MataBerita – Bau menyengat yang diduga berasal dari fasilitas pengolahan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan, Jakarta Utara, memicu keresahan luas di kalangan warga. Keluhan ini bukan hal baru, namun dalam beberapa pekan terakhir, situasinya disebut makin mengkhawatirkan — terutama karena mulai menimbulkan gangguan kesehatan pada sejumlah warga, termasuk anak-anak.
Di berbagai perumahan di sekitar RDF Rorotan, kecemasan warga terus meningkat. Selain merasakan bau tak sedap hampir setiap hari, sejumlah keluarga mengaku mengalami gejala pernapasan dan iritasi mata. Merasa kondisi sudah melewati batas toleransi, warga akhirnya mengambil langkah tegas.
Kini, ribuan warga dikabarkan siap turun ke jalan. Mereka berencana menggelar aksi demonstrasi besar di Balai Kota DKI Jakarta pada Senin, 10 November 2025, untuk menuntut penghentian sementara operasional RDF Rorotan serta meminta evaluasi menyeluruh terkait dampak lingkungannya.
Pembaca diharapkan mengikuti perkembangan ini untuk mengetahui bagaimana pemerintah merespons tuntutan besar dari masyarakat yang merasa terdampak langsung oleh keberadaan RDF Rorotan.
Protes Besar Mengarah ke Balai Kota
Ketua RT 18 RW 14 Klaster Shinano, Jakarta Garden City (JGC), Wahyu Andre, menyebut aksi yang mengguncang ibu kota itu diperkirakan akan diikuti 1.500 hingga 2.000 warga. Mereka datang dari berbagai perumahan yang berada di sekitar fasilitas RDF Rorotan.
Tuntutan Utama Warga
Meski aksi ini menuntut penghentian operasional RDF, warga tidak serta-merta menolak konsep pengolahan sampah modern tersebut. Namun, mereka menginginkan kehadirannya tidak mengganggu kesehatan dan kenyamanan lingkungan. Tuntutan utama warga meliputi:
-
Penghentian sementara operasional RDF Rorotan
-
Evaluasi menyeluruh oleh pemerintah
-
Transparansi dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)
-
Pemindahan lokasi RDF ke kawasan jauh dari permukiman
-
Kompensasi bagi warga terdampak
Andre menegaskan, warga merasa dijadikan objek percobaan.
“Kami butuh pernyataan tegas dari Pak Gubernur. RDF harus berhenti beroperasi dulu untuk dilakukan evaluasi,” ujarnya, Rabu (5/11/2025).
Jika tuntutan tidak dipenuhi, warga siap mengambil langkah hukum lebih lanjut dengan melaporkan kasus ini ke kepolisian atas dugaan pencemaran udara.
Keluhan Kesehatan Meningkat
Anak-Anak Jadi Korban
Keluhan kesehatan menjadi alasan terbesar mengapa aksi ini menguat. Menurut Andre, setidaknya 23 anak di wilayahnya mengalami ISPA dan infeksi mata yang diduga dipicu paparan bau menyengat dari RDF Rorotan.
Hal ini memicu kekhawatiran mendalam, terutama karena warga belum melihat adanya upaya konkret dari pemerintah dalam menangani masalah tersebut.
“Di mana tanggung jawab pemerintah atas jatuhnya korban sakit? Tidak ada kompensasi, permintaan maaf, atau komunikasi dari Dinas Kesehatan,” tegas Andre.
Risiko Air Lindi
Sumber bau menyengat disebut berasal dari air lindi, yaitu cairan dari tumpukan sampah. Ketika curah hujan tinggi, air lindi dapat meluber dari truk pengangkut dan menghasilkan bau tak sedap yang menyebar ke lingkungan sekitar.
Respons Gubernur DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung akhirnya merespons tuntutan warga dengan menginstruksikan penghentian sementara proses commissioning RDF Rorotan. Langkah ini diambil sembari menunggu penyiapan armada truk yang lebih tertutup agar tidak menimbulkan kebocoran air lindi.
“Saya sudah meminta Kepala Dinas Lingkungan Hidup untuk sementara commissioning-nya dihentikan terlebih dahulu, sampai disiapkan truk yang lebih compact,” ujar Pramono di Jakarta Selatan, Selasa (4/11).
Rencana Perbaikan
Pramono menyatakan bahwa pemerintah akan menindaklanjuti keluhan warga mengenai bau dan dampak kesehatan. Namun, warga menilai langkah ini belum cukup dan berharap adanya tindakan lebih konkret, termasuk pemeriksaan medis hingga opsi relokasi RDF ke wilayah yang lebih jauh dari permukiman.
Apa Itu RDF Rorotan?
Refuse Derived Fuel (RDF) merupakan fasilitas pengolahan sampah yang mengubah sampah menjadi bahan bakar alternatif. Sistem ini dinilai lebih efisien dan ramah lingkungan dibandingkan metode pembuangan tradisional.
Keberadaan RDF Rorotan diharapkan dapat menjadi solusi penanganan sampah di Jakarta. Namun, penolakan warga menunjukkan bahwa masih banyak aspek pengelolaan yang perlu disempurnakan agar tidak mengganggu kenyamanan dan kesehatan masyarakat sekitar.
Dampak Lingkungan yang Perlu Diwaspadai
Polusi Udara
Paparan bau sampah secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko berbagai gangguan kesehatan, seperti:
-
ISPA
-
Iritasi mata
-
Sakit kepala
-
Gangguan pernapasan
Air Lindi dan Efeknya
Air lindi yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari udara, air tanah, dan lingkungan sekitar. Efek jangka panjangnya bisa serius dan menurunkan kualitas hidup warga.
Warga Minta Dialog dan Transparansi
Selain menghentikan operasional, warga mendesak agar pemerintah membuka dialog terbuka yang melibatkan pihak terkait, termasuk pengelola RDF dan komunitas warga. Transparansi dianggap penting untuk membangun kembali kepercayaan publik.
Warga juga meminta dokumen Amdal dipaparkan secara detail agar mereka mengetahui risiko lingkungan dari proyek tersebut.
Penutup
Konflik yang melibatkan warga dan operasional RDF Rorotan menunjukkan pentingnya pengelolaan sampah yang aman dan berkelanjutan. Meski RDF merupakan solusi modern dalam penanganan sampah kota, penerapannya harus disesuaikan dengan standar lingkungan dan kenyamanan warga.
Rencana demonstrasi pada 10 November 2025 menjadi sinyal kuat bahwa masyarakat ingin didengar dan dilibatkan dalam setiap keputusan yang berdampak pada kehidupan mereka. Pemerintah diharapkan hadir dengan solusi nyata, bukan hanya respons sementara.









