Target Harga Saham BUMI Naik Tajam, Kinerja Kuartal III-2025 Lampaui Ekspektasi

MataBerita –PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan performa keuangan kuartal III-2025 yang solid. Capaian ini tak hanya memenuhi perkiraan internal analis, tetapi juga melampaui konsensus

Redaksi

Target harga saham BUMI
Target harga saham BUMI

MataBerita –
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan performa keuangan kuartal III-2025 yang solid. Capaian ini tak hanya memenuhi perkiraan internal analis, tetapi juga melampaui konsensus pasar. Kinerja kuat tersebut mendorong kenaikan signifikan pada target harga saham BUMI, terutama setelah perusahaan mengumumkan strategi ekspansi baru di sektor tambang emas dan tembaga.

Analis dan pelaku pasar menilai momentum positif ini dapat memperkuat posisi BUMI sebagai salah satu emiten batu bara dan logam yang tengah mengakselerasi diversifikasi bisnis.

Kinerja BUMI Kuartal III-2025 Melampaui Harapan

PT Bumi Resources—yang berada di bawah Grup Bakrie dan Grup Salim—mencatatkan pendapatan US$ 359 juta pada kuartal III-2025. Angka ini tumbuh 9,2% secara kuartalan (qoq) dan 8,6% secara tahunan (yoy). Dengan begitu, total pendapatan Januari–September 2025 mencapai US$ 1 miliar.

Dalam laporan riset yang dirilis Rabu (12/11/2025), analis Samuel Sekuritas Indonesia, Juan Harahap dan Fadhlan Banny, menyebutkan bahwa kinerja ini sesuai ekspektasi dan telah mencapai 74,6% dari target internal, serta 84,1% dari konsensus analis.

Kontribusi Segmen Batu Bara Masih Mendominasi

Pertumbuhan pendapatan terutama disumbang segmen batu bara, yang menghasilkan US$ 854 juta atau naik 9,2% qoq. Lonjakan ini terbantu oleh kenaikan harga jual rata-rata (ASP), meski volume penjualan Arutmin turun 3,8% qoq menjadi 5,1 juta ton.

Menurut catatan Kementerian ESDM, tren harga batu bara global pada pertengahan 2025 cenderung menguat seiring meningkatnya permintaan dari kawasan Asia Timur. Kondisi ini turut memperkuat pendapatan emiten tambang besar, termasuk BUMI.

Baca Juga:  Harga Logam Mulia Antam, UBS, dan Galeri24 Hari Ini 2 November 2025

Laba Bersih Tumbuh Kuartalan Meski Terkoreksi Tahunan

BUMI membukukan laba bersih US$ 9 juta pada kuartal III-2025, melesat 254,3% qoq meski turun 76,3% yoy. Secara kumulatif, laba bersih Januari–September 2025 mencapai US$ 29 juta.

Juan menjelaskan bahwa perolehan tersebut masih sejalan dengan proyeksi mereka, yakni 67,8% dari target tahunan. “Kami memperkirakan kinerja lebih kuat pada kuartal IV-2025, seiring kenaikan harga batu bara di musim dingin,” ujarnya.

BUMI Caplok Wolfram Limited untuk Diversifikasi Bisnis

Pada November 2025, BUMI mengumumkan akuisisi 100% saham Wolfram Limited, perusahaan tambang emas dan tembaga asal Australia yang memiliki dua aset strategis: Crush Creek dan Mount Carlton.

Detail Aset Tambang Wolfram

Crush Creek

  • Cadangan: 191 ribu ons

  • Sumber daya: 470 ribu ons

  • Kadar: 2,3 g/t

Mount Carlton

  • Cadangan: 129 ribu ons

  • Sumber daya: 197 ribu ons

  • Kadar: 1,4 g/t

Transaksi dilakukan dengan valuasi EV/cadangan sebesar US$ 133/oz—diskon 64% dibanding rata-rata transaksi global.

“Ini adalah akuisisi bernilai tambah yang memperkuat stabilitas laba jangka panjang BUMI serta mendiversifikasi portofolio di luar batu bara,” kata Juan.

Rencana Pengembangan Tambang Emas

BUMI menargetkan produksi komersial Wolfram dimulai Juni 2026, dengan alokasi capex awal US$ 5,8 juta. Pada 2029, BUMI akan membangun fasilitas carbon in leach (CIL) senilai US$ 45,5 juta untuk memperluas produksi emas.

Samuel Sekuritas memperkirakan segmen emas dapat menambah pendapatan hingga US$ 221 juta pada 2027, dengan asumsi penjualan 40 ribu ons pada tahap flotasi.

Target Harga Saham BUMI Naik Menjadi Rp 300

Dengan mempertimbangkan diversifikasi bisnis dan kenaikan potensi pendapatan, Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy untuk saham BUMI. Target harga dinaikkan menjadi Rp 300, yang mencerminkan potensi kenaikan sekitar 50%.

Baca Juga:  Harga Perak Hari Ini Kamis 30 Oktober 2025 Stabil di Rp25.432 Per Gram

Peningkatan nilai ini memperhitungkan tambahan kontribusi laba dari aset emas Wolfram serta kenaikan nilai aset bersih (NAV) seiring meluasnya basis sumber daya emas.

Juan menegaskan bahwa transformasi BUMI menuju perusahaan tambang logam terdiversifikasi dapat mendorong re-rating valuasi, terutama jika harga emas global tetap stabil atau naik di jangka panjang.

Risiko yang Harus Diwaspadai

Beberapa risiko utama yang perlu dicermati meliputi:

  • Penurunan harga batu bara dan emas

  • Perubahan regulasi sektor pertambangan

  • Tantangan eksekusi proyek baru dan integrasi aset akuisisi

Ikuti Kami di Google News

Related Post