Viral!! Siapa Konten Kreator YouTube yang Hina Suku Sunda dan Pendukung Persib Bandung Saat Live Streaming?

MataBerita – Sebuah video live streaming kembali memicu kegaduhan di media sosial setelah seorang pria terekam melontarkan ujaran yang dianggap menghina suku Sunda serta klub

Redaksi

MataBerita – Sebuah video live streaming kembali memicu kegaduhan di media sosial setelah seorang pria terekam melontarkan ujaran yang dianggap menghina suku Sunda serta klub Persib Bandung dan para pendukungnya. Potongan video tersebut menyebar cepat, memancing kemarahan warganet, khususnya masyarakat Sunda dan Bobotoh.

Unggahan bernada provokatif itu langsung menimbulkan pertanyaan besar: siapa sebenarnya sosok yang muncul dalam video tersebut dan apakah benar dia seorang konten kreator? Situasi semakin ramai setelah muncul klarifikasi dari seorang kreator bernama Bigmo, yang namanya ikut terseret karena video viral itu diduga berasal dari kanalnya.

Melalui artikel ini, MataBerita merangkum fakta utama, klarifikasi pihak terkait, serta respons publik yang semakin meluas.

Fakta Utama Insiden Penghinaan Suku Sunda dan Persib Bandung

Sebuah video live streaming memperlihatkan sosok pria yang menyebutkan kata-kata bernada menghina terhadap suku Sunda. Tidak berhenti di situ, pria tersebut juga mengucapkan kata-kata kasar terkait Persib Bandung serta komunitas pendukungnya, Viking dan Bobotoh.

Ungkapan tersebut dinilai menyinggung identitas etnis sekaligus melecehkan klub sepak bola yang memiliki basis pendukung besar. Dampaknya, video itu viral di berbagai platform dan memicu reaksi keras masyarakat.

Respons Awal Publik

Gelombang protes datang dari komunitas Bobotoh, Viking, hingga masyarakat Sunda secara umum. Mereka mengecam tindakan tersebut sebagai bentuk ujaran kebencian yang berpotensi memecah belah persatuan.

Baca Juga:  Queen Sirikit Meninggal Dunia di Usia 93 Tahun, Miss Universe 2025 Terancam Tertunda

Menurut sejumlah komentar publik di media sosial, tindakan seperti ini tidak bisa ditoleransi, terlebih dilakukan di ruang digital yang mudah diakses jutaan orang.

Seorang aktivis literasi digital, dalam wawancara sebelumnya mengenai kasus serupa, pernah mengingatkan bahwa ujaran kebencian berbasis suku atau komunitas rentan memperluas konflik horizontal. Ia menekankan perlunya edukasi dan tanggung jawab dalam konten live streaming yang bersifat publik.

Siapa Pria yang Diduga Menghina Suku Sunda dan Persib Bandung?

Kontroversi semakin berkembang setelah nama seorang kreator konten bernama Bigmo ikut terseret. Banyak warganet mengira dialah sosok dalam video tersebut. Menanggapi hal itu, Bigmo akhirnya buka suara melalui akun pribadinya.

Klarifikasi dari Bigmo

Dalam video pernyataan resminya, Bigmo menegaskan bahwa dirinya bukan orang yang mengucapkan hinaan itu.

Ia menjelaskan bahwa pria dalam video tersebut adalah abangnya sendiri, yang disebut memiliki nama Adimas Firdaus, dikenal juga dengan julukan Resbob.

Beberapa poin penting dari pernyataannya antara lain:

  • “Lagi viral abang gue… gue bikin video ini untuk klarifikasi bahwa itu bukan gue melainkan itu abang gue,” ujar Bigmo.

  • Ia menegaskan tidak setuju dengan kata-kata dalam video tersebut.

  • “Gue sangat ga setuju apa yang dia katakan… gue sangat cinta sepak bola, semua ras,” lanjutnya.

Pernyataan ini menjadi bagian penting untuk meluruskan persepsi publik sekaligus meredam spekulasi yang sudah berkembang di media sosial.

Harapan Agar Pelaku Bertanggung Jawab

Bigmo juga menyampaikan harapan agar abangnya dapat mempertanggungjawabkan ucapannya. Menurutnya, tindakan provokatif semacam itu tidak selaras dengan semangat keberagaman dan sportivitas dalam dunia sepak bola Indonesia.

Reaksi Publik dan Konteks Lebih Luas

Pakar komunikasi digital Indonesia sering menyoroti meningkatnya kasus ujaran kebencian berbasis etnis dan klub sepak bola di media sosial. Berdasarkan laporan pemantauan konten Kominfo dalam beberapa tahun terakhir, kategori ujaran kebencian SARA dan fanatisme bola menjadi dua pelanggaran digital yang paling sering ditemukan.

Baca Juga:  Surya Paloh Dapat “Vitamin” dari Menhan Sjafrie, Sinyal Politik Baru?

Dalam konteks ini, insiden yang melibatkan Adimas Firdaus menambah daftar kasus serupa yang mencerminkan masih rendahnya literasi digital sebagian pengguna internet.

Sejumlah tokoh masyarakat Sunda juga menyerukan agar masyarakat tetap tenang tetapi tidak mengabaikan pentingnya penegakan etika berpendapat. Mereka menekankan pentingnya menjaga harmoni dan menghormati keberagaman suku di Indonesia.

Apakah Kasus Ini Akan Diproses Lebih Lanjut?

Hingga artikel ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang mengenai tindak lanjut laporan atau prosedur hukum terkait video tersebut. Namun, ujaran kebencian berbasis SARA dapat diproses sesuai aturan dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), terutama jika ada laporan dari pihak yang merasa dirugikan.

Pihak berwenang biasanya akan menindaklanjuti kasus serupa apabila konten dianggap memicu keresahan publik atau mengandung unsur provokasi yang dapat menimbulkan konflik.

Kesimpulan

Kontroversi video live streaming bernuansa penghinaan terhadap suku Sunda dan Persib Bandung memicu reaksi besar publik. Sosok dalam video tersebut kemudian diidentifikasi sebagai Adimas Firdaus atau Resbob, setelah klarifikasi tegas dari Bigmo yang memastikan dirinya bukan pelaku dalam video itu.

Kasus ini kembali mengingatkan pentingnya literasi digital, etika berkomunikasi, serta tanggung jawab kreator dalam memproduksi konten publik. Masyarakat diimbau tetap bijak, tidak mudah terprovokasi, dan mengutamakan klarifikasi sebelum menyebarkan informasi.

Ikuti Kami di Google News

Related Post