Shell Umumkan Buyback Saham $3,5 Miliar: Strategi Balik Modal yang Bikin Investor Makin Percaya Diri

MataBerita – Raksasa energi dunia, Shell plc, kembali jadi sorotan setelah mengumumkan program pembelian kembali saham senilai $3,5 miliar. Langkah besar ini menjadi bagian dari strategi Shell

admin

Shell
Shell

MataBerita – Raksasa energi dunia, Shell plc, kembali jadi sorotan setelah mengumumkan program pembelian kembali saham senilai $3,5 miliar. Langkah besar ini menjadi bagian dari strategi Shell untuk memperkuat nilai perusahaan dan memberikan imbal hasil lebih kepada para pemegang saham.

Bagi para investor, kabar ini tentu bukan hal kecil. Program buyback seperti ini sering kali menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan memiliki arus kas yang sehat, keyakinan tinggi terhadap masa depannya, serta ingin menjaga harga saham tetap menarik di pasar.

Namun, di balik angka-angka besar tersebut, banyak yang penasaran: apa sebenarnya tujuan dari langkah ini? Bagaimana dampaknya terhadap nilai saham Shell, dan apa kata para analis tentang strategi agresif perusahaan minyak global ini? Mari kita kupas lebih dalam.

Shell Jalankan Buyback Saham Senilai $3,5 Miliar

Shell plc secara resmi mengumumkan bahwa mereka akan memulai program pembelian kembali saham (buyback) senilai $3,5 miliar. Program ini akan berlangsung selama sekitar tiga bulan dan bertujuan untuk mengurangi jumlah saham yang beredar di pasar.

Dengan kapitalisasi pasar mencapai sekitar $219,6 miliar, pembelian kembali ini mencakup sekitar 1,6% dari total saham Shell. Saat ini, saham Shell diperdagangkan di level $75,55, hanya terpaut sekitar 1% dari harga tertinggi dalam 52 minggu terakhir — menandakan stabilitas dan kepercayaan pasar terhadap perusahaan.

Semua saham yang dibeli dalam program ini akan dibatalkan, yang berarti jumlah saham yang beredar akan berkurang. Dampaknya, nilai saham yang tersisa di pasar akan cenderung meningkat karena distribusi keuntungan per saham menjadi lebih besar.

Program Buyback Ini Akan Berlangsung Hingga Awal 2026

Shell telah menunjuk satu broker utama untuk melaksanakan dua kontrak pembelian saham di bursa London dan Belanda, dengan total alokasi $1,75 miliar untuk masing-masing kontrak.

Program ini direncanakan selesai sebelum pengumuman laporan keuangan kuartal IV 2025, tergantung pada kondisi pasar global.
Shell juga menegaskan bahwa seluruh transaksi akan dilakukan sesuai aturan pasar Inggris dan Uni Eropa (UK Listing Rules dan EU Market Abuse Regulation).

Jumlah maksimum saham yang bisa dibeli dalam program ini mencapai 500 juta saham, yang merupakan batas maksimal yang telah disetujui oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Tahunan Shell 2025.

Menariknya, broker yang ditunjuk akan melakukan keputusan perdagangan secara independen, tanpa intervensi langsung dari manajemen Shell — langkah yang menunjukkan transparansi tinggi dalam tata kelola perusahaan.

Komitmen Shell untuk Kembalikan Nilai ke Pemegang Saham

Program buyback ini bukan sekadar strategi jangka pendek. Menurut pernyataan resmi, langkah ini merupakan bagian dari strategi alokasi modal berkelanjutan Shell.

Dengan imbal hasil arus kas bebas sebesar 14% dan dividen yang stabil di kisaran 3,79%, Shell menunjukkan posisi keuangan yang kuat. Tak hanya itu, perusahaan ini juga berhasil mempertahankan pembayaran dividen selama 21 tahun berturut-turut, menandakan konsistensi dan ketahanan di tengah fluktuasi industri energi global.

Langkah ini menegaskan komitmen Shell untuk mengembalikan nilai optimal bagi pemegang saham, sekaligus mempertahankan tingkat utang yang moderat — kombinasi ideal bagi investor jangka panjang yang mencari kestabilan dan pertumbuhan.

Analisis dan Pandangan Analis: Campuran Optimisme dan Kehati-hatian

Beberapa analis besar di Wall Street pun memberikan pandangan mereka terhadap langkah Shell ini.

  • TD Cowen menaikkan target harga Shell menjadi $80, setelah memperkirakan laba per saham (EPS) kuartal III 2025 mencapai $1,74, melampaui konsensus pasar di $1,48.

  • Piper Sandler bahkan lebih optimis dengan target harga baru di $87, menilai kinerja perdagangan Shell pada kuartal ketiga sebagai “perkembangan positif” yang menepis kekhawatiran dari kuartal sebelumnya.

  • Namun, Wolfe Research mengambil posisi berbeda dengan menurunkan peringkat Shell dari Outperform menjadi Peerperform, karena kekhawatiran terhadap tingkat utang dan agresivitas strategi buyback.

Meski ada perbedaan pandangan, mayoritas analis tetap memandang prospek Shell positif. Piper Sandler, misalnya, tetap mempertahankan peringkat Overweight dan menyebut arus kas bebas Shell yang kuat sebagai indikator utama keunggulan perusahaan ini dalam hal alokasi modal dan efisiensi operasional.

Strategi Shell: Antara Pertumbuhan dan Efisiensi

Langkah buyback ini memperlihatkan arah baru Shell dalam menyeimbangkan pertumbuhan jangka panjang dan efisiensi modal. Perusahaan tampaknya ingin memperkuat kepercayaan investor, sekaligus menjaga kestabilan harga saham di tengah perubahan pasar energi global yang terus berkembang menuju energi bersih.

Dengan strategi yang lebih fokus dan transparan, Shell terus memperluas pengaruhnya di sektor energi modern, sekaligus menjaga basis investornya tetap solid.

Penutup: Apakah Saham Shell Layak Dilirik Saat Ini?

Melihat hasil analisis dan strategi yang dijalankan, Shell tampaknya berada dalam posisi yang solid untuk mempertahankan performa positifnya. Arus kas yang kuat, konsistensi dividen, dan program buyback besar menjadikan saham ini menarik bagi investor yang mencari stabilitas dan potensi pertumbuhan jangka panjang.

Namun, seperti biasa, investor tetap perlu memperhatikan dinamika harga minyak global dan kebijakan energi hijau yang bisa memengaruhi arah bisnis Shell ke depan.

Jika kamu sedang mempertimbangkan investasi di sektor energi, Shell bisa menjadi salah satu kandidat kuat untuk dimasukkan ke dalam portofolio — terutama bagi mereka yang menghargai kombinasi antara stabilitas, arus kas positif, dan komitmen terhadap pemegang saham.

Ikuti Kami di Google News

Related Post