MataBerita – Pasar modal Indonesia kembali diramaikan oleh kehadiran emiten bank digital baru. Saham Superbank (SUPA) resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 17 Desember 2025, dan langsung menarik perhatian investor sejak awal perdagangan.
Antusiasme pasar terlihat sangat kuat. Pada pembukaan perdagangan, saham SUPA langsung melesat hingga menyentuh auto reject atas (ARA), mencerminkan tingginya minat beli dari investor ritel maupun institusi terhadap prospek bank digital ini.
Pencatatan saham perdana ini menjadi tonggak penting bagi Superbank dalam memperluas akses layanan keuangan, khususnya bagi segmen masyarakat underbanked dan pelaku UMKM yang menjadi fokus utama pertumbuhan bisnis perseroan.
Saham Superbank (SUPA) Resmi Listing di Bursa Efek Indonesia
PT Super Bank Indonesia Tbk resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (17/12/2025). Dalam debut perdananya, saham berkode SUPA langsung mencatatkan kinerja impresif.
Pada awal perdagangan, saham SUPA melonjak sekitar 24,4 persen dari harga penawaran umum perdana dan menyentuh level Rp790 per saham, yang merupakan batas auto reject atas untuk hari pertama perdagangan. Antrean beli tercatat mencapai sekitar 12,49 juta lot di level harga tersebut.
Lonjakan harga ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap model bisnis Superbank sebagai bank digital dengan ekosistem teknologi yang terus berkembang.
Detail IPO Saham Superbank (SUPA)
Harga IPO dan Jumlah Saham
Dalam aksi Initial Public Offering (IPO), Superbank menetapkan harga penawaran sebesar Rp635 per saham. Perseroan melepas sebanyak 4,4 miliar saham baru ke publik.
Jumlah saham yang dilepas tersebut setara dengan sekitar 13 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dari aksi korporasi ini, Superbank berhasil menghimpun dana segar sebesar Rp2,79 triliun.
Dana hasil IPO ini menjadi modal penting bagi perseroan untuk memperkuat struktur permodalan dan mempercepat ekspansi bisnis ke depan.
Pernyataan Manajemen Superbank
Presiden Direktur Superbank, Tigor Siahaan, menyampaikan bahwa pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia menandai babak baru dalam perjalanan bisnis perusahaan.
Menurut Tigor, dukungan pemegang saham serta ekosistem digital yang kuat menjadi fondasi utama bagi Superbank dalam memperluas layanan keuangan digital di Indonesia.
Dengan dukungan pemegang saham dan ekosistem digital yang kuat, Superbank dinilai semakin siap untuk memperluas akses kredit, mempercepat inovasi produk, serta menghadirkan layanan finansial yang aman dan relevan bagi jutaan masyarakat Indonesia. Dana hasil IPO akan digunakan untuk memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang perseroan.
Pernyataan tersebut disampaikan saat seremoni pencatatan perdana saham SUPA di Main Hall BEI, Jakarta.
Alokasi Dana IPO Saham Superbank (SUPA)
Penyaluran Kredit ke Segmen Underbanked
Manajemen Superbank mengungkapkan bahwa sekitar 70 persen dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan sebagai modal kerja. Dana ini difokuskan untuk memperkuat penyaluran kredit ke segmen underbanked, baik nasabah ritel maupun UMKM.
Segmen ini dinilai memiliki potensi pertumbuhan yang besar seiring meningkatnya kebutuhan pembiayaan dan adopsi layanan perbankan digital di berbagai wilayah Indonesia.
Langkah tersebut sejalan dengan upaya peningkatan inklusi keuangan nasional yang terus didorong oleh regulator.
Investasi Teknologi dan Sistem Digital
Sementara itu, sekitar 30 persen dana IPO akan dialokasikan untuk belanja modal. Alokasi ini mencakup pengembangan produk pendanaan dan pembiayaan, digital payment systems, serta penguatan infrastruktur teknologi informasi.
Selain itu, dana juga akan digunakan untuk penguatan sistem operasional serta investasi jangka panjang di bidang artificial intelligence, data analytics, dan cybersecurity guna meningkatkan keamanan dan kualitas layanan digital Superbank.
Respons Pasar dan Prospek Saham SUPA
Kenaikan saham SUPA hingga ARA di hari pertama perdagangan mencerminkan optimisme investor terhadap prospek bisnis Superbank. Tren digitalisasi sektor perbankan yang terus berkembang dinilai menjadi katalis positif bagi kinerja jangka menengah hingga panjang.
Dengan dukungan ekosistem digital dan strategi ekspansi yang jelas, Superbank berpeluang memperluas pangsa pasar di tengah persaingan ketat industri bank digital di Indonesia.
Meski demikian, investor tetap disarankan untuk mencermati kinerja fundamental, strategi pengelolaan risiko, serta konsistensi pertumbuhan bisnis perseroan ke depan.
Kesimpulan
Pencatatan perdana Saham Superbank (SUPA) di Bursa Efek Indonesia menjadi momen penting bagi perseroan dan pasar modal nasional. Dengan dana IPO sebesar Rp2,79 triliun dan lonjakan harga saham hingga ARA di hari pertama, Superbank memiliki modal kuat untuk memperluas kredit, mempercepat inovasi, dan memperkuat layanan keuangan digital.
Saham SUPA pun menjadi salah satu emiten baru yang patut dicermati investor yang melihat potensi jangka panjang sektor perbankan digital di Indonesia.








