Prospek Cerah Saham BBCA: Buyback, Dividen, dan Optimisme Pertumbuhan Kredit

MataBerita – Ketika banyak sektor masih berhati-hati menghadapi ketidakpastian ekonomi global, pergerakan saham BBCA justru menunjukkan sinyal menarik. Di kuartal ketiga 2025, kinerja keuangan bank terbesar

admin

Saham BBCA
Saham BBCA

MataBerita – Ketika banyak sektor masih berhati-hati menghadapi ketidakpastian ekonomi global, pergerakan saham BBCA justru menunjukkan sinyal menarik. Di kuartal ketiga 2025, kinerja keuangan bank terbesar di Indonesia ini mencuri perhatian investor dan analis pasar. Meski laba bersih sedikit terkoreksi secara kuartalan, manajemen perusahaan memberikan sinyal optimisme yang kuat untuk kuartal berikutnya dan tahun depan.

Bukan hanya kinerja fundamental yang solid, tapi juga langkah strategis yang berpotensi mendorong sentimen positif di pasar saham. Dari rencana buyback, peluang dividen yang lebih besar, hingga proyeksi pertumbuhan kredit, semua ini menjadi bahan bakar yang menarik bagi para investor jangka menengah hingga panjang.

Artikel ini akan mengupas secara lengkap performa terbaru Bank Central Asia (BBCA), strategi bisnisnya, dan potensi pergerakan harga sahamnya dalam waktu dekat.

Laba Bersih BBCA Naik, Meski Sedikit Terkoreksi Kuartalan

Pada kuartal ketiga 2025, BBCA membukukan laba bersih sebesar Rp14,4 triliun, naik 1% secara tahunan (YoY), meski sedikit turun 3% dibandingkan kuartal sebelumnya (QoQ). Secara kumulatif, laba bersih selama sembilan bulan pertama 2025 mencapai Rp43,4 triliun atau naik 6% YoY. Angka ini setara dengan 75% dari estimasi konsensus laba tahun 2025, hasil yang tergolong sejalan dengan ekspektasi pasar.

Penurunan kuartalan ini bukan pertanda pelemahan, melainkan hasil dari strategi perusahaan yang lebih berhati-hati dalam penyaluran kredit dan meningkatkan provisi sebagai langkah antisipatif. Dalam earnings call 3Q25, manajemen menyampaikan pandangan optimistis menghadapi kuartal keempat 2025 dan tahun 2026. Optimisme ini didorong oleh proyeksi perbaikan kondisi makroekonomi, peningkatan belanja pemerintah, dan tren penurunan suku bunga.

Strategi Kredit dan CoC: Pertumbuhan Stabil di 2025, Akselerasi di 2026

Pertumbuhan Kredit Tetap Sesuai Target

Manajemen BBCA mempertahankan guidance pertumbuhan kredit 2025 di kisaran 6–8% YoY. Per September 2025, realisasi pertumbuhan kredit telah mencapai angka 8% YoY, menandakan posisi bank dalam jalur target yang sehat.

Penurunan Cost of Credit (CoC)

Cost of Credit (CoC) diproyeksikan berada di level 0,5% pada akhir 2025, lebih rendah dari posisi kuartal ketiga yang sebesar 0,6%. Tren penurunan ini sejalan dengan membaiknya rasio kredit bermasalah (NPL) secara kuartalan setelah sempat meningkat di paruh pertama 2025.

Prospek 2026 Lebih Agresif

Untuk tahun 2026, meski belum ada guidance resmi, manajemen mengindikasikan potensi pertumbuhan kredit yang lebih cepat, yakni di kisaran 8–10%. Faktor pendukungnya antara lain:

  • Volume pinjaman dan CASA yang meningkat

  • Kualitas aset yang lebih baik

  • Potensi penurunan suku bunga dari Bank Indonesia sebanyak 1x pada akhir 2025 dan 3x selama 2026

Dengan kondisi ini, tekanan dari penurunan loan yield diperkirakan dapat tertutup oleh ekspansi kredit yang lebih besar.

Buyback Saham: Sentimen Positif untuk Investor

Langkah strategis lain yang cukup menarik perhatian investor adalah rencana buyback saham BBCA. Manajemen mengumumkan akan melaksanakan buyback senilai hingga Rp5 triliun pada periode 22 Oktober 2025 hingga 19 Januari 2026. Harga pembelian tertinggi ditetapkan Rp9.200 per saham.

Langkah ini umumnya memberi sinyal kepercayaan diri manajemen terhadap fundamental perusahaan dan valuasi sahamnya. Meski jumlah buyback akan sangat tergantung pada kondisi pasar, potensi ini menjadi katalis positif bagi pergerakan harga saham BBCA dalam jangka pendek.

Dividen BBCA: Potensi Naik Seiring Kuatnya Modal

Selain buyback, BBCA juga sedang membahas porsi pembagian dividen tahun buku 2025. Saat ini, dividend payout ratio (DPR) pada 2024 berada di level 67,4%. Melihat kondisi permodalan yang sangat kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 29,9% per September 2025, peluang peningkatan DPR sangat terbuka.

Jika peningkatan DPR benar terjadi, maka hal ini akan menjadi kabar baik bagi investor jangka panjang yang mengincar dividen BBCA sebagai sumber passive income.

Valuasi Saham BBCA Masih Menarik

Kinerja saham BBCA menunjukkan tren positif. Dalam dua hari terakhir hingga 20 Oktober 2025, saham ini sudah menguat 7,9%. Saat ini, BBCA diperdagangkan pada valuasi 3,2x 1-Year Forward P/BV, berada sekitar 2,5 standar deviasi di bawah rata-rata historis 5 tahun terakhir.

Bagi investor yang mencari saham perbankan dengan fundamental kuat, valuasi yang masih di bawah rata-rata historis ini dapat menjadi peluang masuk yang cukup menarik.

Prospek dan Sentimen Pasar: BBCA Bisa Jadi Akselerator

Melihat strategi bisnis, kinerja keuangan, dan sentimen pasar, 3Q25 kemungkinan menjadi titik terendah kinerja BBCA sebelum akselerasi yang lebih kuat di kuartal IV. Prospek penurunan suku bunga, percepatan pertumbuhan kredit, serta aksi buyback dan dividen berpotensi menjadi katalis yang mendorong saham BBCA lebih tinggi.

Penutup: Momentum Menarik untuk Investor

Dengan fundamental yang kokoh dan rencana strategis yang jelas, BBCA berada pada posisi yang sangat kuat untuk menghadapi tahun 2026. Kombinasi antara pertumbuhan kredit, aksi buyback, potensi kenaikan dividen, dan valuasi yang menarik menjadikan saham ini salah satu pilihan menarik di sektor perbankan Indonesia.

Bagi investor, momentum ini bisa menjadi saat yang tepat untuk mulai melirik atau memperkuat posisi di saham BBCA, tentu dengan mempertimbangkan profil risiko masing-masing.

Ikuti Kami di Google News

Related Post

Leave a Comment