MataBerita – Klarifikasi pemilik Warung Bakso Remaja Gading di Solo kini jadi sorotan publik. Ramainya pemberitaan tentang dugaan penggunaan bahan non-halal membuat banyak pelanggan lama merasa kaget sekaligus bingung.
Di tengah viralnya isu ini, pihak keluarga pun angkat bicara untuk meluruskan kabar yang terlanjur menyebar luas di media sosial. Mereka menegaskan bahwa bakso yang dijual tetap halal dan tidak menggunakan bahan terlarang seperti daging babi atau olahan sejenisnya.
Kasus ini bermula dari hasil wawancara yang kemudian menimbulkan kesalahpahaman antara pihak penjual dan petugas pemeriksa. Namun kini, keluarga pemilik berusaha memberikan penjelasan terbuka dan menunggu hasil uji laboratorium resmi dari pemerintah kota.
Klarifikasi Pihak Bakso Remaja Gading
Semua Bahan Dinyatakan Halal
Anak pemilik warung, Thirthania Laura Damayanthie (22), menegaskan bahwa seluruh bahan baku yang digunakan oleh Warung Bakso Remaja Gading adalah halal.
Menurutnya, kesalahpahaman terjadi saat wawancara dengan petugas karena ayahnya, yang merupakan pemilik warung, tidak memahami konteks pertanyaan dengan tepat.
“Sebenarnya bakso kita itu halal. Tapi waktu Bapak saya diwawancarai, beliau bingung antara halal dan non-halal, jadi salah jawab. Padahal semua bahannya halal, tidak ada yang pakai babi atau bahan sejenis itu. Kami semua juga muslim,” ujar Thirthania saat ditemui, Senin (3/11/2025).
Menunggu Hasil Uji Laboratorium Resmi
Thirthania menjelaskan bahwa pihaknya masih menanti hasil uji laboratorium dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Solo. Hasil tersebut diperkirakan baru keluar pada Jumat (7/11/2025).
“Kalau hasilnya sudah keluar, kami akan klarifikasi resmi,” tambahnya.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa pihak warung belum diminta menyerahkan sampel bahan baku secara langsung, tetapi sudah mendapat informasi bahwa dinas terkait telah mengambil sampel untuk diuji.
Viralnya Stiker “Non-Halal” di Warung
Kesalahpahaman yang Menyulut Polemik
Salah satu pemicu viralnya isu ini adalah adanya stiker “non-halal” yang tiba-tiba muncul di pintu warung. Foto itu cepat menyebar di berbagai platform media sosial dan memicu spekulasi liar.
Namun, menurut penjelasan keluarga, stiker tersebut bukan ditempel oleh pihak warung, melainkan oleh petugas sebagai bagian dari tindakan sementara sambil menunggu hasil laboratorium.
“Itu karena salah paham. Kami tidak pernah pasang stiker itu sendiri,” ujar Thirthania.
Harapan Keluarga dan Langkah Berikutnya
Menjaga Kepercayaan Pelanggan
Warung Bakso Remaja Gading bukanlah usaha baru. Berdiri sejak tahun 1996-an, warung ini sudah memiliki pelanggan tetap dan dikenal sebagai salah satu kuliner legendaris di kawasan Joyosuran, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.
Pihak keluarga berharap hasil uji bisa segera keluar agar mereka dapat memberikan klarifikasi resmi kepada publik dan mengembalikan kepercayaan pelanggan.
“Harapannya hasil bisa cepat keluar, jadi kami bisa segera memberi tahu media dan pelanggan supaya kepercayaan bisa kembali,” ungkap Thirthania.
Kronologi Awal Dugaan Non-Halal
Sidak Tim Pangan Pemkot Solo
Kasus ini bermula dari inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan oleh Tim Pangan Pemerintah Kota Solo. Saat itu, petugas menemukan adanya pengakuan dari penjual bahwa bakso yang dijual menggunakan bahan non-halal, namun tidak ada keterangan resmi yang menyatakan demikian di warung tersebut.
Kepala Satpol PP Kota Solo, Didik Anggono, menjelaskan bahwa pernyataan tersebut kemungkinan muncul karena ketidaktahuan penjual dalam membedakan antara bahan halal dan non-halal.
“Itu dia ditanya dua kali dan menjawab bahwa baksonya non-halal. Tapi setelah kami cek lagi di lapangan, ternyata dia tidak paham perbedaannya,” jelas Didik.
Penutupan Sementara Warung
Meski belum ada hasil laboratorium yang pasti, pihak Satpol PP tetap memberlakukan penutupan sementara terhadap Warung Bakso Remaja Gading.
“Hari ini kami perintahkan untuk menutup sementara sampai hasil uji laboratorium keluar. Nanti hasilnya akan kami sampaikan kepada pemilik,” ujarnya.
Didik menegaskan bahwa tindakan ini dilakukan untuk menjaga kejelasan status bahan makanan yang digunakan di warung tersebut.
“Kalau nanti terbukti non-halal, maka harus ada keterangan yang jelas dan tidak boleh diklaim sebagai produk halal,” tambahnya.
Respons Publik dan Reaksi Pelanggan
Meski isu ini sempat membuat geger, banyak pelanggan lama Warung Bakso Remaja Gading justru memilih untuk tetap percaya. Mereka menilai reputasi warung yang sudah puluhan tahun berdiri tidak mungkin dirusak hanya karena kesalahan komunikasi sesaat.
Beberapa pelanggan juga berharap agar pihak berwenang segera mengumumkan hasil uji resmi agar tidak menimbulkan spekulasi berkepanjangan di masyarakat.
Penutup: Menunggu Kepastian dan Menjaga Kepercayaan
Isu seputar kehalalan makanan memang sangat sensitif, apalagi bagi usaha kuliner legendaris seperti Bakso Remaja Gading Solo. Pihak keluarga sudah dengan tegas menyatakan bahwa seluruh bahan baku yang digunakan halal, dan kini publik tinggal menunggu hasil uji resmi dari pemerintah kota.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa komunikasi yang kurang tepat dapat menimbulkan kesalahpahaman besar. Harapannya, setelah hasil laboratorium keluar, kepercayaan pelanggan bisa kembali pulih dan Warung Bakso Remaja Gading bisa kembali beroperasi seperti sedia kala.









