MataBerita – Pasar aset kripto kembali menunjukkan dinamika menarik di awal November 2025. Setelah sempat bergerak liar sepanjang Oktober, kini investor dan trader tengah menaruh perhatian besar pada rekomendasi kripto hari ini Senin, 3 November 2025. Apakah Bitcoin masih jadi pilihan utama, atau justru altcoin lain yang mulai mencuri perhatian?
Jika menilik data dalam 24 jam terakhir, pergerakan harga di pasar kripto terbilang cukup fluktuatif. Bitcoin yang selama ini menjadi acuan utama, justru menunjukkan pelemahan tipis. Sementara itu, beberapa aset digital lain seperti DigiByte dan Scroll justru mengalami lonjakan signifikan yang menarik untuk dicermati lebih dalam.
Momentum ini membuat banyak analis memperkirakan adanya rotasi pasar dari aset besar seperti Bitcoin (BTC) ke altcoin yang lebih potensial dalam jangka pendek. Meski begitu, tekanan dari kebijakan moneter global dan faktor institusional masih menjadi penentu arah pergerakan pasar dalam waktu dekat.
Kondisi Pasar Kripto Hari Ini
Dalam laporan terbaru pada Senin, 3 November 2025 pukul 08:00 WIB, Bitcoin (BTC) tercatat melemah tipis sebesar -0,39%, dengan harga berada di kisaran $109.660 atau sekitar Rp1,82 miliar per BTC. Dominasi pasar BTC kini mencapai 59,94%, sedangkan total kapitalisasi pasar aset kripto turun -0,41% menjadi US$3,65 triliun.
Top Gainer dan Top Loser 24 Jam Terakhir
| Top Gainers | Top Losers | ||
|---|---|---|---|
| DigiByte (DGB) | +46,92% | Quack AI (QUACK) | -15,72% |
| Scroll (SCR) | +28,69% | Horizon (ZEN) | -14,58% |
| Aster (ASTER) | +24,93% | Livepeer (LPT) | -14,42% |
Data tersebut memperlihatkan bahwa meskipun Bitcoin sedang melemah, beberapa altcoin justru mencatatkan performa impresif. Ini menjadi sinyal bahwa investor mulai mencari peluang baru di luar aset besar.
Kinerja Bitcoin Sepanjang Oktober 2025
Kinerja Bitcoin pada bulan Oktober 2025 cukup bergejolak. Harga tertinggi sempat menyentuh $126.199, sedangkan titik terendahnya berada di $103.598,43. Namun pada akhir bulan, BTC ditutup di $109.556,16, mencatatkan return bulanan negatif -3,69%.
Padahal, secara historis, Oktober biasanya menjadi bulan yang kuat bagi Bitcoin dengan rata-rata return positif +19,92%. Tahun ini menjadi pengecualian, di mana tekanan pasar dan kebijakan moneter global menyebabkan performa BTC tidak secerah biasanya.
Namun jangan pesimis dulu — secara historis, bulan November dikenal sebagai periode bullish bagi Bitcoin. Berdasarkan data historis, rata-rata return bulanan di November mencapai +42,50%. Jadi, banyak trader yang kini menaruh harapan besar pada kebangkitan pasar di bulan ini.
Pergerakan Institusi: Dana Mulai Keluar dari ETF Bitcoin
Outflow Besar Setelah FOMC
Periode 27–30 Oktober 2025 menjadi momen krusial yang menunjukkan perubahan arah dana institusional. Setelah sempat mencatat inflow kuat selama dua hari pertama (27–28 Oktober), arus dana mulai berbalik arah pasca pengumuman suku bunga oleh The Fed.
Outflow besar terjadi pada 29 Oktober (-$470,71 juta) dan mencapai puncaknya di 30 Oktober (-$488,43 juta). Secara total, tercatat Net Outflow sebesar -$607,36 juta, menandakan sikap hati-hati pelaku institusional terhadap sinyal kebijakan moneter Amerika Serikat.
Kondisi ini mempertegas bahwa arah modal institusional masih sangat bergantung pada keputusan The Fed. Jika nada kebijakan tetap hawkish, tekanan terhadap pasar kripto kemungkinan masih akan berlanjut.
Adopsi Kripto di Indonesia Terus Meningkat
Di sisi lain, kabar baik datang dari dalam negeri. Aktivitas perdagangan aset kripto di Indonesia melonjak pesat dalam dua tahun terakhir. Menurut laporan State of Crypto 2025, Indonesia kini menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan pengguna dompet kripto mobile tercepat di dunia.
Jumlah investor kripto di Tanah Air telah melampaui 18 juta orang, dengan total nilai transaksi mencapai Rp360 triliun sepanjang 2025. Angka ini menandakan bahwa minat masyarakat terhadap aset digital semakin tinggi, terutama di kalangan generasi muda dan investor ritel.
Langkah Strategis Bank Indonesia
Sebagai respons terhadap tren tersebut, Bank Indonesia (BI) kini tengah menyiapkan “stablecoin nasional”, yaitu aset digital yang nilainya didukung oleh Surat Berharga Negara (SBN) dan dibangun di atas CBDC rupiah digital. Langkah ini diharapkan mampu mengintegrasikan teknologi blockchain ke dalam sistem keuangan resmi.
Jika rencana ini berjalan mulus, Indonesia bisa menjadi salah satu negara pertama di Asia Tenggara yang berhasil memadukan stabilitas moneter dengan inovasi blockchain — menciptakan ekosistem finansial yang lebih efisien, inklusif, dan tangguh terhadap guncangan global.
Prediksi Harga dan Rekomendasi Kripto Hari Ini
Untuk rekomendasi kripto hari ini Senin, 3 November 2025, para analis memperkirakan bahwa:
-
Bitcoin (BTC) akan bergerak di kisaran $108.000 – $110.000
-
Ethereum (ETH) berpotensi naik di rentang $3.800 – $4.200
Rekomendasi Altcoin Potensial
Berikut tiga aset yang patut dicermati oleh para trader hari ini:
1. Ethereum (ETH – Layer 1)
-
Entry: Rp64.200.000
-
Take Profit: Rp73.500.000
-
Stop Loss: Rp59.400.000
➡️ Potensi rebound kuat setelah koreksi, cocok untuk swing trade jangka menengah.
2. Uniswap (UNI – DEX)
-
Entry: Rp95.000
-
Take Profit: Rp114.000
-
Stop Loss: Rp89.800
➡️ Aktivitas DEX meningkat, UNI bisa mendapat dorongan tambahan dari volume perdagangan.
3. PENGU (Memecoin)
-
Entry: Rp275
-
Take Profit: Rp375
-
Stop Loss: Rp238
➡️ Memecoin ini sedang naik daun di komunitas global, cocok untuk trader agresif yang siap ambil risiko.
Kesimpulan: Waspadai Volatilitas, Manfaatkan Momentum
Pasar kripto hari ini menunjukkan dua sisi — tekanan dari Bitcoin, tapi peluang besar dari altcoin dan adopsi kripto di Indonesia. Dengan volatilitas yang masih tinggi, trader disarankan untuk tetap disiplin, gunakan strategi manajemen risiko yang matang, dan jangan terburu-buru mengambil posisi.
November bisa jadi bulan yang membawa kejutan besar bagi investor kripto. Tetap pantau perkembangan pasar dan pergerakan institusional, karena arah besar tren kemungkinan akan terbentuk dalam beberapa minggu ke depan.
Disclaimer
Transaksi aset kripto mengandung risiko tinggi dan berpotensi menyebabkan kerugian. Artikel ini disusun berdasarkan riset independen dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau saran finansial. Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing-masing investor.
