MataBerita – Harga perak kembali jadi sorotan di tengah panasnya situasi ekonomi global. Dalam beberapa hari terakhir, logam mulia satu ini terus menunjukkan pergerakan signifikan, seolah mengikuti jejak emas yang mencetak rekor tertinggi.
Banyak investor kini mulai melirik perak bukan hanya sebagai aset investasi alternatif, tapi juga sebagai bentuk lindung nilai terhadap ketidakpastian pasar. Apalagi, ketegangan geopolitik dan ekspektasi kebijakan moneter global makin memperkuat posisi logam mulia ini di pasar dunia.
Menariknya, pergerakan harga perak kali ini tak terjadi secara kebetulan. Ada berbagai faktor besar yang ikut mempengaruhi, mulai dari tensi perdagangan internasional hingga kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat. Nah, biar kamu nggak ketinggalan perkembangan terbarunya, yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Tren Harga Perak Terkini
Berdasarkan data dari CNBC, pada Rabu (15/10/2025) harga perak berjangka tercatat naik 1,26% dan mencapai posisi USD 51,26 per ounce. Kenaikan ini terjadi setelah pergerakan harga emas yang melonjak tajam hingga menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa.
Sementara itu, mengutip laman Logam Mulia Antam, harga perak hari ini justru sempat terkoreksi turun Rp 250 menjadi Rp 28.000 per gram. Sebelumnya, harga perak berada di level Rp 28.250 per gram.
Kenaikan harga emas global ikut memberikan dorongan terhadap pergerakan perak. Ketegangan antara AS dan Tiongkok, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve System, memperkuat sentimen positif pasar logam mulia.
Pengaruh Harga Emas Dunia Terhadap Perak
Harga emas batangan melonjak 1,8% dan mencapai level USD 4.218,29 per ounce pada Rabu. Sementara harga perak spot ikut naik lebih dari 3%. Menariknya, pasar logam mulia di London mengalami keterbatasan pasokan, sehingga mendorong kenaikan harga semakin tajam.
Sebelumnya pada Selasa, harga perak sempat menyentuh rekor tertinggi di atas USD 53,55 per ounce sebelum mengalami koreksi tajam. Kondisi ini menunjukkan betapa volatilnya pasar logam mulia dalam beberapa waktu terakhir.
Kebijakan The Fed Jadi Faktor Penggerak
Imbal hasil obligasi pemerintah AS turun ke titik terendah dalam beberapa bulan terakhir. Ketua Federal Reserve System, Jerome Powell, memberi sinyal bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga lagi sebesar seperempat poin pada akhir bulan ini.
Turunnya suku bunga umumnya menguntungkan logam mulia seperti emas dan perak, karena logam ini tidak memberikan bunga tetapi cenderung menguat saat biaya pinjaman menurun.
Likuiditas Pasar dan Kesenjangan Harga
Pasar perak saat ini sedang mengalami masalah likuiditas, terutama di London. Hal ini membuat banyak pelaku pasar global berburu logam mulia, menyebabkan harga acuan di London melonjak lebih tinggi dibandingkan harga berjangka di New York.
Selisih harga kedua pasar tersebut pada Rabu tercatat sekitar USD 1,05 per ounce. Ini menjadi salah satu alasan mengapa harga perak hari ini terus bergerak dinamis dan sulit diprediksi secara pasti.
Sentimen Pasar dan Investigasi Pemerintah AS
Para pelaku pasar saat ini juga tengah menunggu hasil penyelidikan Pasal 232 oleh pemerintah AS terhadap sejumlah mineral penting, termasuk perak, platinum, dan paladium. Investigasi ini menimbulkan kekhawatiran baru soal kemungkinan tarif tambahan terhadap logam-logam tersebut.
Meski sebelumnya perak telah dibebaskan dari tarif pada April, kekhawatiran akan adanya perubahan kebijakan tetap menghantui pasar.
Lonjakan Harga Logam Mulia di Tahun 2025
Empat logam mulia utama — emas, perak, platinum, dan paladium — masing-masing telah melonjak antara 60% hingga 82% sepanjang tahun 2025. Reli harga ini didorong oleh:
-
Pembelian besar-besaran oleh bank sentral dunia
-
Peningkatan kepemilikan logam mulia di ETF
-
Ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh The Fed
Tingginya permintaan safe haven juga ikut memperkuat reli ini.
Investor Berburu Aset Safe Haven
Ketegangan dagang AS–Tiongkok, ancaman terhadap independensi The Fed, hingga potensi penutupan pemerintah AS mendorong investor mencari perlindungan pada aset aman seperti emas dan perak. Fenomena ini sering disebut “perdagangan penurunan nilai” — di mana investor melindungi asetnya dari risiko nilai mata uang.
Ekonom dari Trafigura Group, Saad Rahim, menyebutkan bahwa lonjakan harga emas dan perak saat ini didorong oleh pembelian fisik besar-besaran dari bank sentral.
“Jika Anda melihat bank sentral, mereka membeli dalam jumlah besar,” ujarnya. Ia menambahkan, kekhawatiran akan utang jangka panjang dan suku bunga rendah membuat investor memandang emas dan perak sebagai penyimpan nilai jangka panjang.
Grafik Pergerakan Harga Perak
Jika dilihat dari grafik harga perak hari ini, tren penguatan masih cukup kuat meski sempat terjadi koreksi ringan. Dalam jangka pendek, volatilitas masih akan tinggi seiring dengan banyaknya faktor global yang mempengaruhi pergerakan harga.
Bagi investor, ini bisa menjadi peluang untuk melakukan strategi beli bertahap atau sekadar menjadikannya aset diversifikasi portofolio.
Harga 1 Gram Perak Hari Ini (16 Oktober 2025)
| Berat (gram) | Harga (Rp) |
|---|---|
| 1 gram | 28.000 |
| 5 gram | 140.000 |
| 10 gram | 280.000 |
| 25 gram | 700.000 |
| 50 gram | 1.400.000 |
| 100 gram | 2.800.000 |
Catatan: Harga dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti kondisi pasar global dan kebijakan moneter dunia.
Kesimpulan: Peluang dan Risiko di Balik Kenaikan Harga Perak
Harga perak hari ini Kamis 16 Oktober 2025 menunjukkan tren positif, meski diwarnai fluktuasi yang tajam. Kombinasi faktor geopolitik, kebijakan suku bunga, serta lonjakan harga emas membuat perak semakin diminati investor sebagai aset safe haven.
Namun, perlu diingat bahwa pergerakan harga perak cenderung volatil. Investor disarankan untuk selalu mengikuti update harga perak murni hari ini, grafik harga perak hari ini, serta kebijakan global yang memengaruhi pasar logam mulia.
Dengan strategi yang tepat, momentum kenaikan ini bisa menjadi peluang investasi menarik dalam jangka menengah hingga panjang.
