Siapa Marsinah Pahlawan Nasional? Sosok Buruh Perempuan Asal Nganjuk yang Perjuangannya Diakui Negara

MataBerita – Pemerintah resmi menetapkan sepuluh tokoh sebagai Pahlawan Nasional tahun 2025. Salah satu yang mendapat perhatian luas adalah Marsinah, buruh perempuan yang dikenal karena

Redaksi

Marsinah Pahlawan Nasional
Marsinah Pahlawan Nasional

MataBerita – Pemerintah resmi menetapkan sepuluh tokoh sebagai Pahlawan Nasional tahun 2025. Salah satu yang mendapat perhatian luas adalah Marsinah, buruh perempuan yang dikenal karena keberaniannya memperjuangkan hak pekerja. Penetapan ini menjadi penegasan negara terhadap nilai perjuangan kaum buruh serta komitmen pada penegakan keadilan sosial.

Selain Marsinah, daftar Pahlawan Nasional 2025 juga mencakup tokoh dari beragam latar: mantan presiden, ulama, hingga pejuang di daerah. Penobatan ini diumumkan Presiden Prabowo Subianto dalam upacara kenegaraan di Jakarta.

Daftar 10 Pahlawan Nasional Baru 2025

Berikut tokoh-tokoh yang resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional:

  • K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Presiden ke-4 RI dan tokoh pluralisme.

  • Jenderal Besar TNI Soeharto, Presiden ke-2 RI yang dikenal dalam pembangunan Orde Baru.

  • Marsinah, aktivis buruh yang menuntut keadilan bagi pekerja.

  • Mochtar Kusumaatmadja, mantan Menteri Luar Negeri dan pakar hubungan internasional.

  • Hajjah Rahmah El Yunusiyah, pelopor pendidikan perempuan.

  • Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo, tokoh militer berperan dalam sejarah Indonesia.

  • Sultan Muhammad Salahuddin, pemimpin Bima yang menentang penjajahan.

  • Syaikhona Muhammad Kholil, ulama berpengaruh dari Madura.

  • KH Bisri Syansuri, pendiri Nahdlatul Ulama.

  • KH Muhammad Yusuf Hasyim, ulama dan tokoh pendidikan Islam.

Penetapan ini menambah khazanah sejarah Indonesia, sekaligus menghidupkan kembali keteladanan pribadi-pribadi yang memberikan pengaruh besar dalam perjalanan bangsa.

Siapa Marsinah Pahlawan Nasional

Buruh Perempuan dari Jawa Timur

Marsinah adalah pekerja pabrik asal Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Ia lahir pada 10 April 1969 dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Hidup dalam keterbatasan, ia bekerja di beberapa industri untuk membantu ekonomi keluarga, di antaranya pabrik jam tangan PT Catur Putra Surya (CPS) di Porong, Sidoarjo.

Baca Juga:  Tarif Tol Semarang Cirebon 2025, Golongan I Mulai dari Rp 157.000

Meski hidup sederhana, Marsinah dikenal gigih. Di luar tugasnya sebagai buruh, ia menjual nasi bungkus untuk menambah pemasukan. Sikapnya yang kritis dan peduli pada kondisi rekan kerja membuatnya menjadi figur penting dalam pergerakan buruh saat itu.

Perjuangan Menuntut Keadilan Buruh

Pada awal Mei 1993, para buruh PT CPS menuntut pemenuhan hak melalui aksi mogok kerja. Dari 12 tuntutan, 11 disepakati dalam Surat Persetujuan Bersama. Namun, muncul intimidasi setelah 13 buruh dipanggil Kodim 0816 Sidoarjo dan dipaksa mengundurkan diri.

Mendengar peristiwa tersebut, Marsinah bereaksi. Ia mengirim surat berisi arahan bagi rekan-rekannya menghadapi interogasi serta menyampaikan protes kepada pihak perusahaan. Dalam satu kesempatan, ia bahkan menyatakan siap membawa kasus ini ke ranah hukum.

Langkah berani itu menjadi titik balik yang menempatkan dirinya dalam pusaran konflik.

Kasus Pembunuhan Marsinah

Hilang dan Ditemukan Tak Bernyawa

Pada 5 Mei 1993, setelah menyampaikan protes, Marsinah tidak lagi terlihat. Tiga hari kemudian, jasadnya ditemukan di sebuah gubuk di hutan Desa Jegong, Nganjuk. Tubuhnya penuh luka yang menunjukkan adanya penyiksaan sebelum meninggal.

Kasus ini langsung menyita perhatian publik dan Presiden Soeharto kala itu. Pemeriksaan besar-besaran dilakukan, namun proses penegakan hukum justru menimbulkan banyak kejanggalan.

Penelusuran yang Berliku

Delapan orang yang diduga terlibat, termasuk pemilik PT CPS Judi Susanto, ditangkap dan mendapat tekanan untuk mengakui pembunuhan. Sejumlah orang divonis, namun akhirnya dinyatakan bebas murni oleh Mahkamah Agung.

Hingga kini, pembunuhan Marsinah belum menemukan titik terang dan menjadi bagian kelam dalam sejarah pelanggaran HAM di Indonesia.

Makna Penetapan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional

Penobatan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional 2025 membawa pesan kuat: perjuangan membela hak rakyat, meski berasal dari kalangan sederhana, memiliki tempat terhormat dalam sejarah bangsa. Keberanian dan dedikasinya menjadi simbol perjuangan kelas pekerja dan inspirasi bagi generasi muda.

Baca Juga:  Tarif Tol Malang Mojokerto 2025, Rute Cepat ke Bumi Majapahit

Pengakuan negara juga menegaskan bahwa nilai kepahlawanan tidak hanya terletak pada medan perang, tetapi juga pada perjuangan menegakkan keadilan sosial dan kemanusiaan.

Tokoh Berjasa Lain dalam Daftar 2025

Penetapan Gus Dur menegaskan kuatnya pesan pluralisme dan toleransi. Sementara hadirnya sosok seperti Mochtar Kusumaatmadja dan Rahmah El Yunusiyah menunjukkan kontribusi penting di bidang diplomasi dan pendidikan perempuan.

Daftar ini mencerminkan keberagaman perjuangan yang menyatu dalam semangat membangun Indonesia.

Kesimpulan

Penetapan siapa Marsinah pahlawan nasional sebagai salah satu dari sepuluh Pahlawan Nasional 2025 menjadi momen bersejarah. Ia bukan hanya buruh, tetapi simbol keberanian melawan ketidakadilan. Melalui pengakuan ini, nilai perjuangan dan kemanusiaan kembali ditegaskan sebagai fondasi bangsa.

Cerita Marsinah, bersama sembilan tokoh lainnya, diharapkan menginspirasi generasi muda untuk terus menjunjung nilai integritas, keadilan, dan cinta tanah air.

Ikuti Kami di Google News

Related Post