Microsoft 365 dan Azure Alami Gangguan Global, Begini Kronologinya

MataBerita – Dunia teknologi sempat diguncang kabar tak sedap dari raksasa teknologi Microsoft. Layanan cloud mereka, Azure dan Microsoft 365, mengalami gangguan besar yang membuat jutaan

admin

Microsoft 365
Microsoft 365

MataBerita – Dunia teknologi sempat diguncang kabar tak sedap dari raksasa teknologi Microsoft. Layanan cloud mereka, Azure dan Microsoft 365, mengalami gangguan besar yang membuat jutaan pengguna di seluruh dunia tidak bisa mengakses layanan penting. Kejadian ini bahkan terjadi hanya beberapa jam sebelum Microsoft merilis laporan keuangan kuartalannya — waktu yang tentu sangat krusial bagi reputasi perusahaan.

Banyak pengguna melaporkan kesulitan saat mencoba mengakses berbagai layanan seperti Outlook, Teams, dan halaman resmi Microsoft, termasuk situs Xbox serta portal investor. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran besar, terutama bagi perusahaan dan instansi yang sangat bergantung pada layanan cloud Microsoft untuk menjalankan aktivitas harian mereka.

Laporan awal dari situs pemantau gangguan Downdetector menunjukkan masalah dimulai sekitar pukul 11.40 ET. Dalam waktu singkat, keluhan pengguna membanjiri media sosial, menunjukkan betapa luas dampaknya. Gangguan ini juga menjadi trending di berbagai platform karena melibatkan layanan yang menjadi tulang punggung komunikasi digital dunia.

Gangguan di Azure dan Microsoft 365

Dalam pernyataan resmi, juru bicara Microsoft menyebut bahwa pihaknya tengah menangani masalah yang memengaruhi Azure Front Door, salah satu komponen penting dalam infrastruktur cloud mereka. Gangguan di bagian ini menyebabkan beberapa layanan mengalami latensi tinggi, error, dan timeout.

Microsoft juga mengimbau pengguna untuk terus memantau halaman Service Health Alert dan Status Azure guna mendapatkan pembaruan terkini. Dalam keterangan yang dipublikasikan di halaman status, Microsoft menyebut penyebab awal gangguan ini adalah “perubahan konfigurasi yang tidak disengaja”.

Tim teknis pun segera melakukan langkah pemulihan dengan mengembalikan sistem ke kondisi terakhir yang diketahui stabil. Pada pukul 7:40 malam ET, Microsoft menyatakan telah melihat tanda-tanda perbaikan signifikan di sebagian besar wilayah terdampak dan sedang menuju pemulihan penuh.

Layanan yang Terkena Dampak

Menurut pembaruan resmi, lebih dari selusin layanan terpengaruh, di antaranya:

  • Azure Databricks

  • Azure Maps

  • Azure Virtual Desktop

  • Beberapa integrasi di Microsoft 365 seperti Outlook dan SharePoint

Selain itu, akun resmi Microsoft 365 di platform X (Twitter) juga menegaskan bahwa layanan 365 ikut terdampak akibat pemadaman di Azure yang sedang berlangsung.

Efek Domino: Perusahaan Lain Juga Kena Imbas

Menariknya, efek dari gangguan Azure ini tidak hanya dirasakan pengguna langsung Microsoft. Maskapai penerbangan Alaska Airlines misalnya, melaporkan bahwa sistem internal dan situs resminya sempat mengalami kendala karena beberapa layanan mereka dihosting di Azure. Bahkan disebutkan, Hawaiian Airlines yang baru saja diakuisisi Alaska senilai $1,9 miliar juga ikut terdampak.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya ketergantungan bisnis modern terhadap layanan cloud, dan bagaimana satu kesalahan kecil dalam konfigurasi dapat berdampak global.

Bersaing dengan Amazon dan Google dalam Layanan Cloud

Gangguan ini terjadi hanya seminggu setelah pesaing utama Microsoft, Amazon Web Services (AWS), mengalami masalah serupa yang menyebabkan banyak situs besar di dunia offline sementara. AWS melaporkan adanya peningkatan tingkat kesalahan pada layanan EC2 mereka, yang membuat pelanggan kesulitan meluncurkan server baru.

Berdasarkan data dari Canalys, AWS masih memimpin pasar infrastruktur cloud dengan pangsa 32%, disusul Microsoft Azure di posisi kedua dengan 23%, dan Google Cloud di posisi ketiga dengan 10%.

Namun, meski berada di posisi kedua, pertumbuhan Azure dalam beberapa tahun terakhir terbilang pesat. Salah satu faktor utamanya adalah meningkatnya beban kerja terkait kecerdasan buatan (AI) yang membuat banyak perusahaan memilih Azure sebagai mitra utama dalam transformasi digital mereka.

Persaingan Laporan Keuangan Kuartalan

Momen gangguan ini menjadi semakin menarik karena bertepatan dengan jadwal rilis laporan keuangan triwulanan ketiga raksasa teknologi dunia. Microsoft dan induk perusahaan Google, Alphabet, dijadwalkan merilis laporan pada hari Rabu setelah penutupan pasar, sementara Amazon menyusul keesokan harinya.

Dengan insiden ini, banyak analis memperkirakan akan ada pertanyaan tajam dari investor terkait ketahanan infrastruktur Azure dan langkah pencegahan yang akan dilakukan Microsoft ke depannya.

Bukan Gangguan Pertama

Sebenarnya, ini bukan kali pertama Microsoft mengalami pemadaman besar pada layanan cloud-nya. Pada bulan Maret lalu, puluhan ribu pengguna tidak bisa mengakses email Outlook dan aplikasi lainnya akibat gangguan yang terjadi selama akhir pekan.

Kejadian berulang seperti ini menimbulkan kekhawatiran bahwa meski infrastruktur cloud sudah sangat maju, risiko downtime masih sulit dihindari sepenuhnya. Terlebih, layanan cloud kini menjadi tulang punggung aktivitas bisnis global, dari komunikasi, data analitik, hingga AI.

Apa Artinya bagi Pengguna Microsoft 365?

Bagi pengguna Microsoft 365, gangguan seperti ini tentu menjadi pengingat penting akan perlunya rencana cadangan (backup system). Banyak perusahaan kini memilih strategi hybrid — menggabungkan layanan cloud dengan penyimpanan lokal — untuk mengurangi risiko ketika terjadi outage besar.

Selain itu, pengguna disarankan selalu memantau status resmi Microsoft untuk mengetahui kondisi layanan secara real-time, terutama bagi bisnis yang sangat bergantung pada Outlook, Teams, atau OneDrive.

Penutup

Gangguan yang menimpa Microsoft kali ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh industri teknologi. Meski perusahaan sebesar Microsoft sekalipun tidak kebal terhadap kesalahan teknis, transparansi dan kecepatan respons mereka menjadi kunci menjaga kepercayaan pengguna.

Ke depan, Microsoft diharapkan memperkuat sistem mitigasi dan monitoring agar insiden serupa tidak kembali terjadi, terutama di saat persaingan layanan cloud semakin ketat dan kebutuhan terhadap kestabilan layanan terus meningkat.

Ikuti Kami di Google News

Related Post