MataBerita – Pasar modal Indonesia kembali diramaikan oleh kabar mengejutkan dari kalangan investor. Sosok yang tengah naik daun, Andry Hakim, resmi tercatat sebagai pemegang lebih dari 5% saham CBRE. Keputusan ini sontak menjadi perbincangan hangat, terutama di kalangan pelaku pasar dan investor ritel.
Langkah Andry ini dinilai strategis, sebab terjadi tepat setelah beredarnya rumor transaksi jumbo bernilai ratusan miliar. Banyak pihak mulai berspekulasi bahwa kehadirannya bukan sekadar aksi biasa, melainkan sinyal besar tentang prospek saham CBRE ke depan.
Tak hanya itu, momentum ini juga datang di saat harga saham CBRE sedang mengalami pergerakan ekstrem — sempat anjlok tajam dalam satu hari, namun tetap mencatat lonjakan fantastis sepanjang tahun berjalan. Kombinasi faktor-faktor inilah yang membuat pasar makin penasaran: apa sebenarnya rencana besar Andry Hakim?
Andry Hakim Resmi Jadi Pemegang Saham CBRE
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia, Andry kini tercatat menggenggam 226,90 juta lembar saham CBRE per 13 Oktober 2025. Angka ini melonjak signifikan dibandingkan posisi kepemilikan hingga 10 Oktober 2025 yang masih di bawah ambang 5%.
Aksi akumulasi saham ini bertepatan dengan kabar transaksi negosiasi jumbo senilai sekitar Rp200 miliar. Meskipun belum ada konfirmasi resmi, Andry sebelumnya sudah memberikan sinyal kuat melalui podcast bersama Leon Hartono. Dalam kesempatan itu, ia mengaku tengah mengakumulasi saham CBRE secara bertahap dan mendekati ambang batas kepemilikan signifikan.
Pergerakan Saham CBRE: Anjlok Sesaat, Terbang Sepanjang Tahun
Pada perdagangan Selasa (14/10/2025), saham CBRE ditutup melemah 14,80% atau turun 185 poin ke level Rp1.065 per lembar hingga pukul 15.42 WIB. Namun jika dilihat secara bulanan, harga saham ini justru masih naik 56,62%.
Lebih mengejutkan lagi, sepanjang tahun berjalan 2025, saham CBRE tercatat melonjak 5.505%. Angka ini tentu bukan pertumbuhan biasa — sebuah pencapaian spektakuler yang jarang terjadi di bursa Indonesia.
Kondisi ini menunjukkan bahwa meski terjadi koreksi jangka pendek, tren jangka panjang CBRE masih sangat kuat. Maka tak heran jika investor besar seperti Andry Hakim melirik saham ini sebagai peluang emas.
Siapa Sebenarnya Andry Hakim?
Andry Hakim bukan nama asing di dunia investasi. Ia dikenal sebagai investor muda yang berhasil mencetak cuan besar lewat strategi fundamental dan value investing. Ia adalah Founder dan CEO Stockwise — platform edukasi dan konsultasi investasi yang fokus membantu masyarakat memahami dunia saham dengan pendekatan jangka panjang.
Melalui Stockwise, Andry bersama rekannya, Douglas, rutin menggelar kelas edukasi bulanan untuk para investor ritel. Tak hanya itu, perusahaannya juga membantu calon emiten dalam proses initial public offering (IPO).
Sebelum membangun Stockwise, Andry mendirikan Hakimson, perusahaan induk investasi dengan portofolio di sektor keuangan, teknologi, real estat, dan pertambangan. Pada periode 2020–2021 saja, portofolio Hakimson mencatat kenaikan nilai lebih dari 2.500%.
Rekam Jejak yang Mengesankan
Selain aktif di pasar modal, Hakimson juga memiliki investasi di perusahaan tambang tanah liat kaolin terbesar di Asia Tenggara. Latar belakang akademiknya pun tak main-main — Andry tercatat sebagai lulusan MBA dari San Francisco, AS.
Dalam laman LinkedIn pribadinya, ia mencantumkan status sebagai Financial Engineer dan Professional Investor. Ia juga merupakan cofounder dua perusahaan publik di Indonesia serta investor awal ARTO (Bank Jago) sejak 2019. Keputusan investasi itu menghasilkan return tahunan sebesar 2.500% pada 2021.
Andry bahkan sempat menduduki peringkat ke-13 dalam Mirae HOTS Trading Championship Season 6, menegaskan reputasinya sebagai salah satu investor muda paling berprestasi di tanah air.
Strategi Besar CBRE: Beli Kapal Offshore Rp1,6 Triliun
Tak hanya kabar kepemilikan saham, Cakra Buana Resources Energi Tbk. (CBRE) juga tengah jadi sorotan karena langkah ekspansinya yang ambisius. Perusahaan ini mengumumkan rencana pembelian satu unit kapal offshore bernilai fantastis — Rp1,63 triliun atau setara US$100 juta.
Amanda Octania, Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan CBRE, menyebut kapal tersebut adalah pipe-laying and lifting vessel. Aksi ini merupakan bagian dari strategi diversifikasi armada perusahaan, yang sebelumnya lebih banyak bermain di sektor bulk carrier.
Detail Transaksi Pembelian Kapal
Amanda menjelaskan bahwa pembelian kapal ini telah dituangkan dalam Conditional Memorandum of Agreement (Perjanjian Pengikatan Jual Beli Armada Kapal). Namun, transaksi ini masih harus menunggu persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Pembiayaan pembelian kapal akan menggunakan kas internal perusahaan serta fasilitas pembiayaan dari perbankan. Langkah ini dipandang strategis karena akan membuka segmen bisnis baru bagi CBRE di industri offshore — mulai dari pengeboran minyak dan gas, hingga pembangunan wind farm lepas pantai.
Diversifikasi ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan bisnis perusahaan, membuka pasar baru, dan meningkatkan potensi pendapatan jangka panjang.
Siapa Saja Pemegang Saham Utama CBRE?
CBRE pertama kali melantai di bursa pada 9 Januari 2023 dengan harga IPO Rp108 per saham. Seiring perkembangan pesat bisnisnya, kepemilikan saham perusahaan ini kini didominasi oleh beberapa nama besar:
-
Omudas Investment Holdco – 61,13%
-
Republik Capital Indonesia – 11,3%
-
Bes Trust Pte. Ltd. – 7,54%
Masuknya Andry Hakim sebagai pemegang saham baru di atas 5% tentu memperkuat komposisi investor besar dalam struktur kepemilikan CBRE. Hal ini juga memberi sinyal positif bagi investor lain yang mengikuti pergerakan “smart money” di pasar modal.
Penutup: Sinyal Kuat dari Aksi Andry Hakim
Kehadiran Andry Hakim sebagai pemegang saham CBRE jelas bukan langkah biasa. Dengan rekam jejak investasinya yang kuat, aksi ini bisa menjadi sinyal kepercayaan terhadap prospek jangka panjang CBRE. Ditambah lagi, strategi ekspansi perusahaan melalui pembelian kapal offshore senilai Rp1,6 triliun menunjukkan keseriusan mereka memperluas lini bisnis.
Bagi investor ritel, pergerakan ini patut diperhatikan. Meski bukan ajakan untuk membeli, langkah Andry Hakim bisa menjadi petunjuk arah tren saham CBRE ke depan. Jadi, apakah ini saatnya “smart money” berbicara?