Inovasi Patch Transdermal Unhas Raih Juara Nasional dalam Riset Penanganan Kanker

MataBerita – Upaya riset mahasiswa Universitas Hasanuddin kembali mencatat prestasi membanggakan di tingkat nasional. Dalam ajang Lomba Riset Inovasi Produk Obat dan Makanan 2025 yang digelar

Redaksi

Unhas Raih Juara Nasional dalam Riset Penanganan Kanker
Unhas Raih Juara Nasional dalam Riset Penanganan Kanker

MataBerita – Upaya riset mahasiswa Universitas Hasanuddin kembali mencatat prestasi membanggakan di tingkat nasional. Dalam ajang Lomba Riset Inovasi Produk Obat dan Makanan 2025 yang digelar Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI), tim mahasiswa Unhas meraih Juara 1 berkat inovasi riset berbasis teknologi kesehatan yang berfokus pada penanganan kanker.

Kompetisi berlangsung pada 11–16 November 2025 di Kantor Pusat BPOM RI, Jakarta, dan menghadirkan peserta dari 87 perguruan tinggi seluruh Indonesia. Melalui seleksi dan penilaian ilmiah yang ketat, setiap tim diwajibkan menghadirkan inovasi riset yang mendukung keamanan, mutu, dan efektivitas produk obat maupun makanan nasional.

Unhas Juara 1 Berkat Inovasi Patch Transdermal 2-in-1

Tim mahasiswa Unhas—beranggotakan Andi Sitti Nur Fatimah Madaeng, Kirana Angel Tandung, Muhammad Alif Rayhan Zulkarnain, Alvaryo Liandy, dan Sander Bunga’—sukses menarik perhatian dewan juri melalui kualitas penelitian dan ketepatan metodologi. Inovasi utamanya adalah Patch Transdermal 2-in-1, sebuah formulasi tempel dengan dua mekanisme penghantaran zat aktif dalam satu produk.

Patch ini dikembangkan untuk memberikan efektivitas terapi yang optimal sekaligus meningkatkan kenyamanan penggunaan. Proses pengembangan dilakukan di bawah bimbingan Prof. Dr. dr. Rina Masadah, yang menekankan pentingnya riset aplikatif dalam mendorong solusi kesehatan modern.

Konsep Nanotheranostics untuk Penanganan Kanker Payudara

Ketua tim, Andi Sitti Nur Fatimah Madaeng, menjelaskan bahwa inovasi patch ini dirancang menggunakan pendekatan nanotheranostics, sebuah konsep teknologi yang menggabungkan fungsi diagnostik dan terapeutik dalam satu platform. Target utamanya adalah penanganan kanker payudara.

Baca Juga:  4 Syarat Ajukan Program Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan, Mulai Berlaku November 2025

Menurutnya, patch tersebut memadukan dua jenis nanopartikel:

  • Nanopartikel emas berukuran 27 nm yang berfungsi sebagai agen kontras diagnostik untuk mendukung deteksi dini kanker.

  • Nanopartikel ekstrak Bauhinia purpurea L. yang berperan sebagai agen terapi berkat kandungan senyawa antikanker alami.

Andi menegaskan bahwa eksplorasi bahan alam menjadi salah satu fokus penting dalam pengembangan inovasi ini. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, tetapi banyak tanaman dengan potensi farmakologis belum dimanfaatkan secara optimal untuk penanganan kanker.

Eksplorasi Bahan Alam sebagai Basis Riset

Ia menambahkan bahwa pemanfaatan tumbuhan lokal merupakan peluang besar dalam riset kesehatan. Ekstrak Bauhinia purpurea L. dipilih karena mengandung berbagai senyawa bioaktif yang terbukti memiliki aktivitas antikanker dalam sejumlah studi ilmiah.

Pakar farmasi dari BPOM RI, dalam berbagai kesempatan, kerap menekankan pentingnya pengembangan produk berbasis sumber daya alam Indonesia untuk memperkuat kemandirian industri obat nasional. Pendekatan ini sejalan dengan arah riset yang dilakukan tim Unhas.

Penghargaan BPOM: Apresiasi untuk Inovasi Generasi Muda

Pada puncak acara, penghargaan diberikan langsung oleh Kepala BPOM RI, Prof. dr. Taruna Ikrar. Ia menyampaikan apresiasi terhadap dedikasi mahasiswa dalam menghadirkan inovasi yang dapat memperkuat keamanan dan mutu produk obat serta makanan di Indonesia.

Menurut BPOM, riset berbasis teknologi nanotheranostics dan pemanfaatan bahan alam merupakan langkah strategis dalam mendukung transformasi kesehatan nasional sekaligus mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan industri farmasi masa depan.

Dampak Akademik dan Penguatan Budaya Riset Unhas

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unhas, Prof. Drg. Muhammad Ruslin, menilai capaian ini menjadi bukti bahwa arah pengembangan riset mahasiswa semakin visioner dan aplikatif.

H3: Penguatan Ekosistem Riset Kampus
Ia menjelaskan bahwa mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi mampu mengimplementasikannya ke dalam solusi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, termasuk isu besar seperti kanker. Dorongan terhadap penelitian multidisiplin terus digencarkan untuk memperkuat ekosistem riset di kampus.

Baca Juga:  BLT Kesra 2025 Cair Hingga Desember! Begini Cara Cek Penerima Bansos Rp900 Ribu dari Pemerintah

Kontribusi Unhas bagi Pengembangan Sistem Obat Nasional

Prestasi ini menambah deretan pencapaian Unhas dalam menghasilkan talenta muda yang kompeten di bidang riset dan inovasi. Universitas tersebut semakin dikenal sebagai salah satu perguruan tinggi yang aktif mendorong kontribusi nyata dalam pengembangan sistem obat dan makanan di Indonesia.

Inovasi Patch Transdermal 2-in-1 yang dikembangkan mahasiswa Unhas memperlihatkan bagaimana riset multidisiplin dapat diterjemahkan menjadi produk aplikatif yang berpotensi memberikan dampak luas bagi masyarakat, terutama dalam upaya penanganan kanker.

Ikuti Kami di Google News

Related Post