data on-chain dan analisis teknikal terkini.

Kesimpulan

Penurunan harga Bitcoin terbaru kembali menegaskan bahwa pasar kripto masih jauh dari kata stabil. Penurunan harga kripto hari ini bukan hanya soal angka di grafik, tetapi juga tentang perubahan perilaku investor dan penambang di balik layar.

Jika tekanan jual bisa mereda dan keyakinan pasar kembali pulih, bukan tidak mungkin Bitcoin akan kembali menembus level $110.000 dalam waktu dekat. Namun jika tidak, pasar mungkin harus bersiap menghadapi fase konsolidasi yang lebih panjang.

Untuk saat ini, langkah terbaik adalah tetap waspada, pantau perkembangan pasar secara berkala, dan selalu lakukan riset mendalam sebelum mengambil keputusan investasi.

Ikuti Kami di Google News

Related Post