MataBerita – Dunia digital kini jadi ladang subur untuk promosi berbagai produk, termasuk tembakau. Dalam setahun terakhir, iklan-iklan rokok makin mudah ditemui di berbagai platform online, dari media sosial hingga situs berita. Dua nama besar yang paling sering muncul dalam pemantauan ini adalah PT HM Sampoerna Tbk dan PT Djarum.
Fenomena ini bukan sekadar kebetulan. Di balik kemunculan ribuan iklan tersebut, ada pola penyebaran masif yang menjadikan internet sebagai “panggung utama” promosi rokok. Temuan ini disampaikan oleh organisasi nirlaba Free Net From Tobacco (FNFT) dan SAFEnet, yang melakukan pemantauan menyeluruh terhadap aktivitas promosi tembakau di dunia maya.
Dalam laporannya, FNFT mengungkap bahwa promosi produk rokok masih sangat gencar, bahkan di tengah regulasi yang semakin ketat. Media sosial seperti Instagram dan YouTube menjadi saluran paling dominan. Ini jelas mengkhawatirkan, terutama mengingat tingginya jumlah anak muda yang aktif di platform tersebut.
Djarum dan Sampoerna Paling Banyak Muncul dalam Aktivitas Pemasaran Online
Menurut perwakilan FNFT, Nia Umar, merek Djarum dan HM Sampoerna muncul sebagai dua merek paling aktif dalam aktivitas pemasaran tembakau di internet.
“Kalau di report yang saya jabarkan tadi, yang paling banyak muncul itu Djarum dan HM Sampoerna, tapi ini baru kebanyakan dicari dari news site,” ujar Nia di Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Data Aktivitas Pemasaran
Dalam periode 28 Juli 2024 hingga 30 Juni 2025, FNFT mencatat ada 7.397 aktivitas pemasaran tembakau yang terdeteksi. Dari jumlah itu, merek Djarum dan HM Sampoerna mendominasi kemunculan iklan secara signifikan.
Media Sosial Jadi Saluran Utama Promosi
Salah satu temuan paling menonjol dari riset ini adalah dominasi media sosial dalam penyebaran iklan rokok:
-
Instagram menyumbang 45,91% dari total aktivitas promosi
-
Disusul oleh platform X (dulu Twitter) dan Facebook
-
Platform lain seperti situs berita, YouTube, dan TikTok juga ikut berkontribusi dalam penyebaran konten pemasaran tembakau
FNFT menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk melacak keberadaan iklan ini, baik yang muncul di media sosial maupun di portal berita daring.
Iklan Rokok Terselubung Masih Marak
Tak hanya iklan terbuka, temuan dari SAFEnet juga mengungkap maraknya promosi terselubung. Wida Arioka dari SAFEnet menyebutkan bahwa banyak konten tembakau dikemas dengan cara “menormalisasi” rokok sebagai bagian dari gaya hidup.
Minim Informasi Bahaya
Masalahnya, konten-konten ini jarang mencantumkan peringatan tentang sifat adiktif nikotin dan bahaya kesehatan yang ditimbulkan. Akibatnya, audiens — terutama anak muda — lebih mudah terdorong untuk mencoba tanpa benar-benar tahu risikonya.
YouTube Jadi “Panggung” Iklan Rokok Terselubung
Platform YouTube juga tak luput dari sorotan. Dalam pemantauan SAFEnet antara Agustus–Desember 2023 dan Maret–Agustus 2024, ditemukan 2.328 iklan produk tembakau yang menyebar di platform ini.
Bentuk Konten Iklan yang Ditemukan
Sebagian besar iklan tersebut muncul dalam berbagai bentuk konten:
-
Ulasan produk: 1.900 video
-
Aktivitas merokok: 209 video
-
Podcast tentang rokok: 76 video
Jenis produk yang paling banyak ditampilkan adalah:
-
Rokok elektrik: 589 konten
-
Rokok konvensional: 146 konten
-
Daun tembakau kering: 219 konten
-
Cerutu: 27 konten
Remaja Jadi Kelompok yang Paling Terpapar
Survei dari Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN) menunjukkan bahwa remaja merupakan kelompok yang paling sering terpapar iklan rokok — 61% di antaranya melalui YouTube. Angka ini memperlihatkan bagaimana promosi tembakau telah menyasar segmen pengguna muda, yang merupakan mayoritas pengguna internet di Indonesia.
Respons Platform terhadap Pelaporan Konten
Setelah ribuan video ini dilaporkan, YouTube memang mengambil beberapa tindakan, tetapi hasilnya belum sepenuhnya efektif. Berikut hasil tindak lanjutnya:
-
1.622 video (70%) dibatasi aksesnya hanya untuk penonton dewasa
-
249 video (11%) dihapus oleh pihak YouTube
-
102 video (4%) dihapus oleh pengunggah sendiri
-
355 video (15%) tidak mendapatkan tindakan sama sekali
Kondisi ini memperlihatkan bahwa celah promosi produk tembakau di internet masih terbuka lebar, terutama lewat platform besar seperti YouTube dan Instagram.
Tantangan Pengawasan Iklan Rokok di Era Digital
Pengawasan promosi rokok di dunia digital bukan hal mudah. Teknologi memungkinkan penyebaran konten dengan cepat dan luas, sementara regulasi belum sepenuhnya mampu mengimbangi dinamika ini. Banyaknya iklan terselubung juga membuat pelacakan menjadi lebih rumit. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, platform digital, dan masyarakat sipil untuk menekan penyebaran promosi tembakau — terutama yang menyasar anak muda.
Penutup: Saatnya Perketat Pengawasan Promosi Tembakau
Maraknya kemunculan iklan tembakau di internet — dengan dominasi Djarum dan HM Sampoerna — menunjukkan bahwa regulasi dan pengawasan saat ini belum cukup kuat. Dengan platform digital sebagai ladang promosi, masyarakat, terutama remaja, menjadi lebih rentan terhadap pengaruh promosi tembakau.
Dibutuhkan langkah serius dan kolaboratif untuk melindungi generasi muda dari dampak buruk konsumsi rokok. Edukasi publik dan penegakan regulasi harus berjalan beriringan agar iklan terselubung tidak lagi menjadi celah yang dimanfaatkan industri.








